Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
8 Ramadhan 1446 HSabtu, 08 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Magic Chess: Patch Baru dan Bagaimana Player Bisa Menjuarai Tournament
15 Agustus 2020 12:10 WIB
Tulisan dari Eri Muriyan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Game autobattler Magic Chess sudah menjadi bagian dari Mobile Legend Bang-bang selama lebih dari setengah tahun. Tepatnya dimulai sejak 24 Januari 2020. Melawati sesaon 0, season 1, dan sekarang berjalan di season 2. Rasanya tidak pernah bosan, sebab di sela pergantian season itu, selalu ada update patch baru. Berkali-kali update selalu menyuguhkan sesuatu yang baru dan berbeda.
ADVERTISEMENT
Bukti bahwa setiap patch memiliki perbedaan adalah, tidak ada player di LH Cup mulai season 1 sampai 8 yang bisa juara dua kali. Sebagai studi kasus sederhana mengingat LH Cup menjadi patokan tournament terbesar dan terpopuler di scene autobatler ini. Season berganti, player-player yang punya nama masih sama-sama bermain. Tapi mengapa tidak ada nama player yang benar-benar bisa popoler sejak awal sampai sekarang? Jawabannya adalah karena setiap patch unik dan berdampak pada gameplay player yang berbeda-beda pula.
Beberapa kenangan bisa kita angkat kembali. Kenangan patch yang memunculkan meta-meta terbaik dan populer. Sekaligus membawa playernya menjuarai tournament. DR di LH Cup S1 dengan Asasinnya misalnya. Lalu Syurga dengan Guardian Elfnya. Kemudian Avenue dengan Eva 2 Dragon Altar. Qenn dengan Ragnar 3. Sensor dengan Benny 2 Summoners. Beberapa contoh sekilas di LH Cup. Mungkin juga Rychard dengan Freya MM di MCIC.
ADVERTISEMENT
Beberapa catatan player di atas, menggambarkan bahwa setiap patch adalah game baru. Tidak butuh update yang terlalu besar untuk mengubah game. Satu update revamp Luo Yi di season 2 sekarang saja sudah bisa mengubah game dan meta-meta tournament. Apalagi bila update patch terjadi secara kompleks dengan nefr dan buff juga comander serta sinergi baru.
Karena setiap update baru adalah game baru, di sini lah celah untuk player baru bisa tampil. Ini adalah hari baru. Semua sama. Siapa yang bisa beradaptasi paling cepat dan menguasai sinergi serta menghasilkan gameplay terbaik, ia akan menjuarai tournament dan berpotensi meraup achivement sebanyak-banyaknya. Pertanyaannya, apakah sesederhana itu? Kenyataannya tidak.
Ada kenyataan yang harus diterima. Di game apapun, siapa bisa start lebih dulu memainkan game tersebut dia jelas memiliki jam terbang lebih tinggi. Artinya player sejak season 0 bila dia terus bermain sampai saat ini, tentu makronya tidak bisa disamakan dengan player baru. Pengalamannya akan sinergi, power, gameplay, momen penyisihan dan tournament, hingga mental berbeda.
ADVERTISEMENT
Hal semacam ini bisa dilihat misalnya dalam contoh lain bagaimana team-team esport selalu berusaha start lebih dulu daripada team lain apalagi player pada umumnya untuk menyiapkan playernya memainkan game baru. RRQ misalnya menyiapkan veteran Point Blank untuk memainkan Valorant sejak awal rilis sebelum populer dengan tujuan menguasai gamenya dan bisa berhasil memenangkan permainan dengan pengalaman dan strategi terbaik melebihi player atau team lain. Namun team FPS Morph lebih kuat dan juara. Bisa ditebak, League of Leagend Wild Rift belum muncul, pastilah team-team esport sudah menyiapkan player. Setidaknya membidik player incarannya demi start paling awal.
Player dengan jam terbang lebih tinggi memang berpengalaman. Mereka memiliki keunggulan. Namun player baru dengan patch baru juga tidak kalah, apa kelebihannya. Ia bebas, ia fresh dari bayang-bayang meta dan strategi lama. Hal yang diketahui player baru adalah meta dan strategi terbaik untuk patch saat ini. Itu yang ia mainkan. Apalagi dalam scene game yang berumur panjang, player baru juga berkonotasi positif dengan player muda. Ada bagus ada kurangnya.
ADVERTISEMENT
Lalu bagaimana memaksimalkan dua kondisi player di atas? Jawabannya adalah latihan. Tidak ada yang ajaib dalam sebuah kompetisi. Kalau ada hanya sepersekian persen alias sangat kecil. Hal yang paling jelas adalah seberapa keras, efektif, dan juga efisien porsi latihan seorang player, itu berbanding lurus dengan prestasi.
Kalau kamu merasa bukan player lama, kita sudah tahu, latihannya tentu saja harus jauh lebih banyak daripada player umumnya. Jam terbangnya harus lebih tinggi. Setidaknya di patch terbaru. Sebaliknya player lama harus beradaptasi. Relatif meninggalkan meta dan strategi lama. Tidak bisa kukuh pendirian menggunakan meta lama di patch baru. Bisa-bisa yang terjadi bukan mendominasi melainkan bunuh diri. Ini kontekstual. Makanya patch baru adalah arena baru.
ADVERTISEMENT
Saya membuat strata player Magic Chess. Paling rendah adalah player baru yang benar-benar baru memaikan game magic Chess sebagi game genre autobattler. Lalu player baru yang serius push rank. Lalu player baru yang serius push rank tapi pernah memainkan game autobatler lain, tentu saja akan start dengan gameplay yang berbeda. Lalu player yang memasuki scene kompetitif tournament. Lalu player yang sekaligus memasuki komunitas kompetitif tournament. Terakhir barangkali player inti dari komunitas kompetitif. Lainnya bisa ditambahkan. Semisal player utama komunitas yang memiliki management kompetitif; ada jadwal, ada coaching, ada porsi latihan terukur, ada evaluasi, ada apresiasi nyata, dan semacamnya.
Pada titik inilah, latihan menjadi kunci seorang player berbeda dari player lainnya. Di scene MLBB barangkali ada Lemon dan Oura yang start di awal game dengan porsi latihan yang berbeda. Pertama konsisten dan yang kedua secara gila-gilaan push latihan. Di generasi yang berbeda ada Celiboy, Udil, Sans. Di tengah-tengah ada LJ dan R7. Bila ingin tahu bagaimana mereka mendapatkan performa terbaiknya, jawabannya adalah latihan yang keras. Meski team atau lingkungan mempengaruhi, tetap saja latihan individu player adalah kuncinya. Player dengan porsi latihan sesuai rolenya secara keras, efektif, dan efisien akan menemukan performa terbaik. Player sesudah menemukan performa terbaik dan tidak bisa beradaptasi di patch terbaru apalagi tidak ada usaha latihan keras, kehilangan performanya. LJ dan R7 adalah contoh berhasil sementara Udil adalah contoh yang gagal dalam beradaptasi.
ADVERTISEMENT
Dalam game Magic Chess, sebenarnya player-player yang hilang juga bisa kita sebut nama-namanya. Namun karena namanya tidak benar-benar berada di puncak, lebih baik pembaca sendiri yang mengira-ngira nama-nama yang dikenalnya. Siapa yang naik dan siapa yang hilang karena tidak bisa beradaptasi dan siapa yang bisa muncul karena porsi latihan yang benar-benar keras, teratur, efektif, dan efisien.
Sedikit gambaran porsi latihan di Magic Chess. Saya pernah meminta beberapa player menulis prioritas pick sinergi. Urut dari yang terkuat dan berpotensi memberi poin tinggi di tournament. Hasilnya berbeda-beda dari satu player dengan player yang lain. Jawabannya adalah karena makro setiap player berbeda dan bisa jadi pengalaman player menggunkan sinergi juga berbeda. Dalam Magic Chess, sinergi adalah senjata yang kita pakai berperang, sementara gameplay adalah bagaimana kita menggunakan senjata itu. Seberapa lincah kita menggunakan senjata, agar berhasil membunuh lawan dari ronde ke ronde, mengiliminasi lawan dari match ke match, ditentukan seberapa tinggi jam terbang latihannya. Lalu siapa yang paling benar prioritas pick sinerginya? Jawabannya tidak bisa tertulis. Hanya realitas hasil rekap skor di tournament yang bisa menjawabnya.
ADVERTISEMENT
Sebagai penutup, porsi latihan bisa bermacam-macam. Rank bisa dijadikan latihan untuk menguasai semua sinergi. Bagaimana ngebuild sinergi tertentu hingga seorang player paham betul sebuah sinergi. Paham mana yang digunakan dan mana yang tidak. Mana yang perlu digunakan lebih dulu mana yang tidak. Pertanyaan hanya menjadi jawaban fana. Tapi latihan dengan percobaan secara langsung menjadi jawaban pasti.
Apakah latihan di rank itu bisa menjadi patokan? Kita sudah tahu bersama. Strata player rank dan tournament berbeda. Maka ada scrim. Bermain bersama player dengan strata yang sama. Apakah efektif? Bisa iya bisa tidak. Tergantung bagaimana player menangkap pengalaman di scrim. Sebab scrim dengan komunitas yang sama tetap memiliki kelemahan, karena bisa jadi perkembangan gameplay dan sinerginya relatif sama. Harusnya scrim juga dilakukan dengan komunitas lain. Rank dan scrim terus-terusan perlu diselingi dengan menonton. Jangan salah, menonton gameplay final tournament yang disiarkan live juga merupakan sebuah latihan tanpa sadar. Di sana ada pengamatan lapangan dengan kaca mata yang luas. Terakhir, apa yang paling efektif? Sebenarnya adalah melalui itu semua sekaligus terjun langsung di tournament. Rank, scrim, menonton memang gratis. Sementara terjun tournament memerlukan modal, ada yang dipertaruhkan, ada yang diperjuangkan. Tapi tournament adalah kondisi nyata medan laga pertandingan.
ADVERTISEMENT
Semakin banyak latihan, semakin bagus. Semakin banyak pengalaman semakin bagus. Semakin banyak catatan semakin bagus. Semakin banyak ketemu momen dan lawan yang berbeda, serta modal juga pengorbanan, mental semakin bagus. Latihan adalah kunci.
Sekian ulasan umum tentang pondasi seorang player bisa menjuarai tournament. Bahasan lebih detail, teknis, dan case to case agaknya bisa dilakukan melalui coaching. []