Konten Media Partner

Ulat Kaki Seribu Berwarna Ini Dapat Membunuh 18 Burung Dewasa

26 Februari 2018 22:11 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Apheloria polychroma (Foto: Zootaxa/Paul Marek dkk.)
zoom-in-whitePerbesar
Apheloria polychroma (Foto: Zootaxa/Paul Marek dkk.)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seekor kaki seribu jenis baru ini mungkin memiliki kombinasi warna yang lebih kaya daripada ulat kaki seribu lainnya. Namun, warnanya yang terang dan mencolok ini sebenarnya adalah peringatan bagi predator yang ingin mengunyah makhluk anthropoda (hewan berbuku-buku) satu ini.
ADVERTISEMENT
Apheloria polychroma, itulah nama yang diberikan pada mereka. Spesies baru ini ditemukan di lantai hutan Pegunungan Cumberland, Southwest Virginia. Karapaks (kerangka luar) berwarna-warni mereka ternyata dilapisi dengan sianida sebagai penghalang bagi unggas predator.
Meski terlihat luar biasa, mekanisme pertahanan ini cukup umum bagi kaki seribu. Berbagai spesies juga dapat mensekresi sianida hidrogen dan sianida benzoil bila terganggu.
Mereka juga melepaskan sejumlah bahan kimia lainnya, seperti mandelonitrile benzoate dan benzaldehyde. Keduanya digunakan untuk tujuan pertahanan/defensif. Ada kemungkinan juga dapat berperan sebagai antibiotik.
Cara kaki seribu menggunakan senjata kimia mereka ternyata bervariasi. Beberapa melakukannya secara pasif dengan meminumnya dari kelenjar mereka, sementara beberapa lainnya berguling untuk meremasnya. Sementara itu, ada juga yang secara aktif langsung menyemprotkannya pada predator.
ADVERTISEMENT
Anehnya, tidak seperti kebanyakan makhluk hidup, kaki seribu kebal terhadap efek sianida. Mereka menghasilkan semua senjata kimia mereka di tubuh mereka sendiri.
A. polychroma telah diberi nama "Colorful Cherry Millipede". Kata ‘Cherry’ di situ sebenarnya tidak terkait dengan warna buah ceri, namun mengacu pada aroma benzaldehida, senyawa organik yang dikeluarkan oleh arthropoda.
Ulat kaki seribu ini turut mensintesis benzaldehida cyanohidrin (mandelonitril) yang kemudian disimpan dalam kelenjar khusus. Ketika merasa terancam, mereka mengeluarkan cyanohidrin, memecahnya menjadi gas sianida hidrogen, yang dilepaskan ke dalam lingkungan sekitar.
Menurut makalah yang menggambarkan spesies baru ini, satu kaki seribu dari genus Apheloria dapat menghasilkan cukup hidrogen sianida untuk membunuh 18 ekor burung seukuran merpati.
A. polychroma cukup berbahaya untuk menghasilkan pewarna aposematik (bersifat mencolok) yang bervariasi. Pewarnaan yang memperingatkan adanya toksisitas dengan setidaknya enam pola yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Penemu A. polychroma, Paul Marek dari Virginia Tech, yang sebelumnya menemukan kaki seribu dengan kaki paling banyak yang pernah ditemukan, mencoba untuk melawan kepunahan anonim (binatang yang hilang dari planet ini tanpa pernah ditemukan). "Sangat penting untuk menggambarkan dan memberi katalog spesies ini sehingga kita tahu peran apa yang mereka mainkan dalam ekosistem," katanya.
Makalah yang menjelaskan penemuan tersebut telah dipublikasikan di jurnal Zootaxa.