Potensi Skema Kawasan Ekonomi Khusus dalam Memajukan Industri Digital Indonesia

Sumber: kek.go.id

Pada bulan Juni 2021, Presiden Joko Widodo menandatangani Peraturan Pemerintah yang menetapkan status Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Batam Nongsa Digital Park (NDP). Menurut Menko Perekonomian Indonesia, penetapan status ini sangat strategis dalam mendukung pengembangan kawasan Batam, Bintan, dan Karimun – yang sebelumnya ada dalam skema Free Trade Zone dan Free Ports – sekaligus mempercepat pemulihan ekonomi pasca-pandemi COVID-19 (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, 2021a).

Nongsa Digital Park merupakan hasil kerja sama pemerintah dan swasta antara Indonesia dengan Singapura untuk mengembangkan Batam sebagai jembatan digital (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, 2021b). Pengembangan tersebut dinilai sangat penting, mengingat prospek ekonomi yang menarik dalam industri digital dan ekonomi kreatif Indonesia serta adanya urgensi nasional untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi dunia.

Potensi Skema Kawasan Ekonomi Khusus dalam Memajukan Industri Digital

Pengembangan industri digital Batam melalui skema KEK dapat dipahami dengan memperhatikan tiga fitur utama KEK (Farole, 2017). Pertama, suatu area dengan seperangkat aturan ekonomi yang lebih liberal daripada wilayah lain. Kedua, institusionalisasi rezim tata kelola yang berorientasi pada efisiensi manajemen. Ketiga, tersedianya infrastruktur penunjang.

Untuk mengembangkan skema KEK Nongsa Digital Park, pemerintah Indonesia berperan sebagai regulator dan fasilitator. Sebagai regulator, pemerintah menyediakan regulasi dasar dan aturan yang "ramah” investor asing. Misalnya, dengan memberikan insentif pajak serta kemudahan askes keluar-masuk dan perizinan kerja bagi TKA yang bekerja di KEK NDP (Nongsa Digital Park, n.d.-b).

Sementara itu, sebagai fasilitator, pemerintah mengadakan forum kerja sama dengan Singapura serta menyediakan berbagai penunjang, mulai dari co-working space, high-speed internet, pusat data dan konektivitas tinggi, fasilitas angkutan kargo dan transportasi (pelabuhan dan bandara), hingga fasilitas pemukiman (Nongsa Digital Park, n.d.-a).

Selain itu, pemerintah juga mengarahkan KEK NDP untuk memperluas lapangan pekerjaan dan menyerap tenaga kerja lokal. Pentingnya proses transfer IPTEK bagi masyarakat Batam diwujudkan dengan fasilitas pelatihan IT.

Melalui berbagai regulasi dan fasilitas dalam skema KEK, investor asing, terutama dari Singapura, semakin tertarik dan yakin untuk meningkatkan kolaborasi serta memanfaatkan peluang investasi yang tersedia. Keterlibatan pihak asing dapat mewujudkan KEK NDP sebagai kluster ideator dan inkubator bagi industri startup di Batam. Hal ini diharapkan mampu mempercepat proses transfer teknologi dan pengetahuan sehingga berdampak signifikan terhadap kemajuan industri digital.

Mewaspadai Beberapa Kemungkinan Persoalan

Beberapa kemungkinan persoalan yang perlu diperhatikan dalam upaya memajukan industri digital lewat skema KEK. Paling tidak, terdapat dua potensi persoalan yang perlu disinggung. Pertama, pemerintah domestik perlu mencegah ketergantungan yang berlarut-larut terhadap regulasi insentif pembebasan pajak dan pengaturan upah tenaga kerja (Alfiandri & Mahadiansar, 2020). Meski berpotensi untuk menarik investor, kedua regulasi tersebut perlu dijaga agar tidak merugikan kepentingan domestik dan buruh. Proses transfer IPTEK dan penyerapan tenaga kerja lokal sebagai kunci utama harus dimaksimalkan supaya sumber daya lokal mampu secara bertahap memegang kendali penuh dan mandiri atas pembangunan industri digital Batam dan nasional.

Kemungkinan persoalan kedua berkaitan eksklusivitas kebermanfaatan industri KEK NDP di Batam. Tidak boleh hanya menguntungkan investor, pelaku usaha, dan kelompok-kelompok masyarakat tertentu, KEK NDP juga harus bersifat inklusif dengan menguntungkan kelompok masyarakat paling bawah. Pendekatan top-down perlu diimbangi dengan mekanisme bottom-up agar industri digital dan kegiatan ekonomi dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat di level akar-rumput. Sementara itu, eksternalitas biaya lingkungan hidup dan sosial harus dihindari dan karenanya menuntut pengaturan regulasi lebih jauh. Mengenai berbagai persoalan ini, pemerintah dan masyarakat domestik bertanggung jawab untuk mengontrol kebijakan agar akselerasi kemajuan industri digital Batam tetap memastikan pemberdayaan yang inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat dan lingkungan.

Kesimpulan

Dengan demikian, penulis berargumen bahwa skema Kawasan Ekonomi Khusus Batam Nongsa Digital Park berpotensi untuk memajukan industri digital di Batam dan nasional secara keseluruhan melalui kerja sama dengan pihak asing yang mendukung pembangunan fisik dan proses transfer teknologi. Akan tetapi, pengembangannya tetap perlu memperhatikan beberapa kemungkinan persoalan.

REFERENSI

Alfiandri, A., & Mahadiansar, M. (2020). Dampak Perencanaan Perubahan Free Trade Zone Menjadi Kawasan Ekonomi Khusus Di Kota Batam. Kemudi: Jurnal Ilmu Pemerintahan, 4(2), 292-307. https://ojs.umrah.ac.id/index.php/kemudi/article/view/1945.

Farole, T. (2017). Special Economic Zones in Africa: Comparing Performance and Learning from Global Experience. The World Bank.

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI. (2021a, Juni 12). Menko Airlangga: KEK Batam Dapat Menjadi Contoh dan Membuat Indonesia Setara dengan Negara Maju [Press release]. https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/3067/menko-airlangga-kek-batam-dapat-menjadi-contoh-dan-membuat-indonesia-setara-dengan-negara-maju.

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI. (2021b, Maret 2). Nongsa Digital Park: Jembatan Digital Kerja Sama Publik dan Swasta Antarnegara [Press release]. https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/2265/nongsa-digital-park-jembatan-digital-kerjasama-publik-dan-swasta-antarnegara.

Nongsa Digital Park. (n.d.-a). Nongsa Digital Park [Flyer]. https://www.nongsadigital.com/images/pdf/Nongsa%20Digital%20Park.pdf.

Nongsa Digital Park. (n.d.-b). Data Centre Infrastructure Nongsa Digital Park. https://www.nongsadigital.com/dc-hub-ndp/8-data-centre-infrastructure-nongsa-digital-park