Konten dari Pengguna

Memori Satu Abad dalam Sebotol Kecap

Ersya Fadhila Damayanti
Mahasiswi Program Studi Jurnalistik Universitas Padjadjaran
30 Juni 2021 15:07 WIB
·
waktu baca 5 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 13:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ersya Fadhila Damayanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sate Ayah H. Ishak, salah satu sate ayam paling legendaris di Kota Tangerang. (Sumber: Instagram @kecapsh)
zoom-in-whitePerbesar
Sate Ayah H. Ishak, salah satu sate ayam paling legendaris di Kota Tangerang. (Sumber: Instagram @kecapsh)
ADVERTISEMENT
Jejak makanan tak pernah lepas dari tempat di mana dia dibuat. Kota lama Tangerang juga menyimpan jejak masa lalu itu. Sejarah terbuatnya suatu makanan tentu saja tidak dapat dipisahkan dari kota di mana makanan tersebut pertama kali dibuat, salah satunya adalah Tangerang. Bangunan yang semakin hari semakin pudar warnanya menjadi saksi bisu catatan kuliner kota tersebut dari hari ke hari, bulan ke bulan, tahun ke tahun.
ADVERTISEMENT
Kepulan asap menyeruak di sepanjang jalan Pasar Lama Kota Tangerang. Tak jauh dari sana, deretan pembeli yang berdiri di depan sebuah gerobak menyita perhatian. Puluhan tusukan daging yang sedang dibakar di atas bara api menjadi penyebab keruhnya pandangan mata petang itu.
Menyelami kepulan asap itu, nampak seorang pria paruh baya tengah membaluri tusukan daging tersebut dengan kecap. Ialah Munaji, pemilik kedai sate bernama “Sate Ayam Pak Munaji” yang telah melegenda di kota lama Tangerang. Sama halnya dengan senyum manis Munaji yang tiap hari berjualan sate ayam di Kawasan Kuliner Pasar Lama, ia dengan bangganya mengeluarkan kecap manis berlabel “SH” dari lemarinya.
Kecap merupakan salah satu bahan makanan yang paling terkenal dan berasal dari Tangerang. Pabrik kecap Siong Hin dan Benteng Teng Giok Seng sudah lebih dari seratus tahun berdiri dan kokoh berada di tanah Tangerang. Sama halnya seperti Munaji, hampir setiap pedagang di kawasan kuliner itu juga menggunakan kecap SH sebagai pelengkap cita rasa makanannya. Sebut saja Sate H. Ishak, Batagor Mas Wildan, Ketoprak Bang Alex, dan Bubur Ayam 51 turut mencampurkan cairan hitam legam khas Tangerang tersebut ke dalam makanannya.
ADVERTISEMENT
Saksi Sejarah Melegendanya Kecap Benteng
Deretan bangunan lama menjadi saksi ramainya kota Tangerang sejak zaman dahulu dan juga perkembangan ekonomi masyarakat ras China di Tangerang. Dibuatnya kecap ini menjadi tanda bangkitnya perekonomian etnis Tionghoa. Sejak zaman dahulu, kota ini memang terkenal dengan produksi kecapnya, seperti merek Kecap Benteng dan Kecap Siong Hin (SH).
Setiryadi, salah satu penjaga sebuah gudang pabrik kecil itu menjelaskan bagaimana Kecap SH atau Siong Hin berhasil menduduki peringkat pertama daripada produksi kecap yang lainnya. Kecap ini menjadi kecap yang paling dicari oleh wisatawan yang berkunjung ke kota Tangerang.
Kecap ini identik dengan warna hitamnya yang pekat dan memiliki rasa kental manis yang khas dengan resep rahasia keluarga yang masih terjaga hingga saat ini. Produk kecap SH ini kemudian menjadi ikon kota Tangerang sampai sekarang.
ADVERTISEMENT
Tahun 2020 lalu, tepat satu abad sudah Kecap Benteng SH menjadi pelengkap santapan di meja makan kebanyakan masyarakat Tangerang. Tak terasa waktu telah berlalu sejak tahun 1920, Lo Tjit Siong mendirikan kecap Benteng ini. Hingga kini, produksi kecap tersebut masih dikelola oleh anaknya, Latief Sutarjadi. Setiryadi sendiri merupakan keturunan kelima keluarga ini.
Kecap dari Benteng Teng Giok Seng lebih lama berdiri dari kecap Siong Hin yang baru mulai diproduksi pada tahun 1920, yaitu mulai diproduksi pada tahun 1882. Jarak kedua pabrik ini cukup berdekatan, hanya berjarak 300 meter dari satu sama lain dan sama-sama berlokasi di kawasan kota lama Tangerang, di tengah pasar dan gedung-gedung yang sudah berumur.
Keadaan luar kedua pabrik ini sudah cukup menjelaskan seberapa lama kedua pabrik tersebut telah berdiri. Lokasi kedua pabrik tersebut saat ini berjarak satu kilometer dari Pasar Lama Tangerang.
ADVERTISEMENT
Sumbangsih Etnis Tionghoa untuk Keberagaman Cita Rasa Nusantara
Masyarakat China, yang ber-ras Tionghoa, telah menjadi bagian dari negara Indonesia sejak lama sehingga budaya masyarakat China telah menjadi salah satu bagian dari budaya bangsa juga. Keberadaan golongan masyarakat China kian hari kian meluas, banyak sekali komunitas Tionghoa hampir di seluruh bagian kota-kota besar di Indonesia. Biasanya, kawasan tempat tinggal komunitas China ini disebut dengan Kampung Pecinan, yang salah satunya juga berada di kota Tangerang.
Etnis Tionghoa di Tangerang sering dikenal dengan nama Cina Benteng, karena adanya Benteng Makassar yang terletak di dekat Sungai Cisadane, Sukasari, Tangerang, yang sudah dibangun sejak zaman penjajahan Belanda. Cina Benteng dikenal sebagai komunitas Tionghoa Peranakan yang secara historis menetap di daerah Tangerang dan sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Seluruh masyarakat Indonesia pasti mengetahui kecap bermerek ‘Bangau’ yang sudah sejak dahulu diproduksi oleh Tjoa Pit pada tahun 1926. Kecap ini terbuat dari kedelai hitam yang kemudian difermentasikan. Produksi kecap ini kemudian diambil alih oleh Unilever Indonesia Tbk yang kemudian dikenal dengan nama ‘Kecap Benteng’.
Tidak hanya Bangau, Tjoa Pit juga memproduksi banyak kecap yang legendaris seperti merek ‘Siong Hin’ atau kecap Benteng cap SH serta merek Teng Giok Seng. Kecap-kecap ini diproduksi di pabrik Teng Giok Seng dan didistribusikan di Jalan Saham Pasar Lama, Sukasari, Tangerang.
Pemerintah kota Tangerang saat ini merencanakan visi yaitu “Terwujudnya Kota Tangerang yang maju, mandiri, dinamis, dan sejahtera dengan masyarakat yang berakhlakul karimah”. Hal ini demi mewujudkan bidang ekonomi yang berdaya saing tinggi, terutama untuk produksi kecap yang telah ditinggalkan oleh leluhur kota Tangerang sejak zaman dahulu. Kecap seperti merek SH menjadi salah satu daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke kota Tangerang.
ADVERTISEMENT
Meskipun persaingan kian hari kian meningkat, posisi kecap merk SH tidak dilupakan begitu saja oleh para pengelola kecap karena kecap ini merupakan kecap legendaris yang mengawali produksi kecap di kota Tangerang.
Tanpa adanya periklanan yang besar, kecap SH mampu menarik konsumen dan daya tarik pasar dengan tetap memperhatikan kualitas produksinya sehingga tercipta kepuasan pada diri konsumen.