Konten dari Pengguna

Lahan Marginal: Tantangan dan Solusi untuk Masa Depan Pertanian Nasional

emy kurnia
Sebagai mahasiswa di Universitas andalas
17 November 2024 12:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari emy kurnia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Tanah Marginal(https://pixabay.com/id/photos/kekeringan-kegersangan-kering-bumi-780088/)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tanah Marginal(https://pixabay.com/id/photos/kekeringan-kegersangan-kering-bumi-780088/)
ADVERTISEMENT
Indonesia menghadapi tantangan besar dalam dunia pertanian dengan adanya jutaan hektar lahan marginal. Lahan ini sering dianggap kurang produktif, tetapi dengan inovasi teknologi dan strategi yang tepat, potensi besar lahan marginal dapat dimanfaatkan untuk mendukung ketahanan pangan dan masa depan pertanian nasional.
ADVERTISEMENT
Menurut Kementerian Pertanian, transformasi lahan marginal menjadi lahan produktif adalah langkah penting dalam mencapai swasembada pangan dan memastikan keberlanjutan pertanian di Indonesia.
Apa Itu Lahan Marginal? Lahan marginal adalah tanah yang memiliki keterbatasan seperti keasaman tinggi, drainase buruk, atau kandungan organik rendah. Contoh lahan marginal di Indonesia meliputi:
1. Lahan Gambut: Banyak ditemukan di Kalimantan dan Sumatra. 2. Tanah Kering: Dominan di wilayah Nusa Tenggara. 3. Dataran Tinggi: Dengan tantangan suhu rendah dan erosi di Sumatra.
Peluang dan Tantangan dalam Mengelola Lahan Marginal Peluang: 1. Mendukung ketahanan pangan nasional. 2. Menyediakan alternatif lahan bagi petani kecil untuk meningkatkan produktivitas. Tantangan: 1. Biaya rehabilitasi tanah yang mahal. 2. Kurangnya dukungan kebijakan spesifik untuk pengelolaan lahan marginal. Menurut artikel ini, salah satu tantangan utama adalah rendahnya kesadaran petani akan teknologi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas tanah marginal. Inovasi dan Solusi untuk Lahan Marginal 1. Teknologi Modern untuk Pertanian: •Biochar untuk memperbaiki struktur tanah dan kapasitas air. •Sistem irigasi tetes untuk efisiensi penggunaan air. •Pupuk hayati yang ramah lingkungan. 2. Tanaman Tahan Kondisi Marginal: •Singkong, sorgum, dan kacang hijau cocok untuk tanah dengan kandungan nutrisi rendah. 3. Teknik Rehabilitasi: •Agroforestri menggabungkan tanaman keras dan tanaman pangan untuk mencegah erosi. •Pengapuran untuk meningkatkan pH tanah yang terlalu asam. 4. Dukungan Kebijakan: Pemerintah perlu menyediakan subsidi pupuk, pelatihan teknologi pertanian, dan insentif bagi petani di daerah lahan marginal. Kesimpulan Transformasi lahan marginal menjadi sumber daya produktif adalah kunci untuk memastikan masa depan pertanian nasional yang berkelanjutan. Dengan kolaborasi antara petani, akademisi, dan pemerintah, serta dukungan kebijakan yang memadai, Indonesia dapat memanfaatkan potensi besar lahan marginal untuk ketahanan pangan.
ADVERTISEMENT