Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Pengaruh Surat Kabar dalam Membangun Jati Diri Bangsa
21 Februari 2022 15:35 WIB
Tulisan dari Eni Haryati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Media cetak merupakan salah satu media yang digunakan sebagai sarana komunikasi untuk menyampaikan informasi secara efektif. Zaman seperti sekarang ini siapa yang tidak tahu media cetak, tentu saja semua kalangan tahu tentang media cetak. Namun media cetak di era sekarang sudah mengalami perubahan dan sudah digantikan oleh media digital. Lalu bagaimana media cetak pada zaman dahulu dalam membangkitkan jiwa nasional bangsa Indonesia?
ADVERTISEMENT
Tumbuhnya Jiwa Nasionalisme
Para priayi baru pada abad ke-20an mengemukakan gagasan melalui Pers (media cetak). Gagasan yang dikemukakan mengenai berbagai isu perubahan masyarakat, isu tersebut diantaranya tentang peningkatan kehidupan masyarakat bumiputra waktu itu di bidang sosial, budaya, politik dan ekonomi. Selain itu, adanya peningkatan tentang status sosial pada masyarakat. Kata kemajuan mulai populer pada saat itu, dan kemajuan juga diartikan dengan adanya perubahan pendidikan, modernisasi, dan peradaban
Pada saat itu, media cetak merupakan sarana komunikasi dan sebagai sarana partisipasi dalam gerakan kemajuan, emansipasi dan pengaruh terhadap pergerakan nasional. Hal itu juga ditandai dengan adanya peningkatan penerbitan media cetak dengan menggunakan bahasa melayu. Banyak orang-orang Indonesia yang juga ikut andil dalam dunia media cetak, diantaranya Francis dari surat kabar Pemberitaan Betawi, dan Wigger dari Bintang Baru.
ADVERTISEMENT
Pada masa itu banyak bermunculan penerbit dari Tionghoa. Munculnya penerbit dari Tionghoa ini menjadikan surat kabar berkembang semakin pesat. Dalam dunia cetak ini masyarakat Bumiputra ikut mengambil bagian, mereka mulai magang pada jurnalis dan redaktur dari surat kabar Indonesia dan Tionghoa. Dalam perkembangannya, rakyat bumiputra juga mendirikan penerbitan surat kabar. Pada pertengahan abad ke-20 di Batavia penerbitan pertama mulai muncul, yaitu Tirta Adi Surya, Tumenggung Kusuma, dan Pangemanan sebagai redaktur dari Pewarta Priyayi, Kabar Perniagaan, dan Ilmu Tani. Munculnya para jurnalis itulah yang memberikan berbagai wawasan melalui artikel, dan mengungkapkan bentuk solidaritas dari mereka dan para pembaca yang mayoritas adalah seorang pelajar.
Pada tahun 1901, para guru-guru Belanda yang mengajar di sekolah raja Bukit tinggi dan para pelajar kota Padang menerbitkan sebuah majalah bulanan Insulinde. Ketua redaksi majalah Insulinde yaitu Dja Endar Muda yang merupakan wartawan keturunan Tapanuli. Insulinde merupakan majalah pertama yang menyebarkan slogan “Kemajuan” yang disebarkan di daerah Jawa dan Sumatra. Yang menarik dari artikel ini memuat kisah kemenangan Jepang, yang berhasil mengalahkan Tiongkok sebagai negara besar. Kemenangan tersebut menjadikan Jepang memasuki negara maju. Artikel Insulinde tidak hanya memuat tentang Hindia Belanda tetapi juga memuat tentang Asia dan Eropa.
ADVERTISEMENT
Pesatnya surat kabar sangat berpengaruh terhadap kemajuan untuk bangsa Indonesia, seperti Putri Hindia sebagai terbitan pertama yang diterbitkan oleh kalangan wanita. Tumbuhnya jiwa nasionalisme, dan semangat dalam membangun pengetahuan di bidang media cetak. Yang memuat tentang beberapa artikel mengenai sistem pemerintah kolonial dengan melalui surat kabar Utusan Melayu. Majalah Sunting Melayu adalah bukti nyata untuk memajukan kaum wanita, dalam majalah tersebut berisi tentang penggerakan wanita dalam upaya memasuki dunia yang lebih maju tanpa melupakan latar belakang dari kehidupan masyarakat Minangkabau. Selain itu, di Padang banyak anak yang memiliki pendidikan barat menerbitkan majalah Suara Perempuan dengan semboyan kemerdekaan. Yang artinya para perempuan harus ikut berpartisipasi dalam memajukan segala sesuatu tanpa adanya adat yang mengekang.
ADVERTISEMENT
Pada saat itu dunia media cetak sangat bermanfaat untuk masyarakat Bumiputra karena memiliki fungsi sebagai mobilitas pergerakan nasional. Dalam surat kabar harian Sinar Jawa memuat tentang pentingnya menuntut ilmu setinggi mungkin sebagai rakyat kecil. Dalam harian tersebut terdapat beberapa hal penting diantaranya yaitu bangsawan usul yang berarti mereka yang memiliki keturunan dari keluarga (dengan gelar raden mas, raden ayu dan lainnya) dan bangsawan pikiran yang diperoleh melalui pendidikan (dengan gelar dokter, master dan lainnya).
De Express adalah surat kabar yang paling mendapatkan perhatian pada masa pemerintahan Belanda. De Express ini memuat tentang kritikan terhadap sistem pemerintahan Belanda dan adanya propaganda ide-ide radikal. Komite Bumiputra yang terdiri dari Ki Hajar Dewantara, Abdul Mu'is dan Cipto Mangunkusumo mendirikan pembentukan panitia untuk merayakan kemerdekaan Belanda dan Prancis yang ke 100 tahun. Dari pendirian komite tersebut bertujuan untuk mengumpulkan dana dari masyarakat untuk mendukung perayaan kemerdekaan Belanda dan Prancis. Tetapi dibalik tujuan tersebut adanya tindakan untuk mengkritik atas tindakan pemerintah Belanda yang mencari dana dari rakyat pribumi untuk merayakan kemerdekaan.
ADVERTISEMENT