Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.7
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Pantai Parangtritis: Pesona Alam yang Dibalut Risiko Tersembunyi
24 Maret 2025 11:14 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Erica Wibowo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pantai Parangtritis merupakan salah satu destinasi wisata yang terletak di Desa Parangtritis, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Destinasi wisata tersebut berjarak 27 km dari pusat kota Yogyakarta dan sudah berhasil memikat banyak hati wisatawan dengan keindahan alamnya dilengkapi oleh pasir putih yang lembut dan berbagai aktivitas yang dapat dilakukan. Namun, di balik pesona keindahan alamnya Pantai Parangtritis, tahukah kalian bahwa pantai tersebut menyimpan beberapa risiko yang tidak bisa kita abaikan?
ADVERTISEMENT
Nyi Roro Kidul dan Pantai Parangtritis
Apakah kalian pernah mendengar mitos terkait Nyi Roro Kidul sang penguasa Pantai Selatan? Dari manakah asal usul cerita tersebut? Dan bagaimana legenda tersebut dapat melekat begitu kuat dengan Laut Selatan? Legenda Nyi Roro Kidul berasal dari mitologi dimana sosok ini sering dikaitkan dengan kekuatan alam Pantai Selatan Jawa yang dramatis.
Mitos pantai selatan, khususnya terkait Nyi Roro Kidul bermulai ketika adanya beberapa kejadian dimana banyak wisatawan yang hampir tertelan ombak Pantai Selatan. Berita terbarunya pun terjadi pada awal tahun baru 2025. Untungnya, para korban berhasil ditolong dan dievakuasi. Hal serupa juga terjadi pada tahun 2024, dimana adanya lima wisatawan berasal dari Jakarta terseret ombak Parangtritis dan mengakibatkan dua korban jiwa.
ADVERTISEMENT
Berkembangnya berita-berita tersebut bahkan sampai melahirkan sebuah mitos terkait larangan memakai baju hijau di pantai selatan. Hal ini dikarenakan warna hijau yang dianggap sebagai warna kesukaan Nyi Roro Kidul, dan konon siapapun yang memakai baju hijau berisiko terseret ke laut sebagai persembahan.
Fakta terkait Pantai Parangtritis: Misteri Tarian Ombak yang Mengganas
Faktanya, letak geografis Pantai Parangtritis yang terletak di selatan, pantai ini berhadapan langsung dengan Samudra Hindia menyebabkan angin dan ombak lebih besar dibandingkan Pantai Utara. Pada Sabtu (31/8/2034), adanya unggahan pada akun Instagram @jogjaviral yang mengumumkan adanya Rip Current jelas terlihat pada seluruh bibir Pantai Parangtritis. Lantas, apakah rip current tersebut?
"Rip current adalah arus balik air laut atau air yang bergerak ke laut menjauhi pantai," ucap Anas, Media Center Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya, rip current terjadi ketika adanya ombak pada sisi barat dan timur, dimana di tengahnya terdapat arus balik atau rip current yang kuat. Hal ini juga lah merupakan salah satu penyebab mengapa seseorang yang berada di tepi pantai dapat dengan mudahnya tertarik ke tengah laut hanya dalam hitungan detik.
Lalu, apa hubungannya dengan warna hijau? Warna hijau atau biru menyebabkan kondisi ketika seseorang tenggelam dan hilang di tengah laut. Warna pakaiannya akan menyatu dengan warna air laut, sehingga proses pencarian akan menjadi sangat sulit.
Selain itu, tsunami juga menjadi ancaman bagi destinasi wisata Pantai Parangtritis. Gelombang tsunami setinggi 6 meter pada 17 Juli 2006 mengakibatkan korban jiwa dan membuat bangunan - bangunan yang berada di sekitar Pantai Parangtritis berhamburan di pantai.
ADVERTISEMENT
Tantangan yang Harus Dihadapi
Terjadinya perubahan iklim dapat menjadi tantangan yang signifikan, disebabkan perubahan suhu global yang dapat mempengaruhi tinggi air laut, perubahan pola cuaca, dan pengaruh kehidupan biota laut.
Banyak insiden fatal terjadi karena perilaku tidak aman wisatawan seperti lalai, mengabaikan, dan tidak mematuhi aturan keselamatan. Kurangnya edukasi di titik-titik rawan dapat membahayakan nyawa. Oleh karena itu, pentingnya diadakan himbauan dan edukasi setempat untuk mengantisipasi masyarakat menghindari kecelakaan yang tidak diinginkan.
Mitigasi Risiko di Pantai Parangtritis
Untuk mengurangi risiko kecelakaan yang berhubungan dengan aktivitas wisata, maka perlu adanya upaya manajemen risiko. Manajemen risiko adalah salah satu cara mengurangi kerugian bagi semua pihak sehingga memberikan dukungan pada organisasi dan pengendalian risiko internal maupun eksternal yang lebih efektif di tempat wisata.
ADVERTISEMENT
Pemerintah berupaya mengurangi risiko bencana di kawasan pantai dengan memberikan ruang sempadan yang sesuai. Pemerintah Kelurahan Parangtritis juga berpartisipasi bersama FPRB (Forum Pengurangan Risiko Bencana) dalam koordinasi aktivasi Pos Siaga Darurat. Selain itu, desa telah membangun kesepakatan pengelolaan risiko bencana berbasis kawasan dengan Forum PRB Parangtritis berperan optimal dalam proses tersebut.
Pantai Parangtritis sendiri telah memanfaatkan teknologi berupa Early Warning System (EWS) untuk peringatan dini tsunami, telah terpasang sebanyak 29 EWS pada tahun 2018 berada di sepanjang Pantai Parangtritis hingga Srandakan dan diuji coba secara berkala. Namun, menurut peta berisiko berencana EWS yang ideal seharusnya terpasang sebanyak 70 unit.
Dengan demikian, implementasi standard operating procedure (SOP) yang jelas, rambu-rambu yang informatif, dan evaluasi berkala menjadi kunci utama dalam meminimalkan potensi bahaya dan menciptakan lingkungan yang aman bagi semua pihak.
ADVERTISEMENT
Referensi :
Oktomi Wijaya & Dholina Inang Pambudi (2024). Manajemen Risiko Keselamatan, Kesehatan, dan Keamanan di Kawasan Wisata Pantai Parangtritis, Daerah Istimewa Yogyakarta. Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health, 9(1).
Fajar Subeni & Achmad Andi Rif’an (2022). Strategi Pengelolaan Pantai Parangtritis Sebagai Daya Tarik Wisata Alam Di Kabupaten Bantul Pada Era New Normal, Yogyakarta. Pringgitan, 3(1), 1 - 13.