Konten dari Pengguna

Surat Untuk Mbak Rara Istiati Wulandari Dari Saya Penjual Es Boba

Eri Muriyan
Eri Muriyan. Kadang mengamati video game dan esport. Seringnya memberi makan kelinci pagi dan malam.
24 Maret 2022 22:47 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Eri Muriyan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Surat Untuk Mbak Rara Istiati Wulandari Dari Saya Penjual Es Boba
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Selamat pagi, siang, sore, juga malam, Mbak Rara. Menyesuaikan kapan mbak Rara membaca surat ini. Baik saat panas di siang bolong, mendung tanpo udan, gerimis, udan tanpo mendung, pas arep udah gede, ataupun pas udane ora roto mbak Rara membacanya, apapun suasananya salam kagum saya sampaikan untuk Mbak Rara.
ADVERTISEMENT
Selain Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono, lalu hujan yang dieksplorasi Kukuh Prasetya Kudamai lewat lagu-lagu pop jawanya, ternyata ada perempuan seperti mbak Rara yang berteman dengan hujan tidak kalah romantis.
Kemunculan Mbak Rara di sirkuit Mandalika sungguh amat menginspirasi saya. Mbak Rara muncul seperti tokoh-tokoh dengan kekuatan super di film-film Marvel, karakter ajaib di manga dan anime, atau kisah-kisah orang sakti yang dulu diceritakan almarhum kakek saya.
Oh ya, perkenalkan nama saya Eri Muriyan, Mbak. Seorang penjual es boba, kopi, dan minuman rasa-rasa di pinggir jalan sekitaran Pasar Gentongan, Kabupaten Klaten. Cuma kota kecil di tengah-tengah Solo dan Jogja yang saya yakin Mbak Rara tidak akan pernah kesini sebab jarang ada perhelatan penting berskala nasional apalagi internasional.
ADVERTISEMENT
Mbak Rara yang saya kagumi, maaf, saya lancang menulis surat ini. Saya bukan siapa-siapa. Cuma kerja ikut orang yang punya usaha boba dan es. Sebuah usaha kecil-kecilan yang sangat tergantung pada kondisi cuaca. Kalau pas seharian panas kadang laris, tapi kalau pas setengah hari saja gerimis apalagi hujan, pastilah omset turun drastis.
Mbak Rara, menurut saya, Mbak Rara itu ajaib lho. Lebih ajaib daripada Pak Jokowi yang menjadi media darling tanpa tanding di negeri ini. Bayangkan saja Pak Jokowi yang sudah menjajal trek Mandalika, dibangunkan patung bak pembalap beneran, juga memberikan trofi juara MotoGP Mandalika 2022 kepada Miguel Oliveira, seolah kalah pamor di hari itu dan hari-hari setelahnya. Pak Jokowi yang naik ke podium, Mbak Rara cuma berjalan di lintasan, Pak Jokowi yang mestinya disorot malah tenggelam di bawah pesona ajaib Mbak Rara.
ADVERTISEMENT
Mbak Rara dibicarakan di mana-mana. Di angkringan saat saya mampir sepulang jualan, di luar negeri, dan semua media sosial tanpa terkecuali. Kalau saja Pak Erick Thohir, Sandiaga Uno, atau Airlangga Hartanto tahu akan viral sedahsyat itu, mungkin mereka akan dengan senang hati mengiringi Mbak Rara merapal mantra saat menghalau hujan. Bahkan, gini ya Mbak, bahkan mungkin saja lho Pak Jokowi pun rela bila jaket merah bertulis G20 Indonesia 2022 Recover Together Recover Stronger yang beliau kenakan akan dibikin couple agar dikenakan Mbak Rara saat menjalankan tugas teramat penting sebagai pawang hujan saat itu juga.
Tapi siapa juga yang tahu, mungkin hanya Mbak Rara sendiri yang bisa tahu sebelum kejadian tiba, meramal viralnya diri Mbak Rara sendiri, seperti Mbak Rara pernah meramal beberapa artis dan tokoh politik. Saya yakin Mbak Rara juga akan dengan senang hati bila Pak Jokowi meminta mengenakan jaket itu. Toh Mbak Rara sudah sejak lama dekat dengan teman-teman ProJo.
ADVERTISEMENT
Sekali lagi saya mau bilang kalau Mbak itu ajaib. Hanya butuh satu sosok seperti Mbak Rara untuk menyingkirkan semua isu penting, kejadian viral selain Mbak Rara menjadi tidak viral lagi. Siapa itu Vicky Prasetyo dan Azka Corbuzier, siapa itu Thomas dan Fikri, apa itu Paris Fashion Week, apa itu minyak goreng mahal? Semua fana, Mbak Rara nyata, jaya di darat dan udara!
Mbak Rara, saya sebenarnya tidak tertarik dengan MotoGP, tapi gara-gara Mbak Rara saya jadi tahu kalau Marc Marquez gegar otak, salah sendiri sih dangdutan sehari sebelum balapan. Saya nggak punya kuota untuk nonton live streaming. Tapi demi Mbak Rara saya nekat tanpa malu minta password wifi IndiHome di tempat fotokopi persis seberang jalan tempat saya jualan boba. Meski tentu saja sebenarnya password wifi itu rahasia agar tidak bocor ke warga sekitar. Syukurnya, si pemilik fotokopi dengan baik hati berbagi wifi IndiHome dengan saya. Kecepatan internetnya saya pakai nonton cuplikan-cuplikan aksi ajaib Mbak Rara mengendalikan hujan.
ADVERTISEMENT
Dunia sekarang memang butuh internet cepat, tapi keadaan saya tidak mencukupi Mbak untuk beli kuota belasan giga per bulan. Saya jualan boba dibayar harian, kecil. Kambing milik tetangga yang saya pelihara masih lama gemuknya. Saya harus ngarit, mencari rumput setidaknya sampai lebaran kurban baru dapet uang lumayan. Ternak kelinci yang saya geluti sebagai sampingan juga baru mulai seumur jagung. Jangankan kuota buat hiburan, buat WhatsApp aja kadang-kadang cuma bisa buat ngirim chat, nggak bisa buat ngirim gambar atau foto.
Tapi kadang-kadang sih bisa beli kuota internet satu giga lima hari kalau pas bos lagi baik hati dan ngasih bonus. Tentu saja pas seharian panas dan jualan laris. Nah ini sih Mbak yang sebenernya mau saya sampaikan di surat saya ini. Kok malah kemana-mana. Maaf, ngapunten.
ADVERTISEMENT
Mbak Rara yang ajaib, saya kagumi, dan menjadi idola saya yang baru menggantikan idola lama para crazy rich yang ternyata afiliator trading bodong. Ya gimana nggak ganti idola ya Mbak, wong semua yang mereka pamerkan ternyata palsu gitu. Mbak Rara kan asli otentik tidak mengada-ngada. Lho, ealah Mbak, malah cerita sampai hal ini juga. Maaf. Namanya wong cilik yang cuma bisa berharap punya uang banyak tanpa usaha ya kayak saya gini. Dapat bayaran tiga digit kayak mimpi bagi saya.
Kembali ke maksud dan tujuan saya Mbak. Mbak Rara, jualan boba dan es-es kayak saya ini sangat berharap cuaca panas. Paling tidak di area pasar atau desa Gentongan ini. Area lain hujan ora urusan. Iya Mbak, sungguh.
ADVERTISEMENT
Saya sudah pernah mencoba menaburkan garam ke atas genteng rumah emperan yang saya pakai jualan dan jalanan, hasilnya hujan tidak mau berhenti. Cara itu konon dulu dipakai kakek saya pas ada hujan dan angin lebat. Ternyata nggak ngaruh.
Mbak Rara, tolong, saya mau minta tolong. Saya nggak minta Mbak Rara untuk jauh-jauh datang ke Klaten dan menghentikan hujan di desa daerah saya jualan. Saya tahu jadwal Mbak Rara sekarang padat. Enggak Mbak, enggak.
Mbak Rara pasti sudah mulai memperkuat personal branding Mbak sendiri sebagai pawang hujan kelas internasional. Nggak usah lagi main tarot, rahasia hoki dan keberuntungan segala. Sudah harus mulai mencari tim desainer grafis, editor YouTube, atau bahkan manager artis untuk mengarungi industri hiburan agar diundang acara TV dan YouTube di mana-mana.
ADVERTISEMENT
Mbak bisa belajar berselancar di dunia hiburan tanah air dari Vicky Prasetyo. Dia mulai viral 2013, tapi sudah hampir sepuluh tahun tetap eksis. Hebat. Atau soal konten, bisa belajar dari Bu Ningsih Tinampi, yang punya tim piawai mengemas dunia spiritual ghaib jadi enak ditonton. Kalau YouTuber terkenal, pastilah Mbak juga sudah dihubungi termasuk banyak seleb dan influencer untuk kolaborasi konten.
Konon meraih sesuatu hal yang besar itu susah Mbak. Kecuali karena keberuntungan. Saya juga nggak tahu sih, cuma kata orang, saya belum mengalami. Dan lebih susah lagi, mempertahankannya.
Baiklah cukup saya ngalor-ngdul. Mbak Rara, saya cuma mau minta tolong Mbak Rara bikin tutorial menghentikan hujan seperti saat melakukannya di sirkuit Mandalika kemarin. Mantranya apa, alat-alatnya apa, syarat-syaratnya yang sederhana dan simpel aja ya Mbak. Plis. Dibikin di IG story atau TikTok ndakpapa mbak. Tips-tips sederhana saja nggak perlu panjang-panjang kayak podcast di Spotify atau YouTube.
ADVERTISEMENT
Oh ya deng jadi ingat, tadi aku nonton Mbak di Close The Door ngobrol bareng Om Deddy, tapi ada yang kurang sih. Lain kali atau di podcast lain, boleh dong Mbak Rara spill mantra dan peralatan ritual menghentikan hujan. Pasti akan sangat berguna bagi saya dan para penjual boba serta minuman es di seluruh penjuru Indonesia.
Sekarang eranya berbagi tips-tips dan tutorial gitu mbak. Siapa tahu kan pawang hujan bisa jadi profesi alternatif baru anak muda di tahun-tahun ke depan Mbak.
Sekian surat ini saya tulis di malam jumat kliwon. Matur suwun Mbak Rara.
Salam dari saya. Lelaki kepalang tanggung yang jualan boba, kadang mencari rumput, dan lagi mencoba mengamati esport. []
ADVERTISEMENT