Argan, Warisan Dunia dari Maroko

Konten dari Pengguna
17 November 2020 9:42 WIB
comment
11
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Erna Sugih Priatin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Minyak Argan | Foto Shutterstock.com
zoom-in-whitePerbesar
Minyak Argan | Foto Shutterstock.com
ADVERTISEMENT
Sebagian kita mungkin mengenal minyak argan karena khasiatnya untuk kecantikan kulit dan rambut. Namun, minyak yang berasal dari buah pohon argan (arganier) ini juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan pengobatan.
ADVERTISEMENT
Pohon argan sendiri merupakan tumbuhan endemis yang dapat ditemukan di Maroko, khususnya di Region Souss Massa. Budidaya pohon argan, pemrosesan biji argan hingga menjadi minyak dan produk turunannya biasanya dilakukan oleh komunitas.
Secara tradisional, keterampilan pembuatan minyak argan diajarkan secara turun-temurun dari ibu kepada anak perempuan sejak usia belia. Kearifan lokal pembudidayaan dan pengolahan argan tersebut telah terdaftar sebagai Warisan Budaya Takbenda (Intangible Cultural Heritage) UNESCO pada 2014.
Pembuatan minyak argan secara tradisional | Foto Direction du patrimoine culturel, Maroc, 2013
Pembuatan minyak argan merupakan proses yang panjang--mulai dari mengutip buah argan, memecah cangkang biji, melembutkan daging biji menjadi pasta menggunakan penggiling dari batu, menguleni pasta argan dengan air hangat, hingga menyaring minyak.
Pada dasarnya, proses pengolahan minyak argan untuk kosmetika dan pangan sama. Bedanya, untuk bahan pangan, biji argan harus disangrai terlebih dulu sebelum digiling.
ADVERTISEMENT
Apabila di Indonesia kita mengenal luwak yang memakan buah kopi, di Maroko terdapat kambing khusus yang memakan buah argan. Namun, kambing hanya mengunyah buah argan dan meludahkan bijinya. Biji inilah yang kemudian dikumpulkan dan diolah menjadi minyak.
Kambing yang memakan buah argan | Foto H. Nugraha