Catatan Singkat Menjelang Satu Tahun Covid-19

Era widianingsih
Aparatur Sipil Negara, Badan Pengawas Obat dan Makanan, Laboratorium Pengembangan Metode Mikrobiologi dan Biologi Molekuler Jabatan Fungsional Pengawas farmasi dan Makanan S1 Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Pancasila
Konten dari Pengguna
29 November 2020 6:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Era widianingsih tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tidak terasa sudah menjelang satu tahun pandemi Covid-19 terjadi. Berdasarkan laporan situasi Covid-19 yang dipubikasikan WHO, pada 26 Februari 2020, kasus Covid-19 pertama dikonfirmasi di China pada 8 Desember. Kemudian Maret 2020 WHO mengumumkan wabah COVID-19 sebagai pandemi. Sampai detik ini pandemi belum juga berakhir. Pandemi Covid-19 memberikan banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Bukan hanya permasalahan kesehatan, masalah ekonomi dan sosial juga tak kunjung usai.
ADVERTISEMENT
Update kasus Covid-19
Situasi pandemi covid-19 belum menunjukkan adanya penurunan. Peningkatan yang terkonfirmasi positif masih terus terjadi dari hari ke hari. Sampai dengan tanggal 28 November 2020, seperti rilis pemerintah, jumlah penambahan yang positif covid adalah 5.418, melebihi pasien yang sembuh (4.527). Sehingga total yang terkonfirmasi lebih dari setengah juta orang (527.999) dengan tingkat kematian mencapai 16.646 orang.
Pemerintah, tenaga kesehatan dan masyarakat masih harus bekerja keras untuk bahu-membahu menghentikan penyebaran virus mematikan ini. Jika tidak, penyebaran virus semakin tidak terkendali mengingat kesediaan vaksin sampai hari ini belum terealisasi.
Sumber informasi Covid-19
Pemerintah, lembaga dan beberapa organisasi terus berusaha menyampaikan berita update mengenai Covid-19 kepada masyarakat. Media yang digunakan yaitu media massa, internet dan media sosial. Harapannya masyarakat mendapat informasi yang lebih akurat dan menghindari berita hoax tentang Covid-19. Berdasarkan survey yang dilakukan PMI, media daring dan media social adalah saluran komunikasi tertinggi yang digunakan masyarakat untuk mendapatkan informasi Covid-19.
ADVERTISEMENT
Kondisi masyarakat
Berdasarkan survei BPS pada September 2020, 17 persen orang Indonesia yakin tidak akan terpapar Covid-19. Jika dilihat dari total 270 juta penduduk Indonesia maka 17 persen setara dengan 44,5 juta orang.
Angka ini menunjukkan bahwa masih ada masyarakat yang belum mendapatkan informasi benar seputar Covid-19. Pemerintah, lembaga dan organisasi non pemerintah sangat berperan dalam pemberian informasi dan edukasi tentang Covid-19.
Berdasarkan survey yang dilakukan CHCD menunjukkan 80 % responden mengalami stress akibat pendemi Covid-19. Masyarakat berbondong-bondong bepergian ke tempat wisata begitu PSBB berakhir untuk menghilangkan stress dan kejenuhan.
Sayangnya masyarakat mulai mengabaikan dan melupakan protokol kesehatan. Hal ini terlihat dengan terbentuknya kluster-kluster baru penderita Covid-19. Untuk itu ajakan untuk melaksanakan protokol kesehatan harus terus digaungkan. Slogan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak (hindari kerumunan) dan mencuci tangan harus senantiasa disampaikan ke masyarakat melalui berbagai media.
ADVERTISEMENT
Tenaga Kesehatan sebagai garda terdepan
Ketua Tim Mitigasi IDI Adib Khumaidi mengatakan, sampai November ini, terdapat 282 petugas medis dan kesehatan yang wafat akibat terinfeksi Covid-19. Kasus tersebut terdiri dari 159 dokter dan 9 dokter gigi, dan 114 perawat.
Kurva peningkatan jumlah terkonfirmasi positif dan kasus meninggal belum ada tanda-tanda melandai. Kapasitas tempat tidur yang terisi pada berbagai rumah sakit di daerah masih meningkat. Bisa dibayangkan betapa semakin beratnya para tenaga kesehatan.
Kondisi ini akan semakin memburuk jika kesadaran masyarakat untuk melaksanakan protokol kesehatan semakin menurun. Peran serta pemerintah dalam menegakan protokol kesehatan di masyarakat saat ini menjadi faktor yang sangat penting. Dengan demikian perjuangan para tenaga kesehatan sebagai garda terdepan Covid-19 menjadi lebih ringan.
ADVERTISEMENT
Ketenagakerjaan
Badan Pusat Statistik (BPS) telah mempublikasi berita resmi statistik tentang keadaan ketenagakerjaan Indonesia, pada Agustus 2020. Menurut survey BPS terdapat peningkatan jumlah pengangguran terbuka (TPT) sebesar 7,07 %, Dengan kata lain dari 100 orang angkatan kerja, terdapat tujuh orang penganguran,
Ilustrasi (Pixabay)
jika dibandingkan data Agustus 2019. TPT adalah indikator untuk mengukur tenaga kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja. Selain itu TPT juga mengambarkan kurang termanfaatkannya pasokan tenaga kerja. Dengan kondisi ini masyarakat harus memutar otak untuk mempertahankan perekonomian keluarga.
Kegiatan Belajar Mengajar
Sejak PSBB pertama yang ditetapkan pada bulan Maret 2020, proses belajar mengajar tidak lagi dilakukan di sekolah. Guru menyampaikan materi pelajaran melalui Daring, selanjutnya dikenal dengan istilah pembelajaran jarak jauh (PJJ). Selain dengan Daring siswa juga diberikan sejumlah tugas yang harus dikerjakan secara mandiri.
ADVERTISEMENT
Sistem PJJ tentunya memberikan banyak pekerjakan rumah bukan hanya untuk siswa, namun juga orang tua. Dalam hal ini banyak orang tua yang tidak siap. Dimana sebelumnya sebagian besar orang tua memberikan tanggung jawab yang hampir penuh kepada sekolah terkait pendidikan anaknya.
Namun dengan PJJ peran utama dimainkan oleh orang tua. Tak disangka ini menimbulkan banyak masalah penyerta. Mulai dari kasus pencurian, kekerasan pada anak bahkan pembunuhan. Tentunya ini menjadi tugas utama pemerintah dan elemen-elemen pendidikan lainnya untuk merancang sistem pendidikan yang efektif sehingga masalah-masalah penyerta PJJ dapat dihindari semaksimal mungkin.
Adaptasi kebiasaan baru
Adaptasi kebiasaan baru atau new normal kini menjadi bagian yang harus dilakukan oleh masyarakat dalam situasi darurat seperti ini. Masyarakat tidak lagi dapat kembali seperti pada masa-masa sebelum pandemi Covid-19.
ADVERTISEMENT
Mereka harus senatiasa menerapkan protokol kesehatan demi kehidupan yang lebih baik. Kedisipilinan adalah kunci utama new normal. Tentunya untuk melaksanakan new normal perlu dukungan dari pemerintah dan seluruh elemen dalam masyarakat.
Kebiasaan baru tersebut terfokus pada penerapan 3M (mencuci tangan, menjaga jarak, dan memakai masker. Konsekuensinya, penerapan 3M tersebut berimplikasi kepada tata kehidupan lain seperti tata cara ibadah, pertemuan, pasar, dan semua aspek lain.