Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Tantangan dan Inovasi Perpustakaan Sekolah di Masa Pandemi
5 Oktober 2020 15:01 WIB
Tulisan dari Erna Hidayati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada awal Bulan Maret 2020 Negara Indonesia pertama kali mengkonfirmasi kasus COVID-19. Sejak saat itu pemerintah melakukan berbagai upaya penanggulangan penyebaran virus covid-19 salah satunya dengan membentuk gugus tugas penanggulangan penyebaran virus tersebut.
ADVERTISEMENT
Pemerintah juga menutup sekolah, perkantoran menerapkan sistem kerja work from home, pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar. Hampir seluruh bidang kehidupan terdampak mulai dari bidang ekonomi, pendidikan, transportasi, dan masih banyak lagi. Begitu pula perpustakaan juga ikut merasakan dampaknya.
Dari berbagai macam jenis perpustakaan dimanapun berada mungkin tidak lagi melakukan pelayanan, khususnya layanan sirkulasi yaitu layanan peminjaman dan pengembalian bahan koleksi perpustakaan.
Adaptasi Layanan Perpustakaan
Untuk perpustakaan yang sudah menerapkan sistem digital perpustakaan tidak tidak begitu berpengaruh dalam layanan sirkulasi, karena perpustakaan digital otomatis sudah mempunyai koleksi digital seperti koleksi ebook, ejournal, emagazine.
Sebagian besar yang sudah menerapkan sistem perpustakaan digital adalah perpustakaan perguruan tinggi atau universitas. Mereka mempunyai koleksi digital sebagai koleksi perpustakaan yang dapat diakses secara online.
ADVERTISEMENT
Lalu, bagaimana dengan perpustakaan yang ada di sekolah-sekolah? Mengingat semua sekolah dari tingkat PAUD sampai tingkat SMA ditutup sampai batas yang belum ditentukan. Apakah perpustakaan sekolah juga tutup? Pada awal masa pandemi covid19 saat sekolah ditutup, perpustakaan sekolah juga ikut ditutup.
Seiring berjalannya waktu, dalam hal ini sekolah secara fisik yang ditutup, tetapi kegiatan belajar mengajar tetap masih berjalan dengan sistem jarak jauh dalam jaringan. Para guru menyampaikan pembelajaran untuk disampaikan kepada siswa-siswa yang tetap berada di rumah.
Seiring itu pula perpustakaan sekolah tetaplah menjadi sumber informasi dan sumber belajar sesuai dengan fungsi perpustakaan sekolah yaitu sebagai jantung sekolah.
Sebagai jantung sekolah perpustakaan sekolah harus bisa mendistribusikan informasi ke seluruh warga sekolah. Menurut Suherman (2011-LIPI 9001) perpustakaan sebagai jantung sekolah berfungsi menyalurkan pengetahuan ke seluruh komunitas sekolah murid, guru, dan pegawai dengan instrumen utamanya yaitu membaca, dan ada tiga fase untuk membangun sebuah perpustakaan supaya menjadi jantung sekolah yaitu levelling, upgrading, dan improvement.
ADVERTISEMENT
Tantangan dan Inovasi Pustakawan
Pandemi covid-19 menjadikan sebuah tantangan bagi pustakawan sekolah, perpustakaan jangan sampai kehilangan perannya yaitu sebagai pusat sumber belajar dan pusat penyedia informasi.
Perpustakaan harus tetap menjadi garda depan dalam memberikan informasi-informasi bermanfaat kepada warga sekolah ataupun kepada masyarakat.
Maka dari itu dibutuhkan inovasi dalam pelayanan perpustakaan sekolah, selain itu juga dibutuhkan pola pikir yang diluar kebiasaan dengan tetap mengutamakan aspek kesehatan.
Perpustakaan sekolah harus berinovasi agar memudahkan akses layanan, dapat pula dengan melonggarkan aturan-aturan yang sudah ada.
Yang dimaksud dengan melonggarkan aturan-aturan yang sudah ada misalnya dengan memberikan kelonggaran waktu pengembalian bagi pemustaka (pengguna perpustakaan) yang sudah jatuh tempo.
Inovasi layanan perpustakaan sekolah di masa pandemi antara lain layanan koleksi digital, ini dapat dilakukan oleh perpustakaan sekolah yang sudah mempunyai perpustakaan digital. Yang perlu disiapkan dalam digitalisasi perpustakaan adalah tersedianya aplikasi, buku-buku yang sudah dialihmediakan contohnya ebook.
ADVERTISEMENT
Di perpustakaan tempat saya bekerja sedang mengumpulkan koleksi ebook yang akan dijadikan sebagai bahan koleksi menuju digitalisasi perpustakaan.
Sementara ini sistem layanan yang digunakan adalah dengan sistem pemesanan yaitu pemustaka di sini para siswa yang akan meminjam bahan koleksi perpustakaan memesan misalnya buku ataupun arsip soal terlebih dahulu dengan melalui WA pustakawan.
Selanjutnya pustakawan akan mencarikannya. Apabila sudah tersedia maka pustakawan akan memberikan jawaban dan informasi kapan buku atau koleksi perpustakaan yang lain dapat diambil.
Inovasi perpustakaan selanjutnya adalah menyediakan berbagai tautan atau link perpustakaan digital dan sumber informasi elektronik, perpustakaan harus mempunyai akun media sosial seperti instagram yang berfungsi untuk mengekspos dan mempromosikan kegiatan dan informasi perpustakaan sekolah.
ADVERTISEMENT
Dengan memanfaatkan media sosial sebagai sarana menyebarkan informasi yang berkaitan dengan tautan perpustakaan digital dan sumber informasi elektronik kepada para siswa.
Inovasi berikutnya adalah perpustakaan sekolah dapat mengadakan lomba misalnya lomba resensi buku, lomba menulis cerpen.
Perpustakaan sekolah memberikan informasi dan pengumuman melalui sosial media atau melalui guru wali kelas masing-masing tentang adanya lomba menulis cerpen.
Para siswa yang berminat ikut akan menulis cerpen yang dilakukan dirumah, dan nantinya akan dikirim ke perpustakaan untuk dinilai. Hal ini agar program gerakan literasi sekolah tetap dapat berjalan.
Perpustakaan sekolah harus tetap eksis sebagai penyedia informasi untuk menunjang proses belajar mengajar dalam keadaan seperti ini. Pustakawan sekolah juga harus kreatif dan inovatif dalam melakukan layanan perpustakaan di masa pandemi covi19.
ADVERTISEMENT
Pelayanan perpustakaan di masa pandemi merupakan tantangan tersendiri bagi pengelola perpustakaan. Jangan menyerah tetap tersenyum, lakukan pelayanan prima kepada pemustaka.