Ikhtiar Panjang Mewujudkan Penghafal Al Quran

Dr. Erianto N, SH. MH.
Atase Hukum KBRI RIYADH
Konten dari Pengguna
15 November 2023 16:07 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dr. Erianto N, SH. MH. tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Al-quran. Foto: Din Mohd Yaman/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Al-quran. Foto: Din Mohd Yaman/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Alhamdulillah, sekarang tempat menghafal Al Quran atau lebih akrab disebut tahfizh sudah menjamur di setiap nagari (desa) di Sumatera Barat. Bukan hanya itu, tahfizh juga mulai menjamur di daerah lain di Indonesia yang mayoritas muslim termasuk juga menjalar ke sekolah tingkat SD/MI, MTsN/SMP--persebaran itu ditandai dengan adanya kegiatan wisuda tahfizh meskipun yang ikut rata-rata juga sudah ikut tahfizh di luar sekolah.
ADVERTISEMENT
Kegiatan tahfizh yang awalnya merupakan program unggulan dari boarding school atau akrab disebut sekolah islam terpadu, ternyata cukup efektif memancing sekolah biasa untuk ikut berkompetisi.
Bukan hanya itu, kegiatan ini sekaligus menjadi sarana untuk menarik siswa untuk mendaftar di sekolah tersebut. Bahkan, Taman Pendidikan Al Quran (TPA) yang ada di masjid atau musala yang berfokus pada baca tulis Al Quran--sekarang juga sudah menambahkan program tahfizh.
Pesantren tradisional yang fokus mempelajari kitab kuning juga ikut-ikutan mengembangkan program tahfizh. Selain sebagai penerus syiar Islam dan melatih generasi cerdas Islam, pendiri tahfizh juga ingin mewujudkan pesan almarhum orang tuanya tentang anak-anak penghafal Al Quran.
Ibnu Nazar tiga tahun silam di Bingkudu Nagari Canduang Koto Laweh, sebuah kampung lereng gunung marapi Bukittinggi 15 November 2020 silam yang sekarang Alhamdulillah masih berjalan dengan biaya gratis 100%.
Ilustrasi Al-quran. Foto: Din Mohd Yaman/Shutterstock
Pendanaan program tahfizh yang sudah dimasukkan ke sekolah atau tempat tahfizh yang dipungut biaya tentu tidak sulit, karena sudah terintegrasi dengan program sekolah. Sedangkan untuk tahfizh yang dikelola oleh pribadi, keluarga, yayasan, atau masyarakat yang didanai secara swadaya masing-masing sedikit beruntung dengan dapat sokongan dari pemerintah melalui Baznas atau bantuan insidentil pemerintah lainnya.
ADVERTISEMENT
Tentu ini menjadi persoalan, sehingga tidak sedikit pengelola tahfizh gratis kewalahan mencarikan pendanaannya apalagi bila mengandalkan dukungan masyarakat dengan menyesuaikan aspek perekonomian masyarakat pedesaan yang bisa melemah dan menjadi kendala serius dalam kelanjutan tahfizh.
Dalam posisi demikian, kreativitas dan keikhlasan pengelola untuk mencarikan pendanaan diperlukan agar operasional tahfizh tetap berjalan--dan tentu saja itu menjadi salah satu tantangan keberlanjutan tahfizh.
Pendanaan sebenarnya bukanlah masalah utama dalam pengelolaan tahfizh, karena sebagai muslim beriman--pengelola pasti memahami ayat pada surat Al Ankabut 69: "dan orang-orang yang bersungguh sungguh dalam mencari keridhoan kami, pasti kami tunjukkan jalan kami, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang berbuat baik”.
Sehingga meskipun sulit, tapi tahfizh tetap bisa berjalan tergantung dari niat serta keikhlasan pengelola. Apakah mementingkan substansi kegiatan sehingga biaya bisa diminimalisir atau seremoni kegiatan dengan biaya cukup merepotkan.
Ilustrasi Al-quran. Foto: G.Tbov/Shutterstock
Permasalahan utama tahfizh sebenarnya adalah menjaga konsistensi para penghafal untuk tetap berdiri di jalan yang sudah dipilih dengan berbagai ujian, mulai dari kondisi berbeda mengiringi kemajuan zaman, perkembangan teknologi, gadget, medsos yang setiap waktu di tangan mereka, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Belum lagi anak-anak harus melawan rasa capek, lelah, dan jenuh karena di samping menghafal Al Quran, mereka harus tetap berpacu untuk mengikuti pelajaran sekolah lainnya termasuk harus bekerja membantu orang tua.
Menghafal Al Quran bukanlah hal sederhana seperti menghafal rumus ilmu eksakta atau definisi ilmu sosial namun merupakan kalimat suci dari yang maha kuasa. Boleh percaya atau tidak silakan saja dipraktikkan, menghafal Al Quran itu sangat sulit--bila kita masih sering melakukan hal yang dilarang agama, misalnya tidak menjaga salat.
Begitu juga hafalan akan hilang bila tidak selalu diulang-ulang sehingga kegiatan tahfizh tidak bisa dianggap sudah diwisuda bila hafal 1 juz atau 2 juz. Maka itu, akan bertahan selamanya namun mereka harus terus menghafal dan menghafal.
ADVERTISEMENT
Karena itu, penulis termasuk yang berpandangan kegiatan wisuda tahfizh dengan meriah justru berdampak kurang baik dari sisi anak yang menganggap dirinya sudah selesai.
Ilustrasi Al-quran. Foto: Gatot Adri/Shutterstock
Hal tersebut bisa membuat anak malas melanjutkan, serta dari segi pendanaan yang dibiayai bukan dari pemerintah itu merupakan pengeluaran besar yang kurang pas dan lebih mengutamakan penampilan dari substansi.
Tanpa disadari kegiatan menghafal Al Quran selain ibadah mulia, juga merupakan sarana terbaik untuk menjaga anak dari melakukan hal-hal yang bertentangan dengan nilai agama.
Namun, banyak juga anak muda yang cenderung menjaga semua ibadahnya seperti salat berjemaah, irit berbicara, bahkan tidak sedikit menjaga puasa sunah. Tanpa disadari kebiasaan menghafal Al Quran memudahkan mereka dalam menghafal pelajaran sekolah, karena seperti yang disampaikan banyak pakar bahwa otak itu ibarat gunung es dalam laut semakin digali semakin besar potensi yang ada salah satunya dengan melatih hafalan.
ADVERTISEMENT
Karena itu, bersyukurlah para orang tua yang anaknya sudah mau bergabung dan menjadikan dirinya sebagai penghafal Al Quran.
Meski demikian, para penghafal Al Quran bukan berarti lulus dari ujian. Karena selain menghafal, mereka juga perlu menghayati apa yang dihafal dan mengamalkan nilainya dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak sedikit kita melihat orang yang menghafal Al Quran termasuk yang terjun ke dunia politik, tindakan dan ucapan mereka jauh dari nilai-nilai Al Quran.menjadi cemooh di masyarakat-- sehingga perlu bagi pengelola tahfizh untuk mengingatkan kepada yang sudah terjun ke masyarakat untuk berhati-hati.
Sebab, akan lebih besar celaan orang yang paham tapi tidak mengamalkan ajaran Al Quran termasuk balasan dari yang kuasa
ADVERTISEMENT
Semua tentu tugas mulia dan berat bagi yang sudah mengambil pilihan menjadi bagian dari kegiatan penghafal Al Quran dan semoga Allah mudahkan. Wallahua’lam bisshawab.