Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Video Edukasi: Cara Seru untuk Meningkatkan Konsentrasi Anak
15 Januari 2025 15:04 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari endah windiastuti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam pembelajaran untuk anak usia dini, salah satu tantangan terbesar pendidik adalah menjaga konsentrasi anak. Anak-anak memiliki tingkat konsentrasi yang rendah. Berdasarkan artikel Dewi Arifiani Rahmawati dalam Jurnal Early Childhood Education Papers (Belia) menyatakan bahwa tingkat konsentrasi anak pada usia 1-2 tahun berkisar kurang lebih 5 menit, usia 3-4 tahun 10 menit, dan pada usia usia 5 tahun memiliki durai konsentrasi maksimal 20 menit. Berdasarkan pernyataan di atas, dirasa perlu bagi pendidik baik di sekolah maupun orang tua di rumah untuk menyusun strategi pembelajaran yang menarik bagi anak usia dini agar ilmu yang diberikan dapat bermakna bagi anak.
ADVERTISEMENT
Di era saat ini, penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat dipisahkan lagi. Teknologi bukan lagi hal yang bisa dihindari oleh manusia. Termasuk pada proses tumbuh kembang si kecil. Inilah mengapa perlu dilakukan inovasi pembelajaran yang kreatif dan menarik agar proses pembelajaran menjadi efektif. Salah satu yang bisa dimanfaatkan adalah penggunaan video dalam proses pembelajaran di tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Video menawarkan pengalaman audio visual yang menarik bagi anak-anak. Anak-anak cenderung lebih responsif dan akan meningkatkan konsentrasi mereka pada video yang menarik. Jumlah views video anak-anak di kanal seperti Youtube biasanya mencapai jutaan views dengan durasi 10-20 menit. Ini dikarenakan anak-anak biasanya menonton video yang sama berulang-ulang. Ini menunjukkan bahwa video yang menarik berkontribusi pada tingkat konsentrasi anak dalam menyimak video/ materi pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Lalu bagaimana membuat konten video yang menarik dan efektif untuk anak usia dini? Hal pertama yang harus diperhatikan adalah konten yang disesuaikan dengan usia anak. Konten yang terlalu rumit akan membuat anak kekurangan minat untuk menyimak video. Sebaiknya perhatikan juga frame rate video yang disusun untuk video pembelajaran bagi anak usia dini. Pada video edukasi untuk anak usia dini, frame rate berkisar pada rentang 24-30 fps. Frame rate ini membuat video terlihat nyaman dan nyata di mata anak, dengan pergerakan yang tidak terlalu cepat sehingga materi dalam video dapat ditangkap oleh anak dengan mudah.
Hal selanjutnya yang harus diperhatikan adalah pemilihan elemen video. Pertama, pemilihan warna yang digunakan. Sebaiknya pilih warna-warna primer dan sekunder seperti merah, hijau, biru, oranye, kuning, dan ungu. Hindari warna-warna pastel karena akan membuat anak bingung dengan konsep warna. Warna primer biru hampir mirip dengan warna biru langit, dan memiliki sedikit kemiripan dengan warna pastel hijau keabu-abuan (sage).
ADVERTISEMENT
Elemen selain warna yang harus diperhatikan adalah, pemilihan metode pembelajaran dalam video. Video interaktif seperti mengajak anak untuk bernyanyi, menunjuk, dan menjawab pertanyaan akan menjadi video yang menyenangkan bagi anak. Anak akan merasa terlibat dalam video itu dengan ikut aktif menjawab, menunjuk, dan bernyanyi. Pada konten video pengenalan hewan misalnya. Orang yang ada dalam video bertanya pada anak, "Hewan apakah ini?". Atau ketika anak dilontarkan pertanyaan lain, "Bisakah kamu menunjuk hewan kucing?", dan lain sebagainya. Jadi anak tidak hanya menonton saja, tapi ikut berpartisipasi aktif dengan cara yang menyenangkan.
Perlu diketahui bahwa anak-anak memiliki banyak gaya belajar, salah saatunya adalah belajar dengan melihat dan mendengarkan. Pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi video ini akan mendukung anak-anak yang memiliki gaya belajar auditori-visual. Warna-warna cerah dan gerak dalam video sangat menarik perhatian anak, sehingga mereka akan fokus melihat video di depan mereka.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, pemilihan durasi video juga harus diperhatikan. Sebaiknya video untuk anak memiliki durasi 5-10 menit saja. Konten yang dipilih juga harus disesuaikan dengan minat anak. Pemilihan konten yang menarik tentunya akan menarik minat anak untuk fokus menonton video edukasi. Jika anak merasa antusias ketika menonton video, maka video edukasi tersebut efektif. Sebaliknya, jika anak cepat merasa bosan, maka video edukasi tersebut kurang efektif dan harus dilakukan perbaikan.
Pada akhirnya, teknologi harus dimanfaatkan dengan baik oleh pendidik dan orang tua sebagai bahan pendukung edukasi untuk anak-anak. Tidak mengenalkan anak kepada teknologi adalah hal yang kurang baik, karena anak akan kurang melek teknologi. Namun, memberikan kebebasan penggunaan teknologi bagi anak adalah sikap yang tidak bijak. Semua hal harus dilakukan sesuai dengan porsinya, tidak terlalu sedikit dan tidak berlebihan.
ADVERTISEMENT