Konten dari Pengguna

Tanah sebagai Bahan Dasar Organel Sel dalam Penciptaan Manusia

Erliana Puspa Dwicahya
Mahasiswi Tadris Biologi UIN Syarif HIdayatullah Jakarta
21 April 2022 20:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Erliana Puspa Dwicahya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Proses penciptaan manusia dalam Al-Qur'an. Foto: Penulis
zoom-in-whitePerbesar
Proses penciptaan manusia dalam Al-Qur'an. Foto: Penulis
ADVERTISEMENT
Penciptaan manusia telah banyak dijelaskan dalam Al Qur’an. Ayat-ayat yang terkandung di dalam Al-Qur’an menyatakan tanah liat digunakan sebagai bahan dasar dalam penciptaan manusia, seperti yang dikemukakan pada ayat berikut:
ADVERTISEMENT
Jika kita pikir secara logika, mengapa manusia tidak berbentuk seperti vas, guci, atau hiasan dinding yang juga berbahan dasar tanah liat? Padahal, ayat di atas menyebutkan bahwa manusia diciptakan dari tanah kering seperti tembikar.
Tanah yang dimaksud adalah unsur-unsur yang terkandung di dalamnya dan dibutuhkan dalam proses kehidupan. Unsur metal (logam) maupun metalloid (seperti-logam) banyak terkandung di dalam tanah dan menjadi bahan dasar dalam proses kimia maupun biokimia untuk membentuk molekul organik yang lebih kompleks. Unsur-unsur yang terkandung di dalamnya antara lain, besi (Fe), tembaga (Cu), kobalt (Co), mangan (Mn), dan sebagainya. Dengan tambahan unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), nitrogen (N), dan oksigen (O).
ADVERTISEMENT
Menurut KBBI, kata "tembikar" adalah porselen. Kata tersebut mungkin mengisyaratkan terjadinya proses polimerisasi atau reaksi terbentuknya rantai molekul, seperti molekul Ribonucleir Acid (RNA) dan Deoxyribonucleic Acid (DNA) - sebagai unsur penyusun gen makhluk hidup serta asam amino yang berubah menjadi protein histon. DNA yang telah terbentuk nantinya akan membungkus protein histon, dan terus melakukan kerja melalui tahapan-tahapan selanjutnya hingga terbentuk kromosom.
Telaah mengenai asal-usul RNA dan DNA sebagai material genetika serta struktur sel masih menjadi perdebatan hingga saat ini. Penelitian mengenai struktur sel dilakukan pertama kali oleh Robert Hooke (1635-1703) serta penelitian mengenai material genetika yang dilakukan oleh George Mendel (1822-1884).
Material genetika dan membran sel saling bekerja sama dalam mendukung kehidupan. “Kelahiran” material genetika merupakan proses awal penurunan sifat, pemecahan sel, dan terjadinya proses evolusi di muka bumi ini. Membran sel memiliki peranan dalam menentukan keberhasilan suatu proses fisiologi karena berfungsi sebagai (1) pelindung isi sel; (2) tempat mengkonsentrasikan bahan kimia; dan (3) tempat terjadinya seleksi molekul tertentu.
ADVERTISEMENT
Fakta menarik dari kedua komponen di atas adalah diantara keduanya banyak terkandung unsur yang sama dengan unsur yang terdapat pada tanah liat. Hal itu dibuktikan melalui penelitian terhadap lempung montmorillonite clay. Lempung tersebut dapat dengan cepat merangsang proses pembentukan kantong membran dan di dalam kantong membran terdapat cairan (membranous fluid-filled sac) yang juga memiliki unsur yang sama dengan tanah liat.
Dalam sains, rangkaian mengenai penciptaan manusia memiliki kemiripan dengan rangkaian yang dijelaskan dalam Al-Qur’an. Rangkaian penciptaan manusia dimulai ketika unsur-unsur kimia sederhana yang juga terkandung di dalam tanah liat melakukan proses polimerisasi hingga membentuk molekul-molekul yang lebih kompleks. Molekul tersebut akan terus melakukan prosesnya hingga membentuk suatu organisme uniseluler sederhana (prokariotik). Evolusi terus berkembang hingga terbentuk organisme multiseluler yang lebih kompleks (eukariotik) yang didalamnya termasuk spesies manusia.
ADVERTISEMENT
Dari uraian diatas, organisme prokariotik dikatakan sebagai hidupan pertama di muka bumi. Hal tersebut sejalan dengan munculnya prokariotik pertama, yaitu sekitar 3, 5 miliar tahun silam, sedangkan eukariotik pertama baru muncul sekitar 2,1 miliar tahun silam. Dapat disimpulkan bahwa awal dimulainya kehidupan yang terjadi di muka bumi selalu memiliki hubungan dekat dengan tanah liat.
Pemahaman yang mendalam mengenai kandungan Al-Qur’an dinilai sejalan dengan penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh para ilmuwan. Al-Qur’an sebagai Al-Huda atau petunjuk untuk manusia memberikan gambaran umum dan isyarat mengenai bahan dasar serta proses penciptaan manusia melalui tahapan-tahapan tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Baiquni, A. (1997). Al-Qur'an dan Ilmu Pengetahuan Kealaman. Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa.
ADVERTISEMENT
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an Kementrian Agama RI & Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). (2012). Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-Qu'an dan Sains: Tafsir 'Ilmi. Jakarta: Kementrian Agama RI.
Nusantari, E. (2015). Genetika Belajar Genetika dengan Mudah & Komperhensif: (Dilengkapi Data Hasil Riset tentang Kesulitan Memahami Konsep Genetika dan Riset dalam Pembelajaran Genetika). Yogyakarta: Deepublish.
Simon, E. J., Dickey, J. L., Hogan, K. A., & Reece, J. B. (2015). Cambell Intisari Biologi. Jakarta: Penerbit Erlangga.