Konten dari Pengguna

Rayakan HBA dengan Mengenalkan Kejaksaan pada Ekspatriat Indonesia di Riyadh

Dr. Erianto N, SH. MH.
Atase Hukum KBRI RIYADH
22 Juli 2024 14:34 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dr. Erianto N, SH. MH. tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dok: Erianto
zoom-in-whitePerbesar
Dok: Erianto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam rangka memperingati ulang tahun kejaksaan yang dikenal Hari Bhakti Adhyaksa ke-64 Tahun 2024 mengusung tema "akselerasi Kejaksaan untuk mewujudkan penegakan hukum modern menuju Indonesia emas”.
ADVERTISEMENT
Maka, Atase Kejaksaan sebagai satu satunya insan adhyaksa yang diperbantukan pada Kedutaan Besar Republik Indonesia Riyadh Arab Saudi yang nomenkalturnya disebut Atase Hukum tidak mau ketinggalan dengan mengenalkan kejaksaan pada ekspatriat Indonesia--antara lain PMI kurang beruntung yang berada pada penampungan KBRI Riyadh dan kepada keluarga besar Sekolah Indonesia Riyadh.
Bertindak sebagai pembina upacara di hadapan ratusan anak-anak tingkat TK sampai SMU, majelis guru, dan komite Sekolah Indonesia Riyadh pada hari Minggu 21 Juli 2024--Atase Kejaksaan Dr. Erianto Nazar SH. MH sengaja memakai seragam kejaksaan untuk mengenalkan kejaksaan.
Begitu juga saat mengadakan bakti sosial berupa siraman rohani dan makan malam bersama PMI di penampungan, ternyata kebanyakan mereka asing dengan seragam tersebut, termasuk lembaga kejaksaan. Selama ini hanya mengenal Atase Hukum KBRI yang sudah sering hadir membantu dan membimbing mereka.
ADVERTISEMENT
Kenyataan ini bisa dimaklumi mengingat, anak-anak sekolah kebanyakan lahir dan besar di Arab Saudi mengikuti pekerjaan orang tua. Begitu juga para PMI yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga, ada yang sudah puluhan tahun bekerja di luar negeri, dan juga berasal dari daerah pedesaan.
Bersama anak-anak di Riyadh. Dok: Erianto
Hal tersebut membuat belum begitu banyak berinteraksi dengan kejaksaan, sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi Atase Kejaksaan untuk hadir bervariasi dengan wajah kejaksaan selain seragam resmi seorang diplomat pada kedutaan.
Di hadapan siswa-siswi SIR, Kejaksaan dikenalkan sebagai lembaga pemerintah setingkat menteri--dan satu-satunya yang berwenang melakukan penuntutan (membawa ke pengadilan) semua perkara pidana.
Berwenang juga mengungkap perkara korupsi sambil menjelaskan apa dan bagaimana dikatakan korupsi, melakukan perampasan aset koruptor, mengawasi aliran kepercayaan, peredaran barang cetakan, sebagai pengacara negara dan lainnya sesuai UU Kejaksaan Nomor 16 Tahun 2004 jo UU Nomor 11 Tahun 2021.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, Atase Kejaksaan menjelaskan kenapa 22 Juli merupakan spesial bagi kejaksaan--karena meskipun sudah ada sejak zaman Majapahit dengan istilah Dhyaksa dengan tugas sebagai pengawas pemerintahan yang dilakukan Patih Gadjah Mada, sudah terdapat istilah Jaksa masa Kesultanan Cirebon, Officier Van Justitie masa Hindia Belanda.
Istilah Prosecureur General juga sudah tertuang dalam UU 7 tahun 1947 Tentang Kekuasaan Mahkamah Agung dan Kejaksaan Agung, namun Kejaksaan memutuskan tanggal 22 Juli 1960 karena saat itulah kejaksaan menjadi lembaga mandiri terlepas dari peradilan.
Sebagai motivasi mereka untuk terus belajar, berprestasi sambil mempelajari tentang indonesia baik pemerintahan, teritorial, budaya dan keberagaman lainnya, Atase Kejaksaan memotivasi mereka untuk bangkit menjadi yang terbaik.
Meski mungkin hanya anak seorang pekerja migran dengan memberikan contoh diri sendiri hanya anak petani kampung yang tidak tamat SD berlumuran lumpur dan bau ternak sejak kecil namun jika kita serius tidak ada yang mustahil jika allah berkehendak, man jadda wajada.
ADVERTISEMENT
Pada akhir pengarahan diberikan beberapa pertanyaan seputar indonesia dan kejaksaan kepada anak tingkat TK, SD, SMP, dan SMU dengan imbalan hadiah langsung yang disambut antusias anak anak. Atase Kejaksaan juga menyempatkan diri bercengkrama dengan seluruh orang tua murid di luar sekolah yang menunggu anak mereka.
Sementara itu, dalam kegiatan bakti sosial dibungkus siraman rohani dan makan bersama dengan PMI di penampungan KBRI, selain mengenalkan tentang kejaksaan sebagaimana pada anak-anak SIR yang di Arab Saudi disebut Niyabah Amm.
Atase Kejaksaan yang juga berlatar belakang anak pesantren ini terus memberi support agar mereka bisa bangkit kembali dengan mengulas ayat Al Quran Al-Baqarah 115-157 yang dibaca salah satu PMI “berilah kabar gembira orang orang yang sabar, yaitu orang orang yang ditimpa musibah selalu menyebut segalanya milik Allah dan kepada Allah akan kembali bahwa mereka mendapatkan ampunan, rahmat dan petunjuk dari Allah.”
ADVERTISEMENT
Sehingga teruslah bermuhasabah, mendekatkan diri kepada Allah dan tekad untuk menjadi lebih baik karena masa depan yang lebih cerah masih terbuka luas.
Dok Erianto
Siraman rohani diberikan oleh Mashur Lc MA, alumni Yaman asal lombok yang bekerja sebagai staf pertahanan pada KBRI Riyadh, mengulas tentang kisah seorang laki-laki berdosa karena membunuh 100 orang tapi ia masuk surga.
Akhirnya dia bertobat dan meninggal, meskipun belum sempat beribadah sebagaimana dinukilkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Bukhari Muslim.
Namun sebagai motivasi bagi para PMI yang kurang beruntung untuk bangkit, mereka harus menjadikan musibah atau kisah kelam masa lalu sebagai pelajaran untuk lebih dekat pada Allah sebaliknya tidak sedikit orang baik salihah berakhir buruk karena kedurhakaannya.
ADVERTISEMENT
Kegiatan diakhiri dengan salat maghrib berjemaah, muhasabah yang dipimpin langsung Atase Kejaksaan, dan makan bersama nasi mandi khas Yaman yang dihampar di atas satu plastik-plastik sebagai tanda kebersamaan, dan mengharapkan keberkahan dari yang maha kuasa.