Konten dari Pengguna

Melamun bersama Russell: Dimana Pendidikan yang Membahagiakan

Erlina Maria Intan
Saya adalah mahasiswa aktif di universitas Katolik Santu Paulus Ruteng
8 Desember 2024 12:17 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Erlina Maria Intan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Buku Bertrand Russell (Sumber: Dokumentasi pribadi oleh Erlina Intan)
zoom-in-whitePerbesar
Buku Bertrand Russell (Sumber: Dokumentasi pribadi oleh Erlina Intan)
Sepertinya kita, orangtua, dan penulis buku memiliki keinginan yang sama untuk mendahului pusat perhatian pada pendidikan. Inilah dasar dari permukaaan buku dan kesetiaannya menanggung keinginan penulis. Betrand Russel dalam bukunya yang berjudul "PENDIDIKAN DAN KEHIDUPAN YANG BAHAGIA," diterbitkan oleh Basabasi pada Desember 2023 lalu dan diterjemahkan dari EDUCATION AND THE GOOD LIFE" oleh Alberta Vania Tirani, menawarkan sebuah pandangan filosofis mengenai tujuan pendidikan yang lebih dari sekadar membagi pengetahuan. Dalam buku ini, Russell mengajak kita untuk berpikir tentang peran pendidikan dalam menciptakan kehidupan yang lebih baik dan lebih bahagia. Ia menekankan pentingnya memberikan kebebasan pada anak-anak untuk berpikir dan berkreasi, bukan hanya sekadar memenuhi kurikulum yang sudah ada. Ia mengajukan pertanyaan-pertanyaan mendalam, seperti, "Haruskah anak-anak diajarkan untuk berbicara dengan benar dan memiliki tata krama yang baik, atau apakah ini hanya peninggalan dari aristokrasi?" yang mendorong kita untuk mempertimbangkan apakah pendidikan kita saat ini terlalu kaku dan menghambat perkembangan kreativitas. Kelebihan utama dari buku ini adalah cara Russell mengganggu kita untuk berpikir lebih kritis tentang pendidikan. Ia tidak hanya mempertanyakan metode dan tujuan pendidikan yang ada, tetapi juga mendorong kita untuk melihat pendidikan sebagai sarana untuk mengembangkan pemikiran bebas dan keterampilan hidup yang lebih luas. Russell juga memberikan perhatian khusus pada pendidikan perempuan, yang pada masa itu sangat jarang diperhatikan bahkan tidak pernah dibahas. Ia menentang pandangan bahwa pendidikan untuk perempuan hanya bertujuan untuk menjadikan mereka ibu rumah tangga, sebuah gagasan yang pada masanya sangat mungkin terlalu maju atau terlalu luat biasa. Hal ini menjadikan buku ini sangat berhubungan dalam diskusi tentang kesetaraan gender dalam pendidikan, yang masih terus diperjuangkan sampai saat ini. Russel memang punya pikiran yang sangat sangat kuat tapi, buku ini juga nampaknya memiliki kekurangan. Gagasan dari Russell sering kali terasa terlalu tinggi imajinasinya dan mungkin sulit untuk diterapkan dalam konteks pendidikan yang sekarang ini. Buku ini lebih banyak membagi hal-hal filosofis daripada solusinya. Sistem pendidikan saat ini yang pada dasarnya menggunakan peraturan ketat dan lebih fokus pada ujian, mungkin akan sulit untuk menghubungkan kebebasan berpikir yang disamp ikan oleh Russell. Meskipun demikian, cara pandangnya tersebut tetap penting untuk direnungkan sebagai dasar untuk perubahan pendidikan yang lebih baik di masa depan kita.
ADVERTISEMENT
Tulisan ini, memang pertama kali terbit di tahun 1926, namun tetap ada hubungannya untuk dibaca di zaman sekarang. Russell mengajak kita untuk berpikir lebih jauh tentang apa tujuan pendidikan yang sesungguhnya. Ia tidak hanya berbicara tentang mengisi otak dengan pengetahuan, tetapi juga tentang bagaimana pendidikan dapat menciptakan kehidupan yang lebih bermakna. Buku ini mengajak kita untuk mempertimbangkan ulang pendidikan yang kita jalani, dan membuka kemungkinan untuk mengembangkan sistem yang lebih inklusif dan lebih berfokus pada kebebasan berpikir dan perkembangan pribadi. Dari seluruh isinya, Pendidikan dan Kehidupan yang Bahagia adalah buku yang menawarkan banyak pemikiran kritis tentang pendidikan. Walaupun tidak ada solusi praktis dari Russel yang langsung bisa diterapkan dalam sistem pendidikan saat ini, buku ini tetap penting untuk memberikan wawasan filosofis yang dapat membuat perubahan di masa depan. Kita diajak untuk melihat pendidikan sebagai lebih dari sekadar sarana untuk mengejar pengetahuan atau penilaian angka, tetapi juga sebagai alat untuk menciptakan kehidupan yang lebih bahagia dan bermakna bagi semua orang. Dan yang paling penting, jangan lupa membaca!
ADVERTISEMENT
Presensi: Erlina Maria Intan