Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengenal Tradisi Melukat
29 Februari 2024 16:59 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Eugenia Natalia Meo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Melukat merupakan upacara pembersihan pikiran dan jiwa secara spiritual dalam diri manusia yang dilakukan secara turun temurun oleh umat Hindu sampai saat ini. Arti kata melukat sendiri terdapat dalam buku Bunga Rampai Pendidikan Karakter Model Agama Hindu, Dr. Drs. I Wayan Suwendra, S.Pd., M.Pd. (2018:66), yakni upacara pembersihan dan penyucian diri secara pribadi (kumparan 8/10/2023). Melukat sendiri merupakan prosesi pembersihan diri secara spiritual menurut agama Hindu, yang sebenarnya boleh diikuti siapa pun tanpa memandang agama apa pun.
ADVERTISEMENT
Beberapa tempat melukat di Bali kerap menjadi pilihan banyak wisatawan untuk menjalankan wisata religi jika berkunjung ke Pulau Bali. Salah satu tempat penglukatan yang menjadi tempat favorit untuk melaksanakan prosesi pembersihan diri adalah Taman Beji Griya Waterfall, Jalan Mawar, Desa Punggul, Abiansemal, Kabupaten Badung Bali. Ketika kita memasuki area taman Beji Griya kita hanya mendengar suara air mengalir dan suara burung, suasananya benar-benar tenang dan teduh.
Jika kita menempuh perjalanan dari luar pulau Bali dengan pesawat dan ingin berangkat ke lokasi penglukatan ini, kita memerlukan waktu sekitar satu jam. Jarak dari Bandara Udara Ngura Rai menuju Taman Beji Griya sekitar 30 km. Saat tiba di lokasi penglukatan, setiap pengunjung yang ingin melaksanakan ritual melukat akan diarahkan oleh pemandu (Bli) untuk mengikuti tahapan-tahapan prosesi melukat. Yang paling pertama kita diminta untuk menyelesaikan pembayaran, untuk melukat sendiri dikenakan tarif 250.000 per orang, di tempat ini juga disediakan beberapa pilihan paket misalnya ada yang ingin melukat saja atau juga ada yang ingin melukat dan healing therapy. Setelah menyelesaikan pembayaran kita akan diberikan kain bisa pilih warna merah atau hijau kemudian diarahkan menuju ruang ganti dan menyimpan barang bawaan kita seperti tas, dompet dan barang lainnya di loker. Akan ada perempuan berkebaya Bali yang membantu kita memasangkan kain.
ADVERTISEMENT
Prosesi melukat dimulai ketika kita sudah berganti dan siap, kita akan diminta untuk menanggalkan alas kaki sebelum mengikuti prosesi dan setiap pengunjung mendapatkan satu orang pemandu (Bli) yang akan menjelaskan seperti apa prosesinya dan apa yang harus dibuat, Bli juga akan membantu untuk mengambil gambar jika kita ingin mengabadikan momen tersebut.
Prosesi ini berlangsung selama kurang lebih 30 menit, pengunjung akan diarahkan berjalan sambil membawa sekeranjang canang sari dan dupa sebagai tanda persembahan syukur. Setiap mendatangi patung dewa-dewi satu per satu, kita meletakkan canang sari dan dupa di depannya, lalu memanjatkan doa dalam hati yang berisi permohonan pribadi, seraya meminta izin untuk bisa melukat di Taman Beji Griya Waterfall ini. Kita akan diinformasikan untuk berdoa sesuai dengan kepercayaan kita masing-masing.
ADVERTISEMENT
Momen yang paling berkesan adalah saat Bli menyuruh kita berdiri di bawah derasnya air terjun kemudian berteriak sekencang-kencangnya sebanyak 3 kali guna mengeluarkan semua emosi dan energi negatif yang ada dalam diri. Tetesan air terjun membahasi tubuh kita sambil menutup mata dan membuka tangan kita diminta untuk mengingat semua kejadian dan peristiwa menyakitkan yang membuat kita sedih, kecewa, marah dan bersiap untuk melepaskan semuanya bersaman dengan aliran air terjun yang mengalir. Lalu kita diarahkan untuk menuju ke air terjun sebelah kiri, sambil tertawa kita diminta untuk mengingat kembali semua momen menyenangkan dalam hidup yang pernah kita lalui sambil berharap bahwa setelah ini segala energi positif akan masuk ke dalam diri kita.
ADVERTISEMENT
Sebelum prosesi melukat berakhir akan ada seorang bapak yang memberikan air kelapa untuk diminum dan di usapkan ke kepala, kemudian Bli akan menempelkan beberapa butir beras di leher dan dahi kita, dan meminta kita memakan beberapa butir. Selanjutnya, Bli memasangkan gelang tridatu. Gelang tridatu ini memiliki tiga warna: putih, merah, hitam. Warna putih melambangkan Dewa Siwa (perusak/pelebur), warna merah melambangkan Dewa Brahma (pencipta), dan warna hitam melambangkan Dewa Wisnu (pemelihara).
Gelang ini diyakini dapat menjauhkan pemakainya dari marabahaya dan melindungi dari segala energi negatif. Biarkan gelang ini copot dengan sendirinya. Ketika lepas nanti, itu artinya perlindungannya sudah selesai.
Setiap orang yang datang ke tempat ini membawa harapan dan juga percaya agar bisa sembuh dari semua emosi, luka batin yang pernah dialami di masa lalu. Suasana alam yang sangat indah juga membuat kita merasa lebih tenang dan menyatu dengan alam.
ADVERTISEMENT