Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Bagaimana Cara Mencegah Stunting Pada Si Kecil?
25 Desember 2019 17:13 WIB
Tulisan dari Eni Martini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hampir semua ibu sepertinya paham arti stunting, yaitu kondisi anak yang gagal tumbuh sesuai dengan kurva pertumbuhan yang dibuat oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Biasanya anak stunting lebih pendek dari anak seusianya, dan ini karena kurangnya asupan gizi ketika anak berada dalam masa periode keemasan (golden age) atau 1000 Hari Pertama Kehidupan.
ADVERTISEMENT
1000 Hari Pertama Kehidupan dihitung semejak anak masih di dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun. Jadi masalah kehamilan, melahirkan, menyusui, dan memberikan MPasi sampai masalah kebersihan lingkungan berperan penting dalam penyebab terjadinya stunting. Soal MPasi ini salah satunya tidak mengandung gizi yang cukup, seperti kekurangan asupan protein.
Ternyata sebegitu pentingnya protein bagi perkembangan si Kecil, dan langsung membuat saya tertegun. Karena kebetulan Binar (14 bulan) sedang dalam masa MPasi dan berada dalam periode keemasan yakni 1000 Hari Pertama Kehidupan. Apakah yang selama ini saya berikan padanya sudah benar, sesuai dengan gizi yang dibutuhkannya? Mengingat Binar paling sering GTM (Gerakan Tutup Mulut), belum lagi kakak-kakaknya sudah besar kadang membawa virus batuk pilek. Biasanya kakak-kakaknya bawa virus dari sekolah, dari lingkungan teman-teman bermainnya.
ADVERTISEMENT
Ngeri banget rasanya membayangkan sampai terjadi stunting, makanya saya bersyukur sekali mendapat undangan dari Kumparan yang bekerjasama dengan Frisisan Flag membuat acara yang penuh dengan sharing ilmu gizi dan juga ada sesi masak resep sehat yang bisa dipraktekan untuk anak-anak di rumah.
Kurang Pahamnya Orangtua Tentang Asupan yang Mengandung Gizi
Sabtu, 21 Desember 2019 bertempat di Mercure Hotel Cikini, bersama Kumparan, Frisian Flag, para ibu (termasuk saya), dan narasumber yakni: dr Diana F.Suganda - Nutrionist, Ir.Subandi Sardjoko, Msc (Bappenas-Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan), dan Chef Astrolem yang akan melakukan cooking demo bersama para ibu, membahas tentang gizi dan bahaya stunting yang masih mengancam anak-anak di Indonesia.
Jangan berpikir stunting hanya dialami oleh masyarakat menengah kebawah, tapi tanpa disadarai stunting juga dialami oleh kalangan menengah ke atas karena kurang paham gizi, dan kebiasaan pola makan yang salah, seperti yang dikatakan Bapak Subandi. Kebiasaan pola makan salah karena masyarakat kita suka yang instan, junkfood.
ADVERTISEMENT
Bahkan salah pengertian kandungan zat besi pada makanan, bayam memang mengandung zat besi tinggi tapi bukan berarti dapat menggantikan hati ayam yang juga mengandung zat besi tinggi. Misalnya ada anak tidak doyan hati ayam, lalu ibu menggantikan dengan sayur bayam. Kata dokter Diana: "Sepotong hati ayam kandungan zat besinya setara dengan 3 mangkuk bayam. Untuk menggantikan sepotong hati ayam, apakah anak mampu makan 3 mangkuk bayam sekaligus?"
Coba bayangkan memakan 3 mangkuk bayam sekaligus untuk mendapatkan zat besi yang setara dengan sepotong hati ayam. Rasanya sulit, terlebih buat seorang anak kecil. Jadi memang sebaiknya jangan sembarangan menggantikan makanan tanpa memahami gizi yang terkandung.
Pentingnya Protein dalam Pertumbuhan Si Kecil
ADVERTISEMENT
Nah, pada sesi sharing ini dokter Diana menegaskan pentingnya protein bagi si Kecil. Kekurangan protein bisa menyebabkan berbagai gangguan, termasuk menyebabkan stunting. Sebab fungsi otak, sistem imunitas akan mengalami penurunan, dan pertumbuhan serta perkembangan anak terhambat akibat kekurangan protein.
Dari mana saja asupan yang mengandung protein? Salah satunya tentu dari ASI ibu, makanya anak dari 0 hingga usia 2 tahun tetap diberikan ASI. Jangan karena sudah MPasi, ibu melupakan memberikan ASI. Alhamdullilah, saya masih memberikan ASI untuk Binar, semoga bisa istiqomah hingga usia 2 tahun.
Bicara soal ASI, Bapak Andrew F.Saputro selaku Corporate Affairs Director Frisian Flag Indonesia menginfokan bahwa kantor Frisian Flag sangat mendukung ASI. Salah satu bentuk dukungan tersebut adalah dengan adanya Nursery Room yang nyaman. Duh, jadi pengen berkunjung ke Nursery Room Frisian Flag deh. Semua dilakukan oleh Frisian Flag agar kebutuhan anak-anak akan ASI terpenuhi dengan baik.
ADVERTISEMENT
Selain ASI, ada daging merah, daging ayam, ikan, telur, susu olahan, tahu, tempe, kacang-kacangan,, dan banyak lagi. Tidak harus membeli yang mahal, jika ibu tidak bisa membeli daging merah, dokter Diana memberi saran bisa menggantikan dengan ikan-ikanan. Ikan-ikan lokal yang kaya akan protein banyak, salah satunya ikan kembung yang harganya sangat terjangkau.
Mencegah Agar Anak Tidak Stunting
Lalu bagaimana caranya untuk mencegah stunting pada si Kecil atau anak?
Dari hasil menyimak acara ini, saya merangkum beberapa cara agar bisa mencegah stunting, semoga bermanfaat:
1. Orangtua harus paham gizi sehingga tidak salah dalam memberikan asupan sehari-hari, dan paham 1000 Hari Pertama Kelahiran sehingga tidak kehilangan masa golden age, dan dapat memberikan gizi yang tepat.
ADVERTISEMENT
2. Pentingnya memberikan ASI pada usia 0-6 bulan, dan lanjut hingga 2 tahun.
3. Usahakan untuk menyediakan atau memasak makanan di rumah yang mengandung gizi lengkap, salah satunya protein hewani seperti ikan.
4. Ciptakan lingkungan yang bersih dan sehat agar si Kecil tidak mudah sakit atau terinfeksi yang bisa menghambat perkembangan dan pertumbuhannya.
5. Konsultasikan ke ahli kesehatan jika mendapati tanda-tanda si Kecil stunting, seperti tinggi dan berat badan tidak sesuai dengan anak seusianya.
Selesai menyimak acara, maka sharing menarik tentang gizi ini ditutup dengan acara seseruan masak bareng Chef Astro. Setiap ibu yang hadir dibagi berkelompok-kelompok berdasarkan tempat duduknya. Memasak lasagna terong ungu ala Chef Astro. Saya semangat sekali karena memang selain penasaran dengan hasil masakan saya, kelompok yang menang dapat voucer belanja senilai Rp2.000.000.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, kali ini kelompok saya tidak menang. Tapi hati tetap bahagia karena bisa tahu resep lasagna yang tidak biasa, memakai terong ungu yang ternyata banyak gizinya loh. Saya bawa pulang sebagian lasagna, anak-anak ternyata doyan sekali. Padahal mereka tidak doyan terong ungu. Insaallah, saya berjanji akan selalu mengusahakan memberi gizi yang terbaik buat ke empat anak-anak saya.
Terima kasih Kumparan dan Frisian Flag untuk undangannya. Dalam rangka hari ibu, belajar seru tentang Gizi. Selamat Hari Ibu!