Konten dari Pengguna

Anak Kecanduan HP, Salah Siapa?

Erniwati
Abdi Negara yang hobby nulis, Tim Humas Kanwil Kemenkumham NTB, Freelancer yang doyan Web Design dan Digital Marketing. Hobby Belajar banyak hal baru.
9 Januari 2025 10:37 WIB
Ā·
waktu baca 9 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Erniwati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Anak Kecanduan HP, salah siapa? Ada satu artikel yang menarik di kumparan pagi ini, soal wacana libur sebulan selama Ramadhan.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya bukan artikelnya yang menarik perhatian saya, melainkan komentar para orang tua di bawahnya. Salah satunya kira-kira berbunyi begini "Enggak setuju ah, nanti anakĀ² maen hp seharian".
Atau yang lain dengan komentar seperti "1. Di setiap sekolah negeri tdk semata anak 2 muslim ttp juga non muslim , kalau orientasinya spy lebih fokus ibadah, bagaimana dg anak2 non muslim, ya jadinya waktu diisi dg main game dll"
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Faktor Penyebab Anak Kecanduan HP

Sudah lama saya ingin sekali membahas atau membuat tulisan terkait anak-anak yang kecanduan HP ini. Bukan tanpa alasan, karena banyak sekali fenomena di sekitar saya yang membuat miris.
Ketika saya melihat di sekitar saya anak-anak SD terutama sudah dibekali dengan HP, dibelikan HP pribadi, dan bahkan tak jarang saya perhatikan ada anak balita pun dibekali gadget ini hanya agar mereka diam dan mudah di kontrol.
ADVERTISEMENT
Ironis memang, seakan para orang tua punya baby sitter digital yang tak perlu keluar biaya lagi, hanya agar anak tenang dan anteng.
Sebelum membahas lebih jauh, mari kita lihat dulu beberapa faktor peyebab anak kecanduan HP. Anak-anak yang kecanduan HP (handphone) sering kali dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain:

1. Lingkungan Keluarga

Kurangnya kesadaran orang tua akan bahaya gadget yang berlebihan, sehingga anak diberikan hp sebelum waktunya, bahkan dibiarkan menggunakan HP tanpa batasan waktu atau aktivitas yang terarah.
Keteladanan dari orang tua kurang baik, seperti jika orang tua sering bermain HP, anak cenderung menirunya.
Kurangnya komunikasi antara orang tua dengan anak, sehingga Anak mungkin menggunakan HP sebagai pelarian jika interaksi keluarga kurang.

2. Konten yang Menarik

Digitalisasi memberikan kemudahan bagi siapa saja untuk mengakses hiburan seperti Game, media sosial, dan video yang menarik membuat anak ingin terus bermain HP.
ADVERTISEMENT
Namun perlu diketahui juga bahwa sejumlah konten bersifat adiktif, dimana beberapa aplikasi atau game dirancang untuk membuat pengguna terus terlibat.

3. Kurangnya Dorongan Aktivitas Fisik

Pergeseran kebiasaan atau perilaku akibat kemajuan teknologi membawa dampak lain seperti mulai minimnya dorongan untuk melakukan kegiatan fisik.
Jika anak tidak memiliki aktivitas lain seperti bermain di luar atau hobi, HP menjadi pilihan utama. Bahkan semakin hari main di luar tak lagi jadi menarik.

4. Pengaruh Sosial

Pengaruh pergaulan dan lingkungan sekitar memang tak bisa disepelekan. Anak mungkin merasa perlu menggunakan HP untuk tetap relevan atau diterima di lingkungannya.
Belum lagi jika di lingkungan mainnya, justru semua temannya asyik menonton video di hp atau main game, maka mereka pun cenderung akan ikut meskipun tak punya hp.
ADVERTISEMENT
Tren teknologi juga turut ambil andil, dimana Anak-anak sering ingin mengikuti tren terbaru dalam penggunaan aplikasi atau game. Kids are good copier.

5. Kesejahteraan Emosional

Anak bisa jadi menggunakan HP untuk menghindari masalah atau lari dari tekanan akademik, perundungan, atau konflik di rumah. Padahal ini bukanlah solusi, hanya pelarian sementara.
Kebutuhan perhatian: Jika kebutuhan emosional tidak terpenuhi, lebih besar kemungkinan anak akan mencari penghiburan melalui HP dan berselancar di dunia maya.

6. Kurangnya Edukasi dan Pemahaman tentang Dampak

Kurangnya edukasi kepada masyarakat dan pemahaman tentang dampak buruk dari kecanduan gadget ini menurut saya adalah penyebab paling dasar.
Karena orang-orang yang tak teredukasi dengan baik, terutama anak-anak, akan menyebabkan mereka semakin tenggelam dalam keasyikan yang dapat berakibat faatl, baik bagi kesehatan fisik maupun emosional dan psikologi.
ADVERTISEMENT
Contohnya dampak pada kesehatan fisik (mata, postur tubuh) atau mental (kecemasan, isolasi).

Pentingnya Peran Orang Tua

Saya tidak akan bicara terlalu jauh sampai ke level pihak-pihak yang bertanggung jawab, melainkan dari pondasi awal dulu deh, yaitu rumah.
Rumah merupakan miniatur terkecil dalam implementasi pengenalan hukum dan aturan kepada anak. Dari usia dini hingga mencapai dewasa nanti.
Oleh sebab itu, peran orang tua dalam membangun kesadaran seorang anak sangat penting. Terutama jika bicara masalah kecanduan gadget atau hp ini.
Faktanya, banyak sekali kita lihat di sekitar kita atau bahkan di dunia maya, melalui berbagai media sosial, para orang tua sibuk bikin konten, segala hal tentang privasi hidup yang diumbar.
Dalam keseharian saya pribadi, banyak saya temui ibu-ibu yang lebih sibuk dengan hp di tangan daripada mengajak anaknya bicara atau bermain bersama. Belum lagi bapak-bapak yang juga suka nonton short reel youtube dan tertawa sendirian.
ADVERTISEMENT
Lalu ibu-ibu yang kelelahan dan akhirnya demi mengurangi stressnya mengurus anak, akhirnya memberikan hp, tontonan youtube agar balitanya diam dan tenang.
HP sudah membudaya, tak lagi ada aturan usia. Batasannya hanya soal suka atau tidak, bahkan orang tua seakan tak lagi bisa mengontrol hak mereka dalam membatasi.
Lalu ketika anak-anaknya sudah terlanjur kecanduan dan jadi tantrum, banyak saya dengar keluhan yang sama muncul
"Susahnya dilarang main hp, kalo kita ambil hpnya dia ngamuk".

Anak Kecanduan HP, Salah siapa?

Dari sudut pengamatan saya pribadi, lingkungan pertama yang ingin saya salahkan tentu saja orang tua. Bagi saya, apapun itu dasar dan awalnya pasti dari bagaimana orang tua mendidik anak.
Mendidik di sini tak hanya mencakup mengajari, namun juga mendisiplinkan, menanamkan paham yang benar akan banyak hal-hal dasar dalam kehidupan awalnya.
ADVERTISEMENT
Seperti ketika balita, anak mulai diajari dimana harus pipis yang benar, atau bagaimana makan yang benar. Apa makanan yang baik dan sehat bagi tubuhnya, dan mana yang buruk dan membuat tubuhnya bisa terserang penyakit.
Kemudian sebagai orang tua harus memberikan contoh dan teladan yang baik, kapan waktunya shalat, kapan waktunya bermain dengan anak, kapan waktunya tidur.
Mendidik anak terkait disiplin adalah pondasi penting, karena dengan menanamkan disiplin ini, anak akan lebih mudah untuk memahami mana yang baik bagi dirinya dan mana yang buruk.
Masalahnya banyak sekali orang tua yang berfikiran bahwa memenuhi kewajiban kepada anak itu adalah menyenangkan mereka secara keseluruhan. Padahal yang lebih tepat memenuhi kebutuhan mereka, sesuai porsinya. Jikapun ada kesenangan yang ingin kita berikan, haruslah dengan pertimbangan matang akan kebaikan dan keburukan bagi mereka.
ADVERTISEMENT
Disini pola pikir orang tua seakan menjadi hal besar yang sangat dibutuhkan. Kedewasaan orang tua dalam mengambil sikap terhadap permintaan dan kebutuhan anak, menjadi krusial.
Jujur, saya di rumah tak punya televisi, dari ketiga anak saya yang pegang dan punya hp cuma yang sulung, itupun didapatkannya dengan kerja paruh waktu, dan dengan komitmen tanggung jawab dalam penggunaannya.
Kalaupun si anak-anak yang masih SD ingin nonton kartun, maka mereka menyaksikan melalui komputer, dengan program yang tetap saya kontrol dari akun saya. Tak lupa saya terangkan tipe tontonan yang baik dan buruk agar mereka paham.

Tips Antisipasi Agar Anak Tak Kecanduan

Tips antisipasi agar anak tak kecanduan, ini sebenarnya lebih kepada eksperimen dan pengalaman saya sebagai ibu dari tiga anak.
ADVERTISEMENT

Jadilah Orang Tua Yang Mendidik

Sebelum kita mendidik anak-anak kita, kita sebagai orang tua harus terlebih dahulu menjadi pintar untuk tahu dan memahami bagaimana kita harus berperilaku agar mereka bisa meniru.
Karena anak adalah peniru ulung, bukan pendengar yang baik. Faktanya kadang kita larang main hp, mereka bisa menjawab dengan mudah "mama juga kenapa main hp?"

Ajak anak untuk lebih aktif dalam kegiatan fisik dan sosial.

Kenalkan pada anak bahwa bermain di luar itu asyik dan seru. Tanamkan pada mereka sejak dini bahwa olahraga dan bergerak secara fisik akan membuat mereka tetap sehat.
Saya sendiri mengedukasi anak-anak bahwa kelebihan berat badan itu bukanlah hal baik, aktif bergerak dan main di luar dapat membantu mencegah kegemukan.
Bantu anak untuk aktif mengikuti berbagai kegiatan olahraga dan ekskul misalnya seperti basket, bela diri ataupun olahraga lainnya yang mereka sukai.
ADVERTISEMENT

Berikan contoh yang baik dengan mengurangi penggunaan HP di depan anak.

Usahakan tak bermain hp di depan anak-anak, kalaupun terpaksa maka jelaskan untuk tujuan apa anda menggunakan hp tersebut.
Kalaupun misalnya menonton tayangan hiburan yang bisa dinikmati anak, maka menonton bersama sambil menjelaskan apa yang dapat dipelajari dari tontonan itu akan membuat mereka belajar berfikir aktif.

Jangan Tergiur Memberikan HP Pada Anak Sebelum Waktunya

Kebanyakan orang tua sering terpicu memberikan anak hp hanya karena alasan sepele, misalkan karena melihat anak orang lain dibelikan hp sehingga merasa kasian kepada anaknya.
Padahal kalau saja orang tua sadar, bahwa memanjakan anak dengan hp sebelum waktunya dapat berakibat fatal bagi kesehatan fisik dan mental mereka, mungkin tak segampang itu akan diberikan.
Sebagai orang tua, prioritas terhadap kesehatan anak adalah pegangan kita untuk bertahan dengan prinsip kita sendiri. Jangan mudah terpengaruh dengan cara orang lain mendidik anaknya.
ADVERTISEMENT

Buat jadwal penggunaan HP yang jelas dan konsisten.

Apabila ada anak yang memang mau tidak mau harus menggunakan hp, maka anda sebagai orang tua harus membuat komitmen terlebih dahulu.
Buat jadwal penggunaan hp yang jelas dan konsisten, lengkap dengan sanksi apabila terjadi pelanggaran.

Tingkatkan komunikasi dan waktu bersama keluarga tanpa HP.

Ini masalah umum yang terjadi saat ini, kurangnya komunikasi dan waktu bersama keluarga. Padahal komunikasi sangat penting meskipun hanya saling komentar atau membahas hal-hal sepele.
Tingkatkan komunikasi dengan cara meluangkan waktu bersama setiap harinya. Karena anak juga sebenarnya sangat senang ketika kita membersamai mereka ketika bersantai.

Berikan edukasi tentang dampak negatif kecanduan HP.

Berikan juga contoh-contoh kasus yang terjadi tentang akibat dari kecanduan hp. Edukasi mereka bahwa dampak yang akan diterima bisa jadi merusak hidup mereka secara fisik dan mental seumur hidup.
ADVERTISEMENT
Semakin banyak edukasi dalam bentuk informasi nyata yang kita berikan, anak akan lebih aware dan peduli tentang kesehatan dirinya.
Nah, terakhir apabila masih ada orang tua yang bilang "tidak segampang itu membuat mereka main di luar", maka di sini saya sampaikan, iya!.
Iya, bagi mereka yang sudah mengabaikan perannya sebagai orang tua saat anak-anaknya masih balita. Iya bagi mereka yang saat anak-anaknya balita abai dna tak mau susah-susah ngemong anaknya sehingga dikasi hp dari balita.
Namun tidak sulit bagi anak-anak yang sedari balita sudah di latih untuk paham bahwa usia anak-anak belum boleh main hp, harus main di luar, olahraga, makan bergizi, disiplin.
Tidak akan sulit bagi anak-anak yang sedari dini sudah diedukasi dengan sabar oleh orang tua yang tegas dan konsisten dalam mendidik anaknya agar tetap sehat secara mental dan fisik.
ADVERTISEMENT
Jadi menurut saya, awal mula dan dasar dari kecanduan hp ini memang dari orang tua sendiri. Akhirnya saya pribadi mengajak para orang tua dimanapun berada, yuk perbaiki diri dan peran kita sebagai orang tua.
Jangan jerumuskan anak-anak kita hanya untuk kesenangan dan ketenangan sementara saja, jangan gantikan peran kita dengan hp atau gadget sebagai orang tua.