Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Konten dari Pengguna
Saat ini Era Milineal, Ayo Mainkan!
7 Juni 2018 11:01 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
Tulisan dari Erri Sinaga tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah pidato, Presiden Sukarno pernah berseru, "Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia."
ADVERTISEMENT
Tentu yang dicari si Bung adalah pemuda baik-baik, cerdas, dan berkarakter. Apakah anak-anak muda yang kini terjun atau mendirikan partai politik masuk kategori tersebut? Seprtinya, mungkin ini ada di Partai Solidaritas Indonesia
Meski belum ada jawaban pasti, Direktur Eksekutif Indo Barometer Qodari menyambut baik masuknya sejumlah anak muda ke panggung politik. "Bagus dan positif sekali (pemuda ke politik)," kata Qodari
Partai politik harus melakukan regenerasi. Mereka harus merekrut anak muda yang potensial, baik secara intelektual maupun potensi lainnya. Kepada anak-anak muda itulah masa depan Indonesia 10 atau 20 tahun ke depan berada.
Ini suatu harapan yang bagus karena di tengah-tengah sinisme kekecewaan terhadap kinerja parpol, ada anak muda memilih menyalakan lilin ketimbang mengutuk kegelapan. Kami mengajak pemuda khususnya di Simalungun supaya terjun ke dunia politik," kata Jahot Rizal Saragih ( Ketua PSI Simalungun )
ADVERTISEMENT
Menurut dia, partai politik tak boleh dijauhi, melainkan harus didekati dengan masuk ke dalamnya. Pasalnya, parpol adalah pilar utama alias tulang punggung utama demokrasi. Apabila partai politiknya bagus, bagus pula pemerintahannya. Dia mencontohkan soal rekrutmen kepala daerah yang didominasi partai politik. Begitu juga seleksi sejumlah pimpinan lembaga ada di tangan partai politik melalui perwakilannya di parlemen.
PR kita di politik dalam hal keterwakilan itu ada dua: perempuan dan anak muda. Dalam pertemuan-pertemuan parlemen, baik di tingkat regional dan dunia, memang arahnya ke sana. Terutama untuk negara-negara yang sudah selesai dengan urusan perwakilan perempuan, banyak mendorong keterwakilan anak muda. Sepuluh hingga 20 tahun ke depan panggung politik Indonesia akan diisi orang-orang yang sekarang masih dikategorikan muda.
ADVERTISEMENT
Makin banyak politikus muda yang sukses, tentunya akan berdampak baik juga pada dunia politik Indonesia ke depannya.Apalagi, saat ini perlu orang-orang yang menginspirasi dan menjadi teladan dalam dunia politik, agar masyarakat, terlebih lagi anak muda, tidak lagi antipati terhadap dunia politik.
Di masa perjuangan, Bung Karno memimpin PNI saat berusia 26 tahun. Ketika mendirikan Perhimpunan Indonesia, Bung Hatta berusia 25 tahun. Sedangkan Bung Syahrir, ketika menjadi perdana menteri pertama Indonesia, baru berusia 36 tahun.
Di era milenial seperti saat ini, ada Emmanuel Macron, yang jadi Presiden Perancis, dan Justin Trudeau sebagai Perdana Menteri Kanada. "Keduanya masih muda. Jadi menurut saya, politik tidak mengenal usia. Selama ia mampu dan punya kapasitas, ia pantas untuk jadi pemimpin, kata Jahot Rizal Saragih.
ADVERTISEMENT
Partai Solidaritas Indonesia partai anak muda, jawaban atas kegelisahan, keburukan , wajah perpolitikan Indonesia saat ini.