Bulan, Dalang di Balik Tenggelamnya Titanic

Konten Media Partner
1 Februari 2018 14:09 WIB
Tur ke bangkai kapal Titanic (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Tur ke bangkai kapal Titanic (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Euforia Gerhana Bulan Total, Supermoon, dan Bluemoon yang terjadi semalam mungkin masih berasa hingga kini. Maklum, momen tersebut terbilang cukup langka. 152 tahun sekali.
ADVERTISEMENT
Bulan, yang menjadi aktor utama 3 fenomena semalam, mempunyai banyak dampak positif bagi Bumi. Di antaranya adalah memperlambat rotasi bumi, distribusi air laut, penurunan volume laut pasang, dan tentunya sebagai penerang malam.
Namun di balik banyaknya sisi positif tersebut, Bulan ternyata menjadi 'tersangka' dalam kasus tenggelamnya Titanic yang menewaskan ribuan orang. Apa hubungannya? Bukankah Titanic tenggelam karena menabrak gunung es?
Ya, seperti dalam catatan sejarah atau film Titanic, kapal termegah pada masa itu memang menabrak gunung es sebelum tenggelam pada 15 April 1912. Namun, yang menjadi pertanyaan, bagaimana mungkin ada gunung es di jalur pelayaran Titanic?
ADVERTISEMENT
Mengacu dari pertanyaan tersebut, fisikawan dari Texas State University, Amerika Serikat, Donald Olson, memimpin tim astronom forensik dalam meneliti peran Bulan yang sebabkan Titanic karam untuk selama-lamanya.
Sebelumnya, Kapten Edward Smith, dikambinghitamkan sebagai penyebab Titanic menabrak gunung es. Dia mengabaikan peringatan bahwa gunung es besar berada di jalur pelayaran Titanic. Alhasil, 1.517 nyawa melayang atas keabaiannya tersebut.
Kapten Smith, yang notabene adalah kapten paling berpengalaman dalam pelayaran di Atlantik adalah pelaut yang memiliki pengetahuan luas dan sifat was-was. Smith mungkin punya alasan jelas untuk tidak merespons begitu saja soal laporan gunung es tersebut. "Saat itu dia tidak punya alasan untuk percaya bahwa es yang ia hadapi ternyata berukuran sebesar itu," tutur Olson.
ADVERTISEMENT
Lalu mengapa Bulan yang disalahkan?
Supermoon yang nampak di Australia. (Foto: Roger64 via Pixabay (CC0 Creative Commons))
zoom-in-whitePerbesar
Supermoon yang nampak di Australia. (Foto: Roger64 via Pixabay (CC0 Creative Commons))
Menurut ahli kelautan, Fergus Wood, posisi Bulan pada 4 Januari 1912 mencapai titik terdekatnya dalam 1.400 tahun terakhir dan menjadi fenomena Supermoon langka. Sehari sebelumnya, Bumi juga sedang berada dalam perihelium, yaitu titik terdekatnya dengan matahari selama revolusi. Hal itu membuat Bulan dan Matahari berjajar sedemikian rupa sehingga saling meningkatkan gaya gravitasi.
Kombinasi peristiwa tersebut mengakibatkan gelombang pasang tinggi yang memicu gunung es memisahkan diri dari Greenland. Setelah patah dan terbebas tersebut, gunung es mengapung dan terus bergerak hingga mencapai jalur pelayaran Titanic pada pertengahan April. "Konfigurasi semua ini memaksimalkan peran bulan sebagai penyebab terjadinya pasang air laut. Ini benar-benar luar biasa," kata Olson.
ADVERTISEMENT
Gunung es mungkin 'eksekutor' dari karamnya Titanic. Tapi, Bulan adalah 'otak' di balik tragedi nahas tersebut.