Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Ketemu Lalu Hilang: Kisah Tulang Amelia Earhart, Pilot Wanita Pertama
8 Maret 2018 23:35 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:19 WIB
ADVERTISEMENT
Amelia Earhart, pilot perempuan pertama pada era 1930-an. Terkenal dan inspiratif bagi kaum hawa pada masanya.
ADVERTISEMENT
Namun, sosoknya kini lebih banyak dianggap sebagai misteri. Pasalnya, di tengah daya tariknya, dia hilang misterius sejak 1937. Saat itu, ia mencoba mengelilingi dunia bersama rekan pilotnya, Fred Noonan.
Sejak menghilang hingga kini, banyak teori yang mencoba menjawab misteri ini. Yang paling utama, mereka jatuh di laut. Yang kedua, mereka berhasil bertahan namun ditangkap pasukan Jepang. Terakhir, mereka terdampar di sebuah pulau bernama Nikumaroro dan mati sana.
Sebuah penelitian terbaru membuat kemungkinan ketiga ini tampaknya paling mungkin--tapi seperti kebanyakan hal dalam sains, kebenarannya sedikit lebih rumit.
Pulau Nikumaroro dianggap tidak berpenghuni, setidaknya sampai 1938. Pulau ini terbentang sekitar 563 kilometer tenggara Pulau Howland, yang berada tepat di utara khatulistiwa di tengah Samudra Pasifik.
ADVERTISEMENT
"Menurut peneliti dari The International Group for Historic Aircraft Recovery (TIGHAR)--sebuah kelompok yang telah menyelidiki hilangnya Earhart selama 25 tahun--Pulau Nikumaroro dipenuhi dengan artefak yang mungkin berasal dari Earhart atau Noonan," kata Josh Hrala kepada ScienceAlert.
Tombol jaket penerbangan, cermin, lembaran aluminium, bahkan krim anti-bintik yang mungkin milik Earhart. Berdasarkan citra sonar, mereka juga menerka bahwa pesawat Earhart mungkin terletak di lepas pantai pulau itu, sekitar 201 meter di bawah laut.
Penemuan Kerangka di Nikumaroro pada 1940
Tapi bukti paling menarik dari dugaan tim TIGHAR adalah kerangka yang ditemukan di pulau itu pada 1940.
Pada penyelidikan awal oleh tim D. W. Hoodless, pemeriksa medis, tulang-tulang yang ditemukan tersebut kemudian diabaikan di sana. Alasannya karena mereka menduga bahwa kemungkinan besar tulang tersebut adalah laki-laki.
ADVERTISEMENT
Memang, sejumlah pria tewas di Nikumaroro dalam kecelakaan pesawat pada 1929. Jadi, tidak mengherankan jika menemukan tulang laki-laki di sana.
Lalu, tulang-belulang tersebut ditinggalkan dan terlupakan.
Kembali pada Penelitian Terbaru
Pada 1990-an, catatan penemuan tulang di Nikumaroro tersebut dibuka kembali. Berdasarkan catatan pemeriksa medis yang asli, hasil pemeriksaan mengatakan bahwa tulang tersebut lebih mungkin perempuan. Bahkan, cocok dengan tinggi Earhart.
Sejak itu, beberapa ilmuwan telah berusaha untuk lebih akurat memastikan bahwa tulang-tulang itu mungkin memang milik Earhart.
Dalam penelitian terbaru yang dimulai pada 2016, ahli antropologi forensik, Richard Jantz dan Karen Burns, menemukan bahwa morfologi tulang ketika ‘dipulihkan’ dengan menerapkan metode forensik kontemporer dan disesuaikan dengan pengukuran yang dilakukan sebelumnya, tampak konsisten dengan tinggi dan etnis Earhart.
ADVERTISEMENT
Jantz juga menemukan bahwa pengukuran tulang memiliki lebih banyak kesamaan dengan Earhart daripada 99 persen individu lain dalam sampel referensi yang besar. Penelitian mereka tersebut juga telah dipublikasikan dalam jurnal Antropologi Forensik.
Case closed?
Seperti yang dikatakan sebelumnya, ini sedikit rumit. Masalahnya, tidak ada tulang yang benar-benar bisa diperiksa secara langsung untuk kepastian yang sebenarnya.
Penting untuk dicatat bahwa tidak ada yang benar-benar melihat tulang tersebut lagi selama beberapa dekade. Semua analisis mereka hanya berdasarkan pada catatan sekitar 80 tahun lalu, ketika penyelidikan awal di Nikumaroro dilakukan.
Pada akhirnya, kita mungkin tidak akan pernah tahu secara pasti apa yang terjadi pada Amelia Earhart dan Fred Noonan. Tapi kenyataan bahwa Earhart adalah simbol emansipasi dan inspirasi yang nyata pada masanya tidak akan pernah bisa dimungkiri.
ADVERTISEMENT
Selamat Hari Perempuan Internasional.