Pendidikan Darurat yang Mencerdaskan

Erni Juliana Al Hasanah N
Dosen Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta
Konten dari Pengguna
31 Agustus 2020 22:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Erni Juliana Al Hasanah N tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pendidikan  Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pendidikan Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Salah satu tujuan dari berdirinya Republik Indonesia ini adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Setelah 75 tahun merdeka, sudah tercapaikah tujuan itu? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) cerdas berarti sempurna perkembangan akal budinya, sedangkan mencerdaskan berarti mengusahakan agar sempurna akal budinya, sehingga mampu untuk berfikir, untuk mengerti dan memahami, sempurna pertumbuhan tubuhnya sehat jasmani juga rohani.
ADVERTISEMENT
Artinya yang dicerdaskan bukan hanya manusianya tapi seluruh kehidupannya, bukan hanya intelligence quotient (IQ) nya tapi juga emosional quotient (EQ) dan spiritual quotient (SQ) nya dalam situasi apapun termasuk pandemi covid-19.
Sampai saat ini kasus Covid-19 di Indonesia masih tinggi. Prediksi beberapa pakar bahwa di bulan Agustus – September Indonesia akan mengalami penurunan alih-alih menampakkan tanda-tandanya malah makin meningkat. Dalam situasi seperti ini sektor pendidikan termasuk salah satu yang mengalami dampak terbesar di samping sektor ekonomi dan kesehatan.
Di sektor pendidikan, pemerintah sudah menggunakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sebagai metode pembelajaran alternatif di masa pandemi. Sayangnya, metode PJJ kurang efektif karena terkendala banyak faktor. Di antara faktor yang paling utama adalah kurangnya sarana prasarana penunjang seperti gadget, smartphone, laptop, paket data dan jaringan internet, di samping karena ketidaksiapan dari sisi sumberdaya manusia baik dari sisi siswa, mahasiswa, guru/dosen maupun orang tua serta kurikulum dan bahan ajar yang kurang mendukung dengan metode PJJ.
ADVERTISEMENT
Namun demikian segala hambatan tersebut tidak menjadikan kita surut dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Justru karena hambatan-hambatan itulah yang mendorong kita sebagai anak bangsa bergotong royong, bahu membahu, bekerjasama bagaimana agar setiap orang tetap mendapatkan hak-haknya untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Semua komponen bangsa harus bersinergi untuk menyelamatkan generasi di era Covid-19 agar tidak tertinggal dari generasi sebelum atau sesudahnya.
Kurikulum Darurat
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah menerbitkan kurikulum darurat pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus, melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus. Satuan pendidikan dalam kondisi khusus dapat menggunakan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran peserta didik.
ADVERTISEMENT
Kebijakan ini sebagai Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19, Pelaksanaan kurikulum pada kondisi khusus bertujuan untuk memberikan fleksibilitas bagi satuan pendidikan untuk menentukan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran peserta didik.
Satuan pendidikan pada kondisi khusus dalam pelaksanaan pembelajaran dapat tetap mengacu pada Kurikulum Nasional, menggunakan kurikulum darurat atau melakukan penyederhanaan kurikulum secara mandiri. Menurut Mendikbud Nadiem Makarim, semua jenjang pendidikan pada kondisi khusus dapat memilih dari tiga opsi kurikulum tersebut.
Kurikulum darurat merupakan penyederhanaan dari kurikulum nasional. Pada kurikulum tersebut dilakukan pengurangan kompetensi dasar untuk setiap mata pelajaran sehingga guru dan siswa dapat berfokus pada kompetensi esensial dan kompetensi prasyarat untuk kelanjutan pembelajaran di tingkat selanjutnya.
ADVERTISEMENT
Kemendikbud juga menyediakan modul-modul pembelajaran untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD) yang diharapkan dapat membantu proses belajar dari rumah dengan mencakup uraian pembelajaran berbasis aktivitas untuk guru, orang tua, dan peserta didik. Harapannya, dari opsi kurikulum yang dipilih, siswa tidak dibebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan, dan pelaksanaan kurikulum berlaku sampai akhir tahun ajaran.
Modul belajar PAUD dijalankan dengan prinsip “Bermain adalah Belajar”. Proses pembelajaran terjadi saat anak bermain serta melakukan kegiatan sehari-hari. Sementara itu, untuk jenjang pendidikan SD modul belajar mencakup rencana pembelajaran yang mudah dilakukan secara mandiri oleh pendamping baik orang tua maupun wali. Dengan modul ini diharapkan akan mempermudah guru untuk memfasilitasi dan memantau pembelajaran siswa di rumah dan membantu orang tua dalam mendapatkan tips dan strategi dalam mendampingi anak belajar dari rumah.
ADVERTISEMENT
Asesmen Diagnostik dan Relaksasi
Siswa terdampak pandemi Covid-19, terlebih yang belum mampu beradaptasi dengan metode PJJ, berpotensi tertinggal. Untuk mengatasinya Mendikbud mengimbau kepada pihak sekolah untuk melakukan asesmen diagnostik. Yaitu asesmen yang dilakukan di semua kelas secara berkala, gunanya untuk mendiagnosis kondisi kognitif dan non-kognitif siswa yang terdampak PJJ.
Asesmen digunakan sebagai dasar pemilihan strategi pembelajaran dan pemberian remedial atau pelajaran tambahan untuk peserta didik yang paling tertinggal.
Ada dua jenis asesmen non-kognitif dan kognitif. Non-kognitif ditujukan untuk mengukur aspek psikologis dan kondisi emosional siswa, seperti kesejahteraan psikologi dan sosial emosi siswa, kesenangan siswa selama belajar dari rumah, serta kondisi keluarga siswa. Sedangkan asesmen kognitif ditujukan untuk menguji kemampuan dan capaian pembelajaran siswa.
ADVERTISEMENT
Untuk mendukung agar guru tetap mendukung kesuksesan pembelajaran di masa pandemi Covid-19, fokus dalam memberikan pelajaran interaktif pada siswa, tanpa merasa dibebani dengan pemenuhan jam pelajaran, pemerintah memberlakukan relaksasi peraturan. Guru tidak lagi diharuskan memenuhi beban kerja 24 jam tatap muka dalam satu minggu. Yang penting tetap bisa meningkatkan kapasitas untuk melakukan pembelajaran interaktif, dan sekolah dapat memfasilitasi kegiatan belajar mengajar dengan metode yang paling tepat.
Dengan asesmen bagi siswa, dan relaksasi bagi guru, harapannya akan terbangun sinergi dari semua pihak secara positif. Antara guru, orang tua, dan siswa bisa berpartisipasi secara aktif.
Yang penting semua stakeholder pendidikan tetap fokus pada bagaimana agar pendidikan –apa pun metodenya—sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
ADVERTISEMENT
Bila disikapi dengan tepat, pandemi Covid-19 justru akan melahirkan generasi tangguh, generasi yang bisa beradaptasi dalam kondisi darurat sekalipun.
----------------------------------------------------------------------
Oleh Erni Juliana Al Hasanah Nasution
Dosen FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta dan ITB AD Jakarta