Konten dari Pengguna

Menjelajahi Arles: Kota Antik di Prancis Selatan yang Menginspirasi Van Gogh

Erry W Prasetyo
I've been yes and I've been oh hell no
17 November 2020 9:31 WIB
comment
23
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Erry W Prasetyo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kota Arles di Prancis Selatan. Kota antik yang menginspirasi Van Gogh. Photo credit: shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Kota Arles di Prancis Selatan. Kota antik yang menginspirasi Van Gogh. Photo credit: shutterstock

Sang Maestro yang jatuh cinta dengan Prancis

ADVERTISEMENT
Tidak perlu untuk menjadi ahli seni untuk tahu dan mengenal Vincent Van Gogh. Pelukis ini terkenal dengan kelihaiannya menumpahkan keindahan yang kasar dengan kejujuran emosi dan warna yang berani. Van Gogh dianggap sebagai salah satu pelukis terbaik sepanjang masa karena pengaruhnya dalam dunia seni hingga jauh setelah dia meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Lahir di Belanda pada tahun 1853, Van Gogh meninggal pada usia 37 tahun. Meskipun semasa hidupnya dia hanya berhasil menjual 1 lukisan, hingga saat ini lukisan Van Gogh merupakan lukisan-lukisan termahal di dunia dan kebanyakan berada di museum-museum kelas dunia. Semasa hidupnya dia menghasilkan 860 lukisan cat minyak, dengan 300 di antaranya dilukis di Arles, Prancis.
Mungkin kita semua bertanya-tanya, apa arti penting Prancis bagi Van Gogh? Mengapa seluruh mahakarya-nya dihasilkan di Prancis, utamanya di Arles? Jawabannya adalah warna dan keindahan alam serta budaya di sana. Van Gogh sempat melukis di Belanda, Belgia, dan Paris, Prancis. Namun pada masa itu, kebanyakan warna yang dipakai cenderung gelap, relatif kurang berani, dan kurang mengekspresikan emosi yang jujur. Oleh karena itu, dia tidak berhenti di Paris, dia terus bergerak ke Selatan, dan menemukan Arles, kota yang membuat Van Gogh jatuh cinta. Mari kita jalan-jalan di Arles dan telusuri peninggalan Van Gogh.
ADVERTISEMENT

Napak Tilas Van Gogh di Arles dan Sekitarnya

Van Gogh tiba di Arles untuk pertama kalinya pada tanggal 20 Februari 1888. Awalnya, Van Gogh hanya ingin singgah sebentar di Arles, dan meneruskan perjalanan ke Marseille. Namun, rencana tersebut berubah karena Van Gogh sangat terinspirasi oleh Arles dan daerah di sekitarnya.
Keputusan tersebut sangat tepat. Selama hanya kurang lebih 15 bulan tinggal di Arles, Van Gogh menghasilkan 300 lukisan, yang hampir semuanya merupakan mahakarya seni hingga hari ini. Saya cukup beruntung dapat mengunjungi Arles dan secara langsung mendatangi beberapa tempat yang menginspirasi mahakarya Van Gogh. Mari kita intip bersama-sama.
Taman di Rumah Sakit di Arles dimana Van Gogh sempat dirawat. Lokasi dimana Van Gogh melukis "Jardin de la Maison de Santé à Arles". Photo credit: Koleksi pribadi.
Lukisan ini menggambarkan taman di tengah Rumah Sakit di Arles pada masa itu. Van Gogh melukis ini dari kamar di mana dia dirawat pada tahun 1889. Saat itu, Van Gogh tinggal bersama Paul Gauguin, seniman dari Paris yang juga terinspirasi oleh warna-warna di Arles. Namun karena satu dan lain hal, kondisi mental Van Gogh mulai terganggu. Dia memotong telinganya sendiri karena permasalahan dengan Gauguin, sehingga harus dirawat di rumah sakit ini. Saat ini, bangunan tersebut dinobatkan sebagai l'espace Van Gogh, dan tetap dirawat sebagaimana diabadikan dalam lukisan Van Gogh.
ADVERTISEMENT
Les Arènes d'Arles. Lukisan Van Gogh yang mengabadikan keramaian adu banteng di arena yang dibangun oleh Kerajaan Romawi Kuno di Arles. Photo credit: Koleksi pribadi.
Lukisan ini menggambarkan Arles yang tidak hanya indah, tetapi juga antik dan kaya akan budaya. Dilukis oleh Van Gogh pada tahun 1889, lukisan ini mengabadikan keramaian adu banteng (bullfighting), budaya yang dibawa oleh Kerajaan Romawi hingga sampai Spanyol yang terkenal dengan matadornya. Berbeda dengan Koloseum di Roma, Itali, arena yang dibangun pada tahun 123 sebelum masehi ini masih utuh dan digunakan hingga hari ini.
Sebuah kafe di Arles yang menjadi inspirasi salah satu lukisan Van Gogh yang paling terkenal. Photo credit: Koleksi pribadi.
Lukisan ini merupakan salah satu lukisan Van Gogh yang paling terkenal. Van Gogh sendiri sangat antusias setelah menyelesaikan lukisan ini sebagaimana dia ceritakan dalam salah satu suratnya kepada adiknya, Theo. Lukisan yang dibuat pada tahun 1888 ini mulai menunjukkan warna kuning dan warna biru khas Van Gogh yang mendefinisikan mahakarya-mahakarya lainnya. Jika kita mengunjungi Arles, kita bisa menikmati sore hari yang indah di kafe ini, karena hingga hari ini kafe ini masih tetap ada dan menerima pengunjung.
Tepi sungai Rhone, tempat Van Gogh melukis La Nuit étoilée sur Rhône. Photo credit: Koleksi pribadi
ADVERTISEMENT
Dalam Bahasa Indonesia, judul lukisan ini adalah "Malam Berbintang di atas Rhone". Lukisan ini merupakan salah satu lukisan malam Van Gogh yang sangat terkenal, dan saat ini disimpan baik-baik di Musee d'Orsay, Paris. Van Gogh melukis lukisan ini dari tepi sungai Rhone yang hanya berjarak satu atau dua menit dengan berjalan kaki dari rumah sewaannya pada saat itu. Sebagaimana pada lukisan "Café, le soir", langit malam dan efek cahaya dengan warna biru dan kuning yang khas kembali menjadi subjek lukisan Van Gogh.
Salah satu mahakarya Van Gogh, La Nuit étoilée atau Malam Berbintang. Photo credit: Ismoon, Creative Commons license.
ADVERTISEMENT
Lukisan ini adalah salah satu mahakarya Van Gogh yang paling terkenal. Kondisi kejiwaan Van Gogh terus memburuk di tahun 1889, sehingga pada Juni tahun itu, Van Gogh dipindahkan oleh adiknya ke rumah sakit jiwa di desa yang berjarak 25 km dari Arles. Lukisan ini dilukis oleh Van Gogh pada bulan Juni 1889, setahun sebelum dia meninggal dunia. Pemandangan yang diabadikan adalah pemandangan dari jendela kamarnya di rumah sakit jiwa di Saint-Remy-de-Provence. Bintang-bintang kuning yang menyala terang, langit biru yang menyelimuti horison sebelum terbitnya matahari, dan keindahan desa Saint-Remy-de-Provence terekam abadi dalam sapuan kuas Van Gogh.
ADVERTISEMENT

Pelajaran dari Arles dan Van Gogh

Meskipun Van Gogh tidak pernah merasakan buah kesuksesan semasa hidupnya. Kecintaan dan kejujurannya pada dunianya dan karya seni lukisnya terus dirayakan hingga hari ini dan mungkin selamanya. Di tengah banyaknya keraguan dan permasalahan pribadinya, Van Gogh terus teguh berkarya dan melakukan hal yang dia cintai. Van Gogh terus menafsirkan apa yang dia lihat melalui emosi yang jujur dengan warna-warna yang berani.
Jika suatu saat nanti bisa mampir (lagi) ke Prancis, jangan lupa untuk mengunjungi daerah Provence, utamanya kota Arles. Di kota ini, kita tidak saja bisa menikmati sejarah dan budaya yang sangat kaya, tapi juga dapat merasakan langsung inspirasi dari Van Gogh yang terinspirasi oleh Arles. Semoga kita bisa seperti Van Gogh, melihat dunia di sekitar kita dengan emosi yang jujur, mengapresiasi keindahan dalam hal-hal kecil, dan terus melakukan hal yang kita cintai hingga akhir hayat.
ADVERTISEMENT