Konten dari Pengguna

Di Balik Rasa Sakit, Terukir Keindahan

Erliana Fitri Cahya Ardhea
Saya adalah seorang mahasiswi semester satu di Universitas Sebelas Maret (UNS). Saya mempunyai hobi membaca dan juga memasak yang sangat saya nikmati diwaktu luang. Saya merupakan pribadi yang ingin terus bertumbuh lebih baik dari hari ke hari.
11 Desember 2024 12:04 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Erliana Fitri Cahya Ardhea tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tentang keindahan dibalik rasa sakit. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tentang keindahan dibalik rasa sakit. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Pernah gak sih kalian merasakan kekecewaan yang mendalam, seakan semua mimpi dan usaha yang kalian lakukan itu sia-sia? Ya, saya pernah mengalaminya. Rasanya sakit banget saat apa yang kita perjuangkan selama ini bahkan banyak pengorbanan didalamnya berakhir gak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Duniaku seakan hancur berkeping-keping, harapan yang selangkah lagi tercapai seakan sirna begitu saja. Rasa sakit itu terasa sangat nyata dan benar-benar membuat saya merasa tidak berguna. Namun, ditengah badai itu, saya menyadari bahwa dengan kejadian itu rasa sakit bukanlah akhir dari segalanya. Justru menjadi pembangkit yang memaksa saya menemukan kekuatan tersembunyi yang ada di dalam diri saya.
ADVERTISEMENT
Cara menghadapi rasa sakit hati
Menghadapi rasa sakit terkadang membuat kita terjebak dalam pikiran negatif. Kita sering kali menyalahkan takdir dan merasa paling tersakiti karena hal ini terjadi kepada kita, bahkan tak sedikit dari kita merasa iri kepada orang lain. Contohnya, ketika kita gagal dalam ujian sedangkan teman kita berhasil, terkadang kita menyalahkan guru yang tidak adil atau sistem pendidikan yang kurang mendukung. Kejadian itu membuat saya memahami bahwa menyalahkan takdir tidak akan bisa merubah keadaan. Langkah yang bisa kita ambil untuk menghadapi rasa sakit adalah menerima kenyataan dengan hati yang lapang. Setiap orang pasti pernah merasakan sakit dan kecewa bahkan terkadang meninggalkan luka yang tidak mudah untuk dilupakan. Namun, bagaimana kita merespon masalah tersebut kembali lagi kepada setiap diri kita.
ADVERTISEMENT
Menerima kenyataan tidak berarti kita menyerah, melainkan membuka ruang bagi kita untuk menemukan jalan baru dan menemukan makna dari pengalaman yang sulit. Saat kita menghadapi rasa sakit sebenarnya kita sedang dibentuk untuk menjadi pribadi yang lebih kuat, tetapi terkadang dari kita selalu berburuk sangka dan menyalahkan takdir yang selalu tidak berpihak kepada kita. Padahal apa yang kita harapkan belum tentu kedepannya akan sesuai dengan yang kita inginkan. Jika kita selalu menyalahkan keadaan kita tidak akan pernah maju. Dari pada kita sibuk menyalahkan takdir kenapa tidak kita melepas ego dan mulai menerima kenyataan yang sebenarnya dengan hati yang lapang.
Rasa sakit sebagai pembelajaran hidup
Rasa sakit juga bisa menjadi guru dalam kehidupan kita karena banyak memberikan pembelajaran dalam kehidupan. Rasa sakit mengajarkan kepada kita tentang kesabaran dan ketabahan serta tentang pentingnya memaafkan diri sendiri dan juga orang lain. Contohnya, saat kita gagal dalam meraih cita-cita, kita belajar agar tidak mudah putus asa dan berusaha lebih gigih lagi. Kita juga belajar memaafkan diri sendiri atas kesalahan yang terjadi dan belajar menerima kenyataan bahwa tidak semua hal akan berjalan sesuai yang kita inginkan. Dari setiap pengalaman pahit yang kita alami, kita belajar untuk lebih menghargai diri sendiri dan menikmati setiap momen yang ada. Hal itulah yang mendorong kita untuk terus tumbuh dan belajar dari pengalaman, dan mengantarkan kita menemukan makna baru dalam kehidupan kita.
ADVERTISEMENT
Terkadang keberanian tidak muncul begitu saja. Terkadang, rasa sakitlah yang memaksa kita agar menjadi berani untuk mengambil setiap keputusan dalam hidup kita. Kita harus ingat bahwa rasa sakit bukan hanya sekedar ujian. Rasa sakit hadir sebagai bagian yang penting dari setiap perjalanan kita dan dapat membentuk karakter kita. Setiap luka yang kita alami, air mata yang jatuh, dan setiap momen yang sulit adalah batu pijakan yang mengantarkan kita pada proses pendewasaan. Dengan hadirnya rasa sakit yang kita alami, kita dituntut untuk menjadi lebih baik dan bijak serta mampu menghargai hidup. Rasa sakit juga mengajarkan kepada kita tentang kekuatan dan cara bangkit dari kegagalan.
Rasa Sakit sebagai Pendorong untuk Maju
ADVERTISEMENT
Rasa sakit bukanlah akhir dari perjuangan kita. Justru rasa sakit sebagai bagian dari perjalanan hidup kita. Rasa sakit ibarat ujian yang harus kita lalui demi mencapai tujuan yang hendak kita raih. Rasa sakit juga menjadikan kita lebih dewasa dan mempunyai jiwa yang tangguh. Dengan keberanian dalam menghadapi rasa sakit, kita dapat mengubah rasa sakit menjadi sebuah kekuatan yang mendorong kita untuk terus maju. Rasa sakit juga membentuk kita agar menjadi pribadi yang lebih kuat dan tangguh untuk menjalani setiap roda kehidupan. Mari kita ingat lagi bahwa di balik setiap rasa sakit yang pernah kita alami terdapat pelajaran, kekuatan, dan keindahan baru yang menanti untuk ditemukan.
Rasa sakit itu ibarat badai yang menerjang, terkadang memang membuat kita terjatuh, tetapi dibalik itu tersembunyi kekuatan untuk bangkit menjadi lebih baik dan kuat. Setiap luka yang kita alami merupakan kesempatan untuk kita bisa belajar, setiap air mata yang jatuh menjadi saksi perjuangan kita dan setiap kegagalan yang kita alami hanyalah batu loncatan untuk kita menuju kesuksesan. Menerima rasa sakit dengan hati yang lapang bukan berarti kita menyerah, justru menuntun kita menemukan makna baru dalam hidup dan keyakinan untuk terus melangkah maju. Mari kita jadikan rasa sakit yang kita alami sebagai pendorong untuk kita terus belajar, tumbuh dan berkembang. Karena di balik setiap rasa sakit yang kita alami, ada keindahan dan kekuatan yang tersembunyi sebagai penerang yang menuntun kita menuju masa depan yang lebih cerah.
ADVERTISEMENT