Akreditasi Perpustakaan Sekolah, Menuju Perpustakaan Sekolah yang Berkualitas

Akreditasi masih dijadikan fokus penilaian kualitas suatu instansi atau lembaga pendidikan. Ada tiga kategori penilaian hasil akreditasi dari tinggi ke rendah yaitu A, B, dan C. Lembaga pendidikan yang terakreditasi A nilainya lebih tinggi dari yang mendapatkan nilai B atau C. Ini sangat berpengaruh terhadap kualitas lembaga pendidikan di mata masyarakat. Akreditasi perpustakaan memfokuskan pada penilaian perpustakaan berdasarkan aspek-aspek penyelenggaraan perpustakaan baik secara kualitas dan kuantitas.

Perpustakaan sekolah yang merupakan bagian dari lembaga pendidikan dituntut pula untuk melaksanakan akreditasi. Perpustakaan sekolah merupakan perpustakaan yang berada pada satuan pendidikan formal di lingkungan pendidikan dasar dan menengah yang merupakan bagian integral dari kegiatan sekolah yang bersangkutan, dan merupakan pusat sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan (Badan Standarisasi Nasional, 2009). Akreditasi perpustakaan sekolah merupakan bentuk pengakuan pemerintah terhadap arti penting eksistensi perpustakaan dan arti penting perpustakaan pada proses pendidikan di sekolah.

Pentingnya Akreditasi Perpustakaan Sekolah

Berdasarkan pedoman akreditasi perpustakaan yang diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia disebutkan bahwa akreditasi perpustakaan merupakan rangkaian kegiatan proses pengakuan formal lembaga akreditasi perpustakaan yang menyatakan bahwa lembaga perpustakaan telah memenuhi persyaratan untuk melakukan kegiatan pengelolaan perpustakaan. Akreditasi perpustakaan sekolah merupakan sesuatu yang baru. Sebelumnya perpustakaan sekolah merupakan komponen penilaian dari akreditasi sekolah. Tapi sekarang akreditasi perpustakaan sekolah dilaksanakan terpisah dari akreditasi sekolah.

Lalu, apa saja persyaratan yang harus dipenuhi dalam akreditasi perpustakaan sekolah? Ada enam komponen yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan akreditasi perpustakaan sekolah. Keenam komponen tersebut adalah koleksi, sarana dan prasarana, pelayanan perpustakaan, tenaga perpustakaan, penyelenggaraan dan pengelolaan, yang terakhir adalah komponen penguat. Setiap komponen terdiri dari beberapa indikator kunci. Nilai dari setiap indikator ini yang akan menentukan bobot suatu komponen.

Masing-masing komponen mempunyai nilai atau bobot yang berbeda-beda. Adapun nilai atau bobot tersebut yaitu koleksi 20%, sarana dan prasarana 15%, pelayanan perpustakaan 25%, tenaga perpustakaan 20%, penyelenggaraan dan pengelolaan 15%, komponen penguat 5%. Sedangkan indikator kunci dari semua komponen ada 84. Apabila dari keenam komponen tersebut dapat dipenuhi dengan baik, kemungkinan hasil nilai tertinggi akan diperoleh.

Tetapi keadaan setiap perpustakaan sekolah berbeda-beda. Ada perpustakaan sekolah yang sudah berjalan dengan baik sesuai fungsinya. Tetapi masih banyak juga perpustakaan sekolah yang masih belum berfungsi sebagaimana mestinya. Hal ini tergantung dari faktor yang mempengaruhi pengelolaan perpustakaan tersebut. Faktor tersebut antara lain pemangku kebijakan sekolah, pengelola perpustakaan/pustakawan, anggaran, dan dukungan warga sekolah.

Memang sangat ironis sebuah perpustakaan sekolah yang seharusnya mempunyai peran strategis dalam mendukung keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah masih dipandang sebelah mata. Kondisi seperti ini membuat perpustakaan sekolah belum bisa menjalankan fungsinya dengan baik. Maka dari itu, untuk waktu yang akan datang perpustakaan sekolah wajib melaksanakan akreditasi. Lembaga yang berwenang untuk melaksanakan akreditasi perpustakaan sekolah adalah perpustakaan nasional. Tujuannya untuk meningkatkan kepercayaan pemustaka terhadap kinerja perpustakaan serta menjamin konsistensi kualitas kegiatan perpustakaan sekolah.

Akreditasi Perpustakaan, Momentum Pustakawan

Pelaksanaan akreditasi perpustakaan merupakan momentum bagi pustakawan sekolah untuk mengembangkan perpustakaan menjadi lebih berkualitas. Akreditasi ini juga menjadi peluang bagi perpustakaan sekolah untuk meningkatkan kualitas pelayanan perpustakaan. Selain itu juga bisa menjadi motivator bagi pihak sekolah dalam memperbaiki kualitas perpustakaan sekolah. Karena dengan dilaksanakannya kegiatan akreditasi maka secara otomatis komponen penilaian yang ada harus dipenuhi semaksimal mungkin agar lolos akreditasi. Semua instansi pada dasarnya melaksanakan akreditasi berusaha agar mendapatkan nilai A yaitu nilai tertinggi.

Keberhasilan akreditasi perpustakaan sekolah harus didukung oleh semua warga sekolah. Karena akreditasi perpustakaan sekolah merupakan tanggung jawab semuanya, bukan semata menjadi tanggung jawab pengelola perpustakaan atau pustakawannya. Semua harus saling bekerja sama agar komponen akreditasi dapat terpenuhi secara maksimal. Tetapi peran pimpinan sekolah, tetap yang paling menentukan.

Pelaksanaan akreditasi perpustakaan sekolah mengharuskan pimpinan sekolah untuk memberikan perhatian yang lebih kepada perpustakaannya. Selain itu juga memaksa pihak sekolah untuk memenuhi kriteria penilaian. Tentu saja hal ini mempercepat proses perbaikan kualitas perpustakaan.

Dengan adanya akreditasi diharapkan perpustakaan sekolah dapat dikelola secara profesional sesuai dengan standar nasional. Apabila penyelenggaraan perpustakaan sekolah sudah sesuai standar nasional, maka hal ini dapat meningkatkan kepercayaan pemustaka terhadap kinerja perpustakaan. Serta konsistensi kegiatan perpustakaan akan semakin berkualitas. Perpustakaan sekolah yang sudah terakreditasi dengan baik akan mendapat apresiasi dari masyarakat sekitar. Selain itu juga dapat menambah kepercayaan sekolah di mata masyarakat.

Maka dari itu sebagai pustakawan sekolah, saya sangat antusias dengan adanya akreditasi perpustakaan sekolah. Karena dengan adanya akreditasi tersebut, perpustakaan sekolah akan semakin berkualitas baik dalam hal koleksi, sarana prasarana, pelayanan, SDM, dan pengelolaannya.