Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Bertemu Hantu Saat Bulan Puasa, Apa Mungkin?
9 Oktober 2022 19:03 WIB
Tulisan dari Endra Tri Febrian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Konon katanya, setan akan dibelenggu saat bulan puasa tiba. Lantas apakah yang saya lihat sewaktu kecil itu bukanlah setan? Here's the story..
ADVERTISEMENT
Bagi umat muslim, bulan puasa adalah bulan yang sangat dinanti setiap tahunnya. Setiap orang akan berbondong-bondong memadati masjid dan berlomba dalam berbuat kebaikan. Tentu saja euforia ini akan selalu dirindukan, mengingat sebulan penuh kita harus beradaptasi dengan kebiasaan baru. Mulai dari bangun dini hari untuk menyantap sahur sebelum imsak tiba, berpuasa hingga matahari tenggelam, sampai melaksanakan salat tarawih selepas isya tiba.
Generasi milenial mungkin akan familiar dengan kegiatan bernama 'kuliah subuh'. Entah apakah kegiatan ini masih berlangsung hingga kini atau tidak. Singkatnya kegiatan ini adalah tugas tambahan yang diberikan sekolah kepada murid agar lebih aktif berkegiatan selama bulan puasa. Mengingat di bulan ini, biasanya jam belajar di sekolah menjadi lebih singkat apalagi saat menjelang lebaran, sekolah akan diliburkan cukup lama.
ADVERTISEMENT
Kegiatan kuliah subuh biasanya diselenggarakan oleh masjid-masjid di sekitar rumah. Tapi, karena satu dan lain hal, tidak semua masjid menyelenggarakannya. Contohnya saja masjid di dekat rumahku yang berada di RT 02.
Salah satu masjid terdekat yang menyelenggarakan kegiatan ini adalah Masjid Al-Ikhlas yang berada di RT 08. Letaknya sebenarnya tidak terlalu jauh dari tempatku. Hanya berjarak 5 menit dengan berjalan kaki saja.
Kuliah subuh akan berlangsung selepas dilaksanakannya salat subuh berjamaah. Isi kegiatannya adalah mendengarkan ceramah dari ustaz dan kita sebagai jamaah akan menulis ringkasannya pada buku yang sudah disediakan oleh pihak sekolah. Setelah kegiatan selesai biasanya para peserta akan mengantre untuk mendapatkan cap dari DKM masjid tersebut sebagai bukti valid keikutsertaannya.
ADVERTISEMENT
Pasti itu kan yang ada di benak kalian semua? Oh tentu tidak. Mari kita masuk ke inti ceritanya.
Seingatku, waktu itu aku duduk di kelas 3 SD. Selepas menyantap sahur, aku bergegas menyiapkan diri untuk mengikuti kegiatan kuliah subuh di Masjid Al-Ikhlas. Adzan subuh belum berkumandang, aku sengaja bergegas pergi sebelum adzan untuk mengajak dua temanku terlebih dahulu, Rian dan Kusni.
Singkat cerita kami bertiga sudah siap berangkat menuju masjid. Saat di perjalanan, kami melihat ada sederetan rumah kontrakan kosong yang sedang dibangun. Entah kenapa, rumah kosong itu rupanya cukup menarik perhatianku untuk melihat-lihat lebih jauh ke dalamnya. Betapa kagetnya diriku pada saat itu, tepat di sebelah tangga kayu yang biasanya dipake tukang untuk memanjat, berdiri sesosok pocong berbalut kain putih dengan tali yang masih mengikat. Untungnya, aku tak sempat melihat mukanya pada saat itu. Yang kulihat hanyalah dari bagian pinggang ke bawah saja.
ADVERTISEMENT
Ujarku berteriak histeris sembari berlari kencang menuju masjid. Rian dan Kusni juga ikut berlari di belakang.
Sesampainya di masjid, Kusni menanyakan apakah yang kulihat itu benar adanya atau hanya sekadar untuk menakut-nakuti mereka. Mati-matian aku meyakinkannya bahwa apa yang kulihat benar adanya. Syukurnya, bukan hanya aku yang ditampaki, Rian juga ternyata melihat hal yang sama. Ketika kutanya bagaimana kondisi muka pocong tersebut, dia pun menceritakan hal yang sama, bahwa yang dia lihat hanya bagian bawah tubuhnya saja. Entah karena energi sosok itu yang kurang besar untuk menampakkan keseluruhan tubuhnya atau ada alasan lain, yang jelas melihat bagian bawah tubuhnya saja sudah cukup membuatku bergidik kencang dan terngiang-ngiang hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Hari-hari selanjutnya kami putuskan untuk mengambil jalan memutar untuk menghindari deretan rumah kosong tersebut.
Hingga saat ini, jika kami sedang bekumpul dan menyinggung cerita tersebut, Kusni hanya akan terdiam mematung. Seolah masih tidak percaya bahwa apa yang aku dan Rian lihat benar adanya.
Setelah dewasa, aku baru menyadari bahwasannya hantu dan setan itu dua hal yang berbeda. Hantu yang diyakini sebagai arwah orang meninggal yang gentayangan, tak ayal hanyalah bangsa jin yang mungkin menyerupakan sosok yang sangat kita takuti. Tentu saja bagiku dan banyak orang, sosok pocong sangatlah menyeramkan. Perwujudannya yang identik dengan orang meninggal akan membuat siapapun terkencing-kencing jika bertemu dengannya. Bahkan menonton serial televisi 'Pocong Mumun' yang tayang di siang hari bolong pada saat itupun sudah cukup seram. Apalagi melihat perwujudan aslinya di malam hari.
Sementara itu, aku memaknai setan sendiri sebagai sifat yang melekat pada manusia ataupun bangsa jin. Setan akan dibelenggu pada saat bulan puasa memang benar adanya, karena di bulan ini orang akan lebih berusaha menahan hawa nafsunya dan lebih giat beribadah kepada Sang Pencipta. Setan harus bekerja lebih keras jika ingin menggoda manusia di bulan puasa.
ADVERTISEMENT
Jadi apakah mungkin bertemu hantu di bulan puasa? Jawabanku iya, karena aku sendiri mengalaminya.