Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Membedah Perubahan Penomoran PSAK 2024
11 Mei 2025 12:16 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Neng Entang Fatimah Iam Nur tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Apa Arti Perubahan Penomoran PSAK 2024 Bagi Praktisi?
ADVERTISEMENT
Tahun 2024 menjadi penanda perubahan penting dalam dunia akuntansi di Indonesia. Meskipun tidak mendapat sorotan luas di media umum, perubahan ini menyentuh jantung sistem pelaporan keuangan nasional. Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) secara resmi mengubah sistem penomoran PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) dan ISAK (Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan), yang mulai berlaku efektif sejak 1 Januari 2024. Perubahan tersebut dilatarbelakangi oleh pengesahan Kerangka Standar Pelaporan Keuangan Indonesia (KSPKI) pada Desember 2022.
ADVERTISEMENT
https://web.iaiglobal.or.id/SAK-IAI/Kerangka
Sekilas, perubahan ini terlihat hanya sebatas administratif—mengganti nomor-nomor dalam daftar panjang standar akuntansi. Namun, bila dicermati lebih dalam, inisiatif ini membawa konsekuensi strategis dan simbolik terhadap upaya harmonisasi akuntansi Indonesia dengan dunia internasional. Sebuah langkah yang patut diapresiasi di tengah dorongan global terhadap keterbukaan, konsistensi, dan efisiensi pelaporan keuangan.
Mengapa Perlu Mengubah Penomoran?
Salah satu alasan utama di balik perubahan ini adalah untuk membedakan standar akuntansi yang mengacu pada IFRS (International Financial Reporting Standards) dan yang tidak. Dalam sistem sebelumnya, tidak ada pembeda yang jelas secara nomor antara standar yang bersumber dari IFRS dan yang bersifat lokal. Hal ini menyulitkan dalam pengelompokan, pelacakan referensi, dan pendidikan akuntansi.
https://www.ifrs.org/
Kini, struktur baru penomoran PSAK dan ISAK menjadi sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
1xx = PSAK yang merujuk langsung pada IFRS;
2xx = PSAK yang merujuk pada IAS (International Accounting Standards);
3xx = PSAK lokal yang dikembangkan untuk kebutuhan khusus Indonesia;
4xx = PSAK syariah;
7xx = ISAK (interpretasi dari standar yang berlaku).
Dengan sistem ini, PSAK 74 (Kontrak Asuransi) yang merujuk pada IFRS 17 kini disebut PSAK 117. Contoh lain, PSAK 16 (Aset Tetap) yang dulu mengacu pada IAS 16 kini menjadi PSAK 216.
https://konsultanku.co.id/blog/perubahan-urutan-nomor-sak
Efisiensi dan Transparansi
Perubahan penomoran ini mendukung transparansi dan efisiensi dalam pendidikan, praktik, serta pembacaan laporan keuangan. Mahasiswa akuntansi, auditor, hingga pemangku kepentingan seperti investor kini bisa lebih mudah mengenali mana standar yang bersumber dari IFRS dan mana yang disusun berdasarkan kebutuhan lokal Indonesia. Tidak ada lagi kebingungan saat membandingkan standar lokal dengan yang diterapkan di negara lain.
ADVERTISEMENT
Kelebihan lainnya adalah efisiensi dalam pelatihan internal dan sosialisasi. Perusahaan yang menjalankan pelaporan keuangan berdasarkan PSAK dapat menyesuaikan dokumen, sistem informasi akuntansi, hingga pelatihan staf secara lebih terstruktur. Selain itu, regulator seperti OJK dan DJP dapat lebih mudah melakukan penyesuaian kebijakan berdasarkan kategori standar yang berlaku.
Menghindari Kesalahpahaman: Substansi Tidak Berubah
Satu hal penting yang perlu ditekankan adalah: perubahan ini hanya menyangkut penomoran, bukan isi atau substansi standar. Ini artinya, prinsip pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan dalam masing-masing PSAK dan ISAK tetap sama seperti sebelumnya. Perusahaan yang sudah menerapkan standar-standar ini tidak perlu mengubah kebijakan akuntansi atau pelaporan mereka, kecuali menyesuaikan dengan nomor referensi terbaru.
Namun, ini juga menjadi pengingat bagi para profesional akuntansi bahwa penyesuaian dokumentasi internal tetap penting. Hal ini agar tidak terjadi miskomunikasi dalam audit, pelaporan pajak, atau penyusunan laporan keuangan konsolidasian, terutama bagi perusahaan multinasional yang mengacu pada standar internasional.
ADVERTISEMENT
Langkah Strategis Harmonisasi Global
Perubahan ini bukan langkah sembarangan. Ia merupakan bagian dari agenda jangka panjang DSAK IAI untuk menyelaraskan standar Indonesia dengan IFRS, yang diterapkan di lebih dari 140 negara di dunia. Harmonisasi ini penting bukan hanya dari sisi teknis akuntansi, tetapi juga dari sudut pandang ekonomi dan investasi. Investor global yang masuk ke pasar Indonesia akan lebih mudah memahami laporan keuangan entitas lokal bila struktur standarnya familier dengan IFRS.
Indonesia bukan pemain tunggal dalam transformasi ini. Negara-negara ASEAN lainnya seperti Malaysia, Singapura, dan Filipina sudah lebih dahulu mengadopsi IFRS secara penuh atau dalam bentuk konvergensi. Dengan sistem penomoran baru, Indonesia menunjukkan komitmennya untuk tetap relevan dan kredibel dalam peta pelaporan keuangan global.
ADVERTISEMENT
Tantangan dan Harapan
Meski terlihat sederhana, perubahan ini menghadirkan sejumlah tantangan. Sosialisasi dan edukasi harus dilakukan secara masif, terutama di sektor UMKM dan daerah yang masih terbatas akses ke pembaruan standar. Perlu ada pelatihan ulang bagi dosen, praktisi, hingga regulator lokal agar pemahaman terhadap PSAK dan ISAK tidak terjebak pada versi lama.
Kita juga tidak bisa mengesampingkan tantangan digital. Banyak software akuntansi lokal yang masih menggunakan rujukan nomor lama. Adaptasi terhadap sistem baru ini membutuhkan pembaruan sistem, pengujian, dan pelatihan pengguna.
Namun, jika dilihat secara menyeluruh, langkah ini layak diapresiasi. Ia adalah bagian dari peta jalan Indonesia menuju tata kelola keuangan yang lebih baik dan kredibel di mata dunia. Transformasi tidak selalu dimulai dari hal besar; kadang ia berawal dari sesuatu yang tampaknya kecil seperti… perubahan nomor.
ADVERTISEMENT