Olimpiade Diundur, Kesehatan Atlet Jadi Prioritas

Konten dari Pengguna
8 Juni 2020 14:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Erika Nindi Putri Utami tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Image source https://www.olympic.org/news/what-goes-into-postponing-the-olympic-games
zoom-in-whitePerbesar
Image source https://www.olympic.org/news/what-goes-into-postponing-the-olympic-games
ADVERTISEMENT
Olimpiade merupakan ajang bergengsi olahraga internasional yang diadakan setiap empat tahun sekali di setiap negara yang menjadi tuan rumah. Berbagai macam cabang olahraga musim panas, turut serta diikuti oleh ribuan atlet dari seluruh dunia. Perihal persiapan demi kesempurnaan ajang olahraga ini, dilakukan dengan sangat serius oleh Jepang yang menjadi tuan rumah Olimpiade pada musim ini.
ADVERTISEMENT
Setiap upaya akan dilakuan untuk memastikan agar jadwal acara olahraga dapat diselenggarakan di tempat yang memungkinkan dan sudah direncanakan. Jepang sebagai tuan rumah juga sudah bersiap-siap untuk menyediakan barang dan jasa demi kelancaran Olimpiade. Teknologi, kendaraan, jasa keuangan logistik, pemasok makanan dan minuman, sudah direncanakan dan sedang bersiap untuk pangelaran olahraga akbar ini.
Gegap gempita Olimpiade Jepang sudah terdengar cukup lama, tepatnya semenjak penutupan Olimpiade Rio pada 2016 lalu. Proses pembangunan, persiapan fasilitas, juga berbagai hal penunjang atlet sudah mulai dikerjakan dan disempurnakan.
Sampai akhirnya, semua yang sudah dipersiapkan menjadi harap-harap cemas akan diberlangsungkan. Hanya bisa menelan ludah sendiri, berada pada situasi berperang dengan keadaan yang belum menemui titik terang kapan akan segera berakhir.
ADVERTISEMENT
Akhir tahun 2019 lalu, Covid-19 atau sering disebut dengan virus corona ini pertama kali muncul di Wuhan, Provinsi Hubei, China. Salah satu virus yang menyerang sistem pernafasan ini penyebarannya sangat cepat hingga di berbagai penjuru dunia, dan ditetapkan menjadi pandemi global oleh World Health Organization (WHO).
Jepang termasuk salah satu negara yang tersentuh pandemi virus ini, hingga membuat pihaknya mengkhawatirkan nasib kedepannya menjadi tuan rumah pada Olimpiade 2020. Sebuah hal yang perlu banyak dipersiapkan, mengingat proses penyebaran virus yang cukup cepat antar manusia.
Lebih dari 11.000 atlet bertanding dalam 33 cabang olahraga. Seperti pentathlon, kano, pagar, rugby, triathlon, mendayung, baseball, softball, gulat, polo air, trampolin, angkat berat, taekwondo, tenis meja, selancar, panjat tebing, skateboard, penembakan, karate, judo, hoki, senam, golf, sepak bola, berkuda, sepeda, tinju, voli, basket, atletik, bulutangkis, panahan dan renang..
ADVERTISEMENT
Lebih dari 200 negara akan berpartisipasi dalam olimpiade yang sebelumnya berlangsung pada 24 Juli sampai 9 Agustus 2020 ini. Namun karena pandemi virus corona yang belum bisa diprediksi kapan akan berakhir, maka hal berat yang harus dilakukan yaitu menundanya hingga tahun depan.
Berdasarkan keputusan yang ditetapkan pada tanggal 17 Maret 2020 oleh IOC Executive Board (EB), bahwa olimpiade Jepang resmi diundur pada tanggal 23 Juli hingga 8 Agustus 2021 mendatang. Karenanya, pertimbangan utama ditundanya pelaksanaan olimpiade yakni kesehatan dan melindungi atlet dalam pencegahan COVID-19 ini.
Dengan hal ini presiden IOC juga sangat mengucapkan terimakasih terhadap Panitia Penyelenggara Tokyo 2020, Pemerintah Metropolitan Tokyo dan Pemerintah Jepang. Karena kerjasamanya bisa mendukung ditundanya pagelaran olimpiade 2020 di Jepang dan akan terus bekerja sama untuk tahun 2021. Bagaimanapun pandemi ini merupakan sebuah bencana bersama yang harus berusaha bersinergi bersama mencegah penyebaran COVID-19
ADVERTISEMENT
Memilih kepentingan kesehatan atlet dalam menghadapi pandemi virus corona, dan menjadi salah satu faktor utama ditundanya sebuah ajang bergengsi, adalah hal mulia yang sudah benar untuk dilakukan. Olimpiade diundur, kesehatan atlet jadi prioritas adalah bukti bahwa menunda jauh lebih baik dari pada harus mengancam ribuan nyawa.
Erika Nindi Putri Utami, mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan.