Kehilangan yang Mengajarkan Arti Cinta

Enis Fauziah
Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta
Konten dari Pengguna
9 Juni 2024 16:33 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Enis Fauziah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Seorang anak perempuan dan cinta pertamanya (sumber : https://pixabay.com)
zoom-in-whitePerbesar
Seorang anak perempuan dan cinta pertamanya (sumber : https://pixabay.com)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tidak ada kata-kata yang mampu menggambarkan betapa besar kehilanganmu dalam hidupku. Setiap hari, aku teringat akan kehangatan pelukanmu, suara lembut yang menghibur, dan kebijaksanaan yang selalu memberi arah pada langkah-langkahku. Ayah adalah fondasi kekuatan, sumber inspirasi, dan teladan sempurna tentang apa artinya menjadi orang yang baik. Kehadiranmu adalah anugerah terindah dalam hidupku, dan kepergianmu meninggalkan kekosongan yang tak tergantikan.
ADVERTISEMENT
Dari kecil hingga dewasa kini, aku tak pernah merasakan kehadiran sosok sepertimu, yah. Terkadang aku merasa iri melihat teman-teman yang disayangi oleh ayah mereka. Setiap pagi, mereka diantar ke sekolah, bahkan hingga kuliah. Aku rindu sekali kehangatan keluarga kita dulu. Setiap kali aku menangis, Ayah yang selalu mengusap air mata, menenangkan, dan membuatku bahagia, meskipun hanya dengan kesederhanaan. Kehadiran Ayah selalu berhasil menghapus semua kesedihan dan rasa takut yang ada.
Kenangan masa kecil itu selalu terbayang di benakku. Saat Ayah dengan sabar mengajarkan cara bersepeda, atau ketika Ayah membacakan cerita sebelum tidur. Momen-momen itu begitu sederhana, namun penuh makna. Ayah selalu tahu cara membuat setiap hari terasa istimewa. Bahkan saat aku merasa gagal atau putus asa, Ayah selalu hadir dengan kata-kata penyemangat yang membuatku bangkit dan bersemangat lagi.
ADVERTISEMENT
Namun kini, aku harus menghadapi kenyataan pahit bahwa Ayah sudah tiada. Setiap kali melihat batu nisan itu, aku merasa seolah dunia ini runtuh. Tidak ada lagi sosok Ayah yang bisa mengusap air mata dan menenangkan hati yang gelisah. Aku harus belajar untuk menguatkan diri sendiri, menghapus air mata sendiri, dan melanjutkan hidup dengan kepergian Ayah. Rasanya sangat berat, namun aku tahu bahwa Ayah tidak akan ingin melihat aku terpuruk. saat sebelum kepergiannya pun ayah sering sekali ingin berniat membelikan aku sepeda baru namun, takdir berkata lain belum sempat membelikan sepeda pun ayah sudah pergi duluan.
Setiap kali merindukan Ayah, aku mencoba mengingat semua kenangan indah yang pernah kita bagi bersama. Kehadiran Ayah tetap abadi dalam setiap detak jantungku. Meskipun tubuh Ayah telah pergi, semangat Ayah selalu ada di sini, bersamaku. Hati ini penuh dengan kesedihan karena tidak bisa lagi berbicara dan berbagi cerita dengan Ayah. Setiap malam, aku sering memandangi langit, berharap bisa menyapa Ayah di sana, di tempat yang lebih indah. Setiap sujud dan doa yang aku panjatkan tidak pernah lepas dari bayangan mu. Terkadang setiap malam aku merasakan kesendirian dan juga aku merasakan ketika dewasa tidak ada tempat pulang buat berkeluh kesah. Rumah rasanya bukan tempat tenang lagi akhir-akhir ini, terkadang bingung buat pulang kemana sekarang. Walaupun ada rumah tapi bukan rumah yang diinginkan buat istirahat.
ADVERTISEMENT
Aku berjanji akan terus berusaha untuk membuat Ayah bangga. Insya Allah, aku akan membahagiakan Mamah dan menemukan keluarga yang hangat. Aku akan menjalani hidup ini sesuai dengan nilai-nilai dan ajaran yang telah Ayah tanamkan. Setiap langkah yang aku ambil akan selalu didasari oleh kebijaksanaan yang Ayah berikan. Aku akan menjadi orang yang baik, seperti yang Ayah selalu inginkan.
Meskipun tanpa kehadiran fisik Ayah, aku merasa Ayah selalu ada di sisi, mengawasi dan memberikan restu. Ayah selalu menjadi teladan bagiku, dan aku akan terus mengingat semua pelajaran hidup yang Ayah berikan. Setiap nasihat, setiap kata-kata bijak, semuanya tertanam dalam hati dan pikiranku. Semua itu menjadi pedoman hidupku, menjadi kompas yang menunjukkan arah yang benar.
ADVERTISEMENT
Dalam setiap pencapaian, aku selalu mengenang Ayah. Saat aku lulus sekolah, saat aku berhasil meraih sesuatu, bahkan saat aku bisa merasakan menjadi mahasiswa dan anak kecil ini nanti akan merasakan wisuda untuk kedua kalinya setelah wisuda SMA.
Aku pernah berfkir ingin rasanya aku memiliki foto keluarga yang sangat lengkap terkadang merasa sepi sekali melihat foto wisuda SMA ku selalu berdua dengan ibuku. memiliki keluarga yang hangat dan penuh rasa sayang didalamnya adalah cita-cita ku dari dulu.
Semuanya terasa kurang lengkap tanpa Ayah di sini. Namun, aku tahu bahwa Ayah selalu bangga di sana. Keberhasilan ini adalah hasil dari doa dan didikan Ayah yang tidak pernah berhenti. Ayah adalah inspirasi terbesar dalam hidupku, dan aku akan terus berjuang untuk menjadi yang terbaik.
ADVERTISEMENT
Kehilangan Ayah memang menyakitkan, namun aku percaya bahwa Ayah telah menjalani hidup dengan penuh arti dan cinta. Warisan terbesar yang Ayah tinggalkan bukanlah harta atau kekayaan, melainkan cinta, kebijaksanaan, dan kenangan yang tak ternilai. Setiap kali aku merasa lelah atau putus asa, aku akan selalu mengingat Ayah dan menguatkan hati untuk terus melangkah maju.
Ayah, aku akan terus merindukan setiap momen yang kita bagikan bersama. Setiap tawa, setiap pelukan, semuanya adalah harta yang tak tergantikan. Aku berjanji akan menjaga Mamah dengan sebaik-baiknya dan menemukan kebahagiaan dalam hidup ini, seperti yang Ayah inginkan. Kehadiran Ayah dalam hidupku akan selalu menjadi cahaya yang menerangi jalan. Terima kasih, Ayah, untuk segala cinta dan pengorbananmu. Meskipun kata-kata ini mungkin tidak cukup, tetapi izinkanlah aku mengatakan bahwa aku sangat bersyukur atas segala hal yang ayah berikan kepada anak terakhir mu ini. Aku akan selalu mencintaimu dan merindukanmu. Tolong ridhoi langkah-langkahku, Ayah.
ADVERTISEMENT