Bentuk Pelestarian Kebudayaan Khas Jawa: Pagelaran Seni dan Budaya Kuda Lumping

Ermina Septian Chaerunissa
Mahasiswa Universitas Diponegoro. Ekonomi Islam 2019. Tertarik pada bisnis dan marketing.
Konten dari Pengguna
17 Mei 2022 19:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ermina Septian Chaerunissa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Terspektakuler di Taman Bumirejo, Semarang Oleh Tim KKN Tematik UNDIP 2022
Dokumentasi pribadi
UNDIP, Semarang (17/05) Tim KKN Tematik UNDIP 2022 menggandeng komunitas tari kuda lumping “Wahyu Sekar Ngremboko” mengadakan pagelaran seni dan budaya kuda lumping di Taman Bumirejo, Kelurahan Pudakpayung, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang pada 15 Mei 2022. Pagelaran ini bisa dibilang sangat sukses dan mendapat atensi yang luar biasa positif, baik dari masyarakat maupun pihak-pihak lainnya.
ADVERTISEMENT
Tim KKN Tematik UNDIP 2022 dan komunitas “Wahyu Sekar Ngremboko” menginisiasi dan bergerak bersama dalam persiapan maupun pelaksanaan pagelaran seni dan budaya kuda lumping sebagai wujud menjaga dan melestarikan ekosistem tarian kuda lumping di Semarang, terkhusus di Kelurahan Pudakpayung itu sendiri. Kuda lumping merupakan warisan budaya yang harus kita lestarikan untuk memperkenalkan dan mewariskan status budaya bangsa kita terhadap penerus bangsa. Harapannya, dengan mengadakan pagelaran seni dan budaya kuda lumping ini, masyarakat dapat lebih mengenal, mencintai, serta menguri-uri nilai moral serta budaya yang terkandung di dalam tarian kuda lumping tersebut.
Pagelaran yang diadakan dari pukul 13:00 hingga 17:00 WIB berjalan lancar tanpa mengalami kendala meskipun cuaca sedikit mendung, namun semangat komunitas “Wahyu Sekar Ngremboko” dalam menari kuda lumping tidak berkurang sedikitpun. Hal ini juga didorong oleh sorakan dan tepuk tangan meriah oleh masyarakat yang menambah ramainya suasana pagelaran kala itu.
ADVERTISEMENT
Pagelaran dibagi menjadi empat sesi. Sesi pertama menceritakan tentang prajurit kerajaan. Sesi kedua tentang ksatria. Selanjutnya, sesi ketiga dan keempat adalah prosesi kesurupan di mana komunitas “Wahyu Sekar Ngremboko” mengundang makhluk-makhluk gaib sebagai puncak acara pagelaran sore itu. Suasana makin riuh ketika sesi ketiga dan keempat berlangsung, kemudian ditutup dengan sesi membersihkan diri dengan melayangkan “pecut” ke langit-langit oleh Mbah Tarwan, selaku juru kunci di komunitas “Wahyu Sekar Ngremboko”.
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Penulis: Ermina Septian Chaerunissa, Ekonomi Islam 2019
Dosen Pendamping: Triyono, S.H., M. Kn.