Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Korelasi Antara Bahasa, Sastra dan Media
28 Oktober 2022 13:31 WIB
Tulisan dari Erros Evani Hasan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tahukah kalian bahwa Bahasa, Sastra dan media ketiganya saling berkaitan? Dimana bahasa adalah alat komunikasi. Sastra adalah sarana untuk mengarahkan, mengajar maupun petunjuk yang dikemas dengan nilai estetika. Media adalah sebuah wadah komunikasi. Jika kita kaitkan ketiganya melalui sastra kita menggunakan bahasa untuk sarana berkarya yang berisi ajaran nilai-nilai moral dan melalui media suatu karya bisa tersebar luas.
ADVERTISEMENT
Masyarakat Indonesia pun mengenal bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa. Sedangkan kehadiran sastra merupakan titik krusial untuk membangun peradaban bangsa. Kemampuan untuk mengapresiasi karya sastra turut menjadi cerminan kemajuan literasi budaya bangsa.
Sebelumnya saya akan paparkan sedikit dari Bahasa, sastra dan media
Bahasa bersifat manusiawi
Dapat saya katakan bahwa Bahasa itu bersifat manusiawi karena bahasa menjadi berfungsi selama manusia yang memanfaatkannya. Sebagai makhluk sosial, manusia berinteraksi, berkomunikasi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa sebagai media, baik berkomunikasi menggunakan bahasa lisan, juga berkomunikasi menggunakan bahasa tulis
Sastra kegiatan kreatif yang menghibur dan mengandung nilai moral
Sastra adalah hasil kegiatan kreatif manusia yang menggunakan bahasa sebagai alat, baik lisan maupun tulisan. Sebuah karya seni dapat dikatakan sebagai karya yang bernilai sastra bukan hanya karena bahasa indah, beralun-alun, penuh dengan irama dan perumpamaan. Melainkan harus dilihat secara keseluruhan; dari nilai-nilai estetika, nilai-nilai moral, dan nilai-nilai konsepsi yang terdapat dalam karya sastra tersebut.
ADVERTISEMENT
Media sebuah wadah
Media umumnya merujuk pada suatu yang dijadikan sebagai alat, wadah, maupun sarana untuk melakukan komunikasi. Jadi, pengertian media secara umum adalah suatu alat pengantar atau alat perantara yang berguna untuk menyalurkan informasi ataupun pesan dari sebuah sumber pada pihak penerima pesan.
Dari pemaparan saya di atas, mungkin bisa kalian pahami bahwa ketiganya saling berkaitan. Untuk membuat karya sastra kita butuh bahasa sebagai alatnya dan kita butuh wadah untuk memperkenalkan karya sastra dengan menggunakan media.
Lalu bagaimana sebuah media berperan sebagai wadah karya sastra?
Keriuhan media sosial pun turut mendongkrak eksistensi para penggiat dan penggemar karya sastra. Lewat berbagai platform media sosial yang tersedia, kita pun mengenal ada beberapa karya sastra dan para sastrawan yang berhasil menarik dan meningkatkan minat terhadap dunia sastra.
ADVERTISEMENT
Adanya ranah digital dan media sosial pun memunculkan interaksi cepat antara penulis dan pembaca yang sulit dilakukan di media massa konvensional seperti surat kabar. Karena itulah kehadiran internet atau ranah digital bisa dianggap sebagai instrumen yang bisa membantu perkembangan sastra ke arah yang lebih baik serta sesuai dengan zaman.
Media sosial yang saat ini sedang digemari seperti Instagram pun turut digunakan untuk mengangkat konten sastra. Tidak hanya oleh kalangan penikmat sastra, penulis seperti Boy Chandra dan Fiersa Besari juga menggunakan Instragram untuk mengaktualisasikan diri dalam bentuk puisi di Instagram.
Lewat media sosial pun, para penulis berusaha menjalin kedekatan dengan pembacanya. Bahkan tak jarang mereka juga membagikan tulisan-tulisan terbaru yang siap diterbitkan menjadi buku baru. Dengan begitu, para pembacanya sudah mengetahui sekilas isi novel yang siap meluncur tersebut.
ADVERTISEMENT
Untuk menulis maupun membaca novel dan cerpen kita dapat temui dibeberapa situs web yang menjadi wadah tulis-menulis maupun membaca.
Namun banyak karya sastra yang eksistensinya di media digital maupun media sosial sering mengalami copy paste atau plagiasi, ini yang saya sayangkan. Mungkin akan lebih aman jika kita membuat karya sastra lalu dibukukan. Namun jika kita lihat lebih dalam, negatifnya dari media cetak adalah akan banyak sekali pohon-pohon yang akan digunakan. Terlepas dari sisi buruknya, jangan berhenti untuk berkarya dimana pun itu.
Kesimpulannya adalah dengan bahasa kita berkarya. Dengan sastra kita dapat menyampaikan ide, berimajinasi maupun mengangkat keresahan-keresahan yang ada dalam aspek sosial dan dengan media kita mampu memperkenalkan sebuah karya sastra agar meluas.
ADVERTISEMENT