Anak Tsanawiyah Jadi CEO Uchi Parfum yang Menggurita

Dr. Erianto N, SH. MH.
Atase Hukum KBRI RIYADH
Konten dari Pengguna
6 Juli 2023 11:20 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dr. Erianto N, SH. MH. tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Anak tsanawiyah jadi CEO perusahaan parfum. Foto: Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Anak tsanawiyah jadi CEO perusahaan parfum. Foto: Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebelum tahun 2003 mungkin tidak banyak yang kenal nama Zul Aidi selain keluarga serta teman sekolah di kampung. Pria bersahaja tertua dari tujuh bersaudara yang biasa dipanggil Edi ini terlahir sebagai anak petani di Batu Balantai Canduang sebuah kampung kecil kaki Gunung Merapi Bukittinggi lima puluh tahun silam.
ADVERTISEMENT
Karena faktor ekonomi itu jugalah Edi kecil memutuskan hanya sekolah sampai tsanawiyah demi kelanjutan sekolah adik-adiknya dan memilih merantau mengikuti kerabat dan belajar menjahit di pasar Blok M Jakarta, berjualan pakaian kaki lima sambil menjadi tukang jahit di toko boutique, serta terakhir berjualan gorden di pasar Kosambi Bandung.
Setelah berkeluarga dengan seorang Elga Marlinda sesama perantau minang di Bandung, sekitar tahun 2003 demi meningkatkan ekonomi keluarga Elga dengan persetujuan Edi yang masih berjualan gorden mulai belajar bisnis isi ulang parfum kepada kakak kakaknya di Villa Parfum dan Aromania Parfum sekaligus dengan mengumpulkan modal seadanya mereka membuka satu toko baru sendiri dengan nama Uchi Parfum diambil dari nama panggilan anak pertama mereka.
ADVERTISEMENT
Beberapa bulan setelah melihat perkembangan usaha parfum yang membaik dan potensial akhirnya Edi fokus mengurusi toko parfum dan meninggalkan usaha gorden dan menjahit. Berbekal dari toko pertama di Jalan Marga Cinta Nomor 263 yang tidak lepas dari bimbingan Villa dan Aromania Parfum, Edi mulai mengelola usaha bersama istri, mempelajari cara berjualan yang baik sehingga pelanggan tertarik, mengelola keuangan dengan ketat yang memisahkan peruntukan hasil penjualan kepada pengembalian modal, kebutuhan keluarga dan pengembangan usaha.
Berbekal keseriusan berusaha, pengelolaan keuangan yang baik yang dilandasi oleh prinsip memuliakan orang tua dan mengutamakan musyawarah dalam keluarga akhirnya Edi yang hanya tamatan Tsanawiyah ini mulai membuka toko Uchi Parfum kedua, ketiga dan seterusnya dibantu oleh adik-adiknya.
Anak tsanawiyah jadi CEO perusahaan parfum. Foto: Dok. Pribadi
Setelah usaha parfum mulai menampakkan perkembangan positif tidak membuat Edi lupa diri namun justru mulai mengajak paman, kerabat dan teman sekampung untuk mulai bergabung di Uchi Parfum bahkan tidak sungkan ikut meminjamkan modal asalkan punya modal dasar untuk sewa toko dan bayar etalase kaca sebagai tempat pajangan bibit dan botol parfum dengan bayar cicilan dalam waktu tertentu seperti yang dialami oleh Erianto Owner Uchi Parfum Cabang Depok tahun 2012 yang saat itu baru selesai mengikuti tugas belajar S2 di Universitas Indonesia dari Kejaksaan Agung.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data pusat Uchi Parfum di Bandung terhitung sampai syukuran ulang tahun ke-20 Uchi Parfum tanggal 1 s/d 3 Juli 2023 di Pantai Pangandaran seluruh toko Uchi Parfum tercatat 382 dengan Owner belasan orang yang semua terikat hubungan keluarga dan pertemanan sekampung dengan sekitar 600-an orang karyawan baik di gudang atau toko.
Uchi Parfum sudah menyebar di luar kota Bandung seperti Garut, Ciamis, Tasikmalaya, Banjar, Cianjur, Sukabumi, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Jakarta, Banjarnegara, Purbalingga, Kudus, Pati, Jepara, Probolinggo, Purwokerto, Pekalongan, Kediri, Cialacap, Solo, Yogyakarta dan kota lainnya sampai Banyuwangi bahkan keluar pulau jawa dari Aceh, Medan, Pekanbaru, Padang, Bukittinggi, Batam, Kepri, Jambi sampai Palembang, serta pernah di Makassar Sulawesi Selatan.
ADVERTISEMENT
Dalam menjalankan usaha isi ulang parfum di bawah Edi selaku CEO bersama para owner lainnya yang sepintas terlihat seperti franchise karena keseragaman outlet dan produk seperti KFC,Pizza Hut dll namun Uchi Parfum mengelola dengan sistem kekeluargaan, mengedepankan musyawarah, merangkul seluruh yang terlibat dalam usaha sehingga semua memiliki tanggungjawab sebagai usaha bersama.
Meskipun demikian banyak suka duka yang dialami Uchi Parfum Grup, tidak semua toko yang dibuka bisa maju bahkan cukup banyak yang ditutup atau dipindah ke lokasi baru yang tentu merugi apalagi di musim pandemi Covid-19 selama tiga tahun sebagai masa sulit merugi.
Namun berkat semangat kebersamaan yang selalu ditanamkan oleh Edi kepada seluruh owner dan rekan usaha (bukan disebut anak buah sebagai bentuk penghargaan dan kedekatan) yang ada di toko untuk selalu semangat, memperbaiki penampilan diri, penampilan toko, pelayanan, kebersihan, promosi yang kuat di media sosial diiringi doa semua bisa dijalani.
ADVERTISEMENT
Dengan tagline “Together Be Happy”, Edi selaku CEO Uchi Parfume menyemangati seluruh peserta kegiatan ultah yang dihadiri sekitar seribu orang keluarga besar Uchi Parfum “Dengan bergabung kita bisa banyak belajar untuk bisa sukses ke depan, inilah wadah belajar, bersosialisasi dan meningkatkan kemampuan diri, ke depan lebih sukses hendaknya, masak sebanyak ini gak ada yang jadi pengusaha sukses ke depan”.
Sementara Elga selaku perintis sambil berlinang air mata ikut menceritakan suka duka awal berusaha dari nol berucap dan mengingatkan untuk jangan sampai lupa diri, “semua karena Allah bukan karena kita. Oleh sebab itu, mari saling bersyukur membantu orang terutama keluarga dekat, tetangga dekat seperti yang dilakukan pak Zul Aidi” yang disambut semangat dan haru seluruh peserta sambil teriak “Hidup Uchi Parfum” berkali kali.
ADVERTISEMENT
Selamat Ulang Tahun ke-20 tahun Uchi Parfum, Ada Di mana Mana, Beli Sekali Wanginya Berkali-Kali, Together Be Happy.