Konten dari Pengguna

Penunjang Keberhasilan PTM Terbatas

Erni Juliana Al Hasanah N
Dosen Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta
5 Oktober 2021 5:55 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Erni Juliana Al Hasanah N tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Siswa SMP Negeri 1 Depok mulai mengikuti pelaksanaan Pertemuan Tatap Muka (PTM). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Siswa SMP Negeri 1 Depok mulai mengikuti pelaksanaan Pertemuan Tatap Muka (PTM). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Oleh Eni Juliana Al-Hasanah Nasution
Dosen ITB Ahmad Dahlan Jakarta
ADVERTISEMENT
Di tengah pelaksanaan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) dengan level yang terus menurun, ada dua kabar baik dari dunia pendidikan, yakni kabar tentang Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang menerima opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI delapan kali secara berturut-turut, dan kabar tentang dimulainya pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim mengatakan bahwa PTM terbatas yang akan ditempuh tidak sama seperti sekolah tatap muka biasa. Selain harus dijalankan dengan protokol kesehatan yang ketat, syarat-syarat lainnya adalah jumlah siswa yang masuk kelas akan dibatasi, satu kelas hanya diisi 25 persen murid, serta kegiatan belajar mengajar hanya dua jam dan satu minggu hanya dua kali pertemuan.
ADVERTISEMENT
Pelaksanaan PTM terbatas harus kita dukung karena sepanjang pembelajaran jarak jauh (PJJ) banyak permasalahan yang dihadapi, baik oleh anak didik maupun orang tua. Anak didik mengalamai keterbatasan dalam belajar, dan oang tua makin khawatir dengan perkembangan pendidikan anak-anak mereka. Belum lagi, akibat sehari-hari berada di depan laptop atau terus menerus melihat smart phone, anak-anak berpotensi kecanduan gawai yang dampaknya akan jauh lebih buruk.
Pelaksanaan PTM sudah sangat mendesak mengingat kesuksesan pendidikan menjadi kunci dari kesuksesan banyak hal. Masa depan individu, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara akan sangat tergantung pada kesuksesan pelaksanaan pendidikan. Dengan pelaksanaan pendidikan yang baik kita akan optimistis dalam menatap masa depan.
Untuk menyukseskan pelaksanaan PTM terbatas, diperlukan sejumlah penunjang. Yang pertama adalah dukungan dari semua komponen masyarakat. Mengapa demikian? Karena pendidikan bukanlah kegiatan yang bisa dijalankan secara otonom. Pendidikan membutuhkan kerja sama dari banyak pihak, yang paling utama tentu dukungan orang tua siswa atau mahasiswa, dukungan lingkungan sekitar, dan yang tidak kalah penting adalah dukungan dari pemerintah sebagai penanggungjawab pelaksanaan pendidikan secara formal.
ADVERTISEMENT
Petama, dukungan orang tua. Ini merupakan faktor utama yang akan menunjang keberhasilan pelaksanaan PTM. Banyak orang tua yang khawatir terhadap nasib anaknya yang akan ikut PTM. Kekhawatiran yang cukup beralasan mengingat kita belum tahu pasti sampai kapan pandemi akan berakhir.
Kerja keras pemerintah dalam upaya menanggulangi pandemi memang sudah cukup baik dan relatif berhasil jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Tapi itu belum cukup untuk meyakinkan orang tua terhadap keselamatan anak-anaknya dari ancaman virus corona. Apalagi sejauh ini, upaya vaksinasi yang terus digalakkan juga belum memadai untuk mencapai herd immunity (imunitas masyaakat) mengingat masih jauh lebih tinggi persentasenya mereka yang belum divaksin. Apalagi, ketersediaan vaksin yang ada saat ini, selain masih terbatas, juga belum ada yang diizinkan untuk anak-anak usia 12 tahun ke bawah.
ADVERTISEMENT
Kekhawatiran orang tua akan menjadi penghambat utama pelaksanaan PTM terbatas karena, meskipun sekolah sudah dibuka, jika para oang tua enggan mengirimkan anak-anaknya ke sekolah, PTM belum bisa dilaksanakan. Orang tua diberi kebebasan untuk menentukan apakah anaknya bisa ikut PTM atau tidak.
Kedua, dukungan sarana dan prasarana. Selain orang tua, ketersediaan sarana dan prasarana juga menjadi faktor utama suksesnya pelaksanaan PTM. Pihak sekolah harus menyiapkan penunjang PTM seperti ketersediaan ruang kelas yang luas, bersih, sehat, dan cukup memadai.
Di pintu gerbang harus tersedia alat pengecek suhu badan dengan petugasnya. Di setiap pintu masuk ruangan, terutama ruang kelas, harus tersedia hand sanitizer yang memenuhi standar.
Di tempat-tempat khusus yang dianggap strategis, seperti di gerbang utama, di sudut-sudut sekolah, dan di dekat kamar kecil, disediakan sarana mencuci tangan dengan sabun dan kran air yang mencukupi.
ADVERTISEMENT
Semua guru yang mengajar harus sudah divaksin, dan bila perlu harus menjalani test swab antigen telebih dahulu sebelum masuk kelas. Kelas pun harus dimodifikasi dengan tempat duduk masing-masing hanya untuk satu siswa dengan jarak minimal satu meter dengan dilengkapi sekat plastik atau fiber glass.
Ketiga, dukungan masyarakat. Meskipun mungkin bukan faktor utama, dukungan masyarakat akan membantu secara signifikan sukses tidaknya pelaksanaan PTM. Seperti disebutkan di atas, pendidikan bukanlah entitas yang otonom. Pelaksanaan pendidikan membutuhkan ekosistem yang menjadi penunjang.
Untuk menghindarkan anak didik dari jangkitan virus corona, bukan hanya pihak sekolah yang dituntut untuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat, tapi juga masyarakat secara umum. Protokol kesehatan yang ketat di sekolah akan sia-sia jika di tengah-tengah masyarakat belum ada kesadaran yang tinggi untuk memakai masker, menjaga jarak atau menjauhi kerumunan, dan senantiasa mencuci tangan dengan cara yang tepat (memakai sabun di air yang mengalir).
ADVERTISEMENT
Keempat, yang tidak kalah penting adalah dukungan pemerintah daerah. Dalam administasi pemerintahan kita yang menganut sistem otonomi daerah, pelaksanaan pendidikan termasuk sektor yang berada di tangan pemerintah daerah. Oleh karena itu, meskipun kebijakan PTM telah menjadi keputusan pemerintah pusat (Kemendikbudristek), dalam pelaksanaannya menjadi tanggungjawab pemerintah daerah. Selain harus menanggung beban penyediaan sarana dan prasarana, pemerintah juga harus konsisten mendisiplinkan masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan.
Itulah beberapa penunjang keberhasilan pelaksanaan PTM terbatas. Besar harapan kita, dengan dimulainya PTM (meskipun terbatas), ancaman anjloknya mutu pendidikan akibat pandemi akan sedikit bisa diatasi.