Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
SINGAPURA-ISRAEL, antara Cinta dan Benci?
2 Januari 2018 14:00 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
Tulisan dari Endi Febrianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
(02-01-2018) Hasil pemungutan suara telah dilakukan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari kamis 22 Desember lalu terkait pengakuan Amerika Serikat atas Yerusalem sebagai Ibu kota Israel. Sebanyak 179 Negara dilibatkan dalam voting dengan rincian yaitu 9 negara menolak rancangan resolusi, 35 negara memilih abstain dan 135 negara menyetujui resolusi. Salah satunya adalah Singapura. Ya, negara kecil yang bertetangga dengan Indonesia ini melalui duta besar Foo Kok Jwee baru saja menyatakan setuju atas resolusi ini.
ADVERTISEMENT
Sejarah Singapura mencatat, tidak lama setelah Singapura memisahkan diri dengan Malaysia tahun 1965 pendiri Singapura dan sekaligus perdana menteri pertama, Lee Kuan Yew, meminta bantuan Israel untuk membantu mendirikan ketentaraan negaranya. Dan yang menarik, delegasi Israel yang berangkat ke Singapura dilatih oleh seorang fundamentalis Zionis bernama Rehavam Ze’evi, mantan menteri pariwisata Israel, yang akhirnya dibunuh oleh pejuang Palestina dari kelompok PFLP. Ze’evi-lah yang dikatakan menulis ‘blueprint’ untuk tentara Singapura. Selanjutnya, pada tahun Oktober 1968, Lee Kuan Yew menyetujui pembukaan perwakilan dagang Israel di negara tersebut. Setahun berikutnya, secara resmi tahun Mei 1969, Lee memberikan izin pada Israel untuk membuka kedutaannya di Singapura.
Sikap yang diambil Singapura pada hari kamis lalu, memunculkan spekulasi bahwa Halimah Yacob (Presiden ke-8 Singapura) memiliki andil dalam keputusan ini. Seperti yang diketahui, Halimah Yacob adalah presiden muslim perempuan pertama di negeri pengekspor ikan hias nomor 1 dunia ini. Sejauh ini belum diketahui alasan uang menjadi pertimbangan pemerintahan Singapura memilih menyetujui diadakannya resolusi ini, sedangkan selama ini hubungan bilateral Singapura dan Israel cukup harmonis, bahkan Israel memiliki kantor kedutaan di Negeri Singa tersebut hingga sekarang.
ADVERTISEMENT