Astrofotografi, Bidik Benda Langit dengan “Sejuta” Teknik

Ersya Fadhila Damayanti
Mahasiswi Program Studi Jurnalistik Universitas Padjadjaran
Konten dari Pengguna
31 Mei 2021 20:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ersya Fadhila Damayanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Galaksi Bima Sakti dibidik dengan teknik astrofotografi. (Sumber: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Galaksi Bima Sakti dibidik dengan teknik astrofotografi. (Sumber: Pixabay)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Untuk mengabadikan sebuah fenomena astronomi, banyak alat fotografi yang bisa digunakan. Anda dapat menggunakan kamera digital, analog, kamera saku, hingga telepon seluler untuk memotret berbagai benda langit. Lalu, bagaimana cara memotret fenomena astronomi tersebut agar hasilnya memukau?
ADVERTISEMENT
Ahmad Fadhil, seorang astrofotografer atau pemotret astronomi menyatakan, alat yang dibutuhkan bervariasi sesuai dengan objek yang ingin difoto. Namun, umumnya, dibutuhkan kamera dengan kemampuan exposure panjang, tripod, lensa dengan bukaan lebar atau lensa telephoto, serta peta langit.
Meskipun kelihatannya rumit, ia memberikan beberapa kiat memotret benda langit agar hasil yang Anda dapatkan maksimal.
Biasanya, fenomena astronomi dapat diprediksi. Bahkan, dari jauh-jauh hari, Anda bisa mengetahui fenomena apa saja yang akan terjadi di langit. Jadi, rencanakan di mana Anda ingin memotret.
Pria yang akrab disapa Fadhil itu menyarankan ada baiknya Anda mengambil gambar di tempat yang jauh dari polusi cahaya. “Prediksi cuaca saat fenomena astronomi terjadi, dan pikirkan ingin memotret seperti apa,” ujarnya.
Tripod biasa digunakan untuk memotret benda langit. (Sumber: Pixabay)
Saat memotret benda langit, tak jarang Anda harus membidik dengan shutter speed yang rendah. Semakin rendah shutter speed, akan semakin lama pula durasi kamera Anda saat memotret. Untuk itu, Fadhil merekomendasikan untuk menggunakan tripod atau mounting yang kokoh. Selain itu, penggunaan tracker bintang juga direkomendasikan.
ADVERTISEMENT
“Benda langit selalu bergerak mengikuti rotasi bumi, jadi pilih kecepatan shutter yang tepat sesuai panjang focal yang digunakan agar tidak menghasilkan startrail,” terang Fadhil.
Ia menambahkan, gunakan aperture selebar mungkin yang masih menghasilkan gambar yang tajam. Anda juga harus menggunakan ISO setinggi mungkin. Namun, perhatikan pula ketajaman gambar agar tidak menambahkan noise saat diolah digital atau biasa disebut ISO invariance.
Ketika memotret fenomena langit, sebaiknya selalu foto dengan resolusi tertinggi. Anda juga sepatutnya, kata Fadhil, menggunakan mode manual dan atur hasil gambar dengan format RAW.
Berbeda halnya saat memotret biasanya, ada hal lain yang perlu diperhatikan saat memotret fenomena langit. Bukan hanya sekadar mengetahui teknik dasar saat memotret, Anda juga harus mengerti teknik pengolahan digital. “Seperti stacking foto, noise reduction, masking, (teknik tersebut) dapat membantu memaksimalkan hasil foto,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Tak hanya dengan kamera digital, ternyata Anda juga bisa memotret fenomena langit dengan budget lebih irit. Bagi yang ingin membidik benda langit tetapi hanya memiliki ponsel, Anda dapat mengunduh aplikasi kamera yang memiliki mode exposure panjang.
“Karena ukuran sensor yang kecil, sebaiknya foto tidak hanya sekali untuk kemudian di stacking agar noise dapat dikurangi,” ungkapnya. Kemampuan kamera ponsel saat ini sudah sangat baik sehingga sangat memungkinkan melakukan astrofotografi hanya dengan ponsel.
Gerhana matahari dipotret dengan teknik yang berbeda dengan teknik fotografi lainnya. (Sumber: Pixabay)
Teknik memotret fenomena astronomi sendiri biasanya tidak terlalu berbeda jauh, kecuali untuk gerhana matahari. Anda memerlukan filter khusus untuk meredam sinar matahari serta dibutuhkan exposure yang cepat. Hal ini berkebalikan dari gerhana bulan yang membutuhkan exposure panjang.
Selain itu, teknik high dynamic range (HDR) banyak digunakan terutama saat memotret gerhana matahari total. Teknik ini ditujukan agar dapat menangkap bagian korona matahari saat totalitas gerhana.
ADVERTISEMENT
Menurut Fadhil, memotret benda langit adalah pengalaman yang mengasyikkan dan mengesankan. Meskipun begitu, ia juga kerap menemukan beberapa hambatan, contohnya cuaca yang tidak menentu dan polusi cahaya.
“Pengalaman yang paling mengesankan mungkin saat memotret gerhana bulan total 2018 yang merupakan gerhana bulan total paling panjang dalam abad ini,” pungkasnya.