Menguak Informasi Mengenai Gunung Berapi Bawah Laut

Erina Prastyani
SainsAsyikFGMI
Konten dari Pengguna
28 April 2020 20:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Erina Prastyani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pernah mengetahui tentang gunung berapi bawah laut? Ternyata, selain terletak di daratan, gunung berapi juga bisa lahir dan berkembang di bawah permukaan laut. Gunung berapi ini memiliki potensi untuk menjadi sebuah kepulauan gunung berapi yang nantinya dapat muncul di atas permukaan laut, seperti kepulauan Hawaii.
ADVERTISEMENT
Para geolog telah berhasil mengidentifikasi sebanyak lebih dari lima ribu gunung berapi bawah laut yang masih aktif. Kebanyakan gunung berapi bawah laut ini ditemukan di daerah zona pemekaran kerak samudra, yaitu lokasi di mana lempeng-lempeng bumi saling bergerak menjauh. Gunung berapi bawah laut telah lama menjadi salah satu subjek penelitian yang menarik.
Informasi apa saja yang perlu kamu ketahui mengenai gunung berapi bawah laut? Berikut ulasannya.
Ilustrasi: Lava bantal yang terbentuk hasil erupsi gunung berapi bawah laut (Sumber: eurekalert.org)
Mengenal perbedaan karakter dari gunung berapi bawah laut
Oleh karena letaknya yang berada di bawah permukaan laut, maka karakter yang dimiliki oleh gunung berapi bawah laut tentunya agak berbeda dengan gunung berapi yang terletak di daratan. Untuk proses erupsi sendiri sebenarnya tidak ada yang berbeda antara gunung berapi bawah laut dengan gunung berapi yang ada di daratan. Keduanya sama-sama akan memuntahkan magma yang berasal dari perut bumi sehingga menjadi lava ketika sudah keluar dari lubang kepundan gunung berapi yag mengalami erupsi tersebut.
ADVERTISEMENT
Perbedaan terjadi ketika lava yang keluar langsung mengalami kontak dengan air laut yang ada di sekitar tubuh gunung berapi bawah laut. Kejadian ini akan membuat lava tersebut membeku secara cepat dan membentuk lava bantal yang sering ditemukan di dasar lautan. Tidak hanya lava bantal saja, beberapa proses pendinginan lava yang terjadi secara cepat di bawah laut dapat menyebabkan lava tersebut hancur berkeping-keping sehingga berukuran seperti pasir. Pantai-pantai berpasir hitam yang terkenal di Hawaii merupakan salah satu bukti nyata adanya kekuatan interaksi antara air laut yang dingin dengan lava yang sangat panas hasil erupsi gunung berapi bawah laut ini.
Namun, tidak semua gunung berapi bawah laut berkarakter seperti ini. Observasi terkini yang telah dilakukan terhadap gunung-gunung berapi bawah laut menunjukkan bahwa tidak semua gunung berapi bawah laut memiliki karakter erupsi yang berbeda dengan gunung berapi yang berada di daratan. Beberapa gunung berapi bawah laut ternyata juga ada yang menghasilkan produk-produk vulkanik yang mirip dengan produk hasil letusan gunung berapi yang ada di daratan.
Ilustrasi: Erupsi gunung berapi bawah laut (Sumber: nbcnews.com)
Bahaya letusan gunung berapi bawah laut
ADVERTISEMENT
Kita semua mengetahui bahwa letusan gunung berapi yang berada di daratan termasuk ke dalam salah satu bencana alam yang berbahaya. Namun, bagaimana dengan erupsi gunung berapi bawah laut? Gunung berapi bawah laut ternyata juga menyimpan potensi ancaman yang tidak kalah berbahayanya dengan gunung berapi yang terletak di daratan. Meskipun tidak mengalami erupsi, sebuah gunung berapi yang berlokasi di bawah laut mampu memproduksi gelembung-gelembung gas yang dapat menurunkan densitas air laut sehingga bisa menenggelamkan kapal.
Meskipun terkesan fiktif belaka, namun sejarah pernah membuktikan fenomena ini. Pada 1952, ketika sedang mengidentifikasi gunung berapi bawah laut, sebuah kapal penelitian dari Jepang yang bernama Kaiyo Maru tenggelam serta menewaskan 31 kru kapal. Secara teori, gelembung-gelembung gas yang berasal dari gunung berapi bawah laut mampu menghilangkan gaya apung kapal sehingga mengancam keseimbangan kapal dan membuatnya tenggelam.
ADVERTISEMENT
Selain berpotensi menenggelamkan kapal, letusan gunung berapi bawah laut juga berpotensi menciptakan gelombang tsunami. Karakteristik letusan yang dimaksud bertipe freatomagmatik, yaitu letusan yang melibatkan interaksi antara magma dengan air. Air laut yang mengalami kontak langsung dengan magma bersuhu tinggi akan mengalami evaporasi dengan volume kecepatan besar yang mampu menggerakkan badan air laut dan menghasilkan gelombang tsunami yang mengancam.