Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Meski Iran-AS Berkonflik, Jangan Lupakan Utang dan 4 Hal Ini!
13 Januari 2020 15:04 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
Tulisan dari Erwin Setia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saya heran deh sama pria Amerika berambut kuning yang parasnya kurang sedap dipandang—kita biasa sebut dia Donald Trump. Dia tuh kan kaya banget, punya perusahaan di mana-mana, dan jadi presiden negara adidaya pula. Tapi kok ya tingkahnya kekanak-kanakan banget dan enggak geunah. Selain cerewet di Twitter dan kerap bikin tindakan kontroversial, tingkahnya belakangan makin bikin kita gemas.
ADVERTISEMENT
Tempo hari dia keluarkan perintah untuk membunuh Jenderal Qasem Soleimani, pemimpin tertinggi Pasukan Quds Garda Revolusi Iran. Qasem Soleimani terbunuh dan dunia pun seketika gempar. Dunia yang sebetulnya lagi damai walau enggak damai-damai amat jadi mendadak diramaikan oleh kekhawatiran akan pecahnya Perang Dunia Ketiga. Publik Iran pun merespons serangan AS dengan menyerang markas pasukan AS di Irak. Dalam pemakaman Qasem Solaimani juga sempat terdengar teriakan seseorang menghargai kepala Donald Trump seharga $80 juta.
Dalam lingkup Indonesia, konflik Iran-AS menambah panjang deretan kabar buruk yang mendera kita pada awal 2020 ini. Sebelumnya ada banjir parah di Jabodetabek, kapal nelayan China memasuki wilayah Indonesia secara ilegal, kematian aktris Ria Irawan, hingga teranyar soal Reynhard Sinaga yang membuat nama Indonesia tercemar karena kasus pemerkosaannya terhadap puluhan lelaki di Inggris.
ADVERTISEMENT
Isu Perang Dunia Ketiga tiba-tiba sangat ramai diperbincangkan. Terlebih konflik Iran-AS memang tampak semakin memanas. Apalagi cangkem Trump tetap saja enggak bisa diem. Di akun Twitter-nya, dia malah pamer keadaan militer AS. Seolah menantang Iran.
Publik pun menjadi panik. Mereka pun mulai memikirkan kemungkinan tentang berakhirnya dunia. Sebagian dari mereka juga mulai menyusun rencana untuk bertobat sebelum Perang Dunia Ketiga betul-betul terjadi.
Namun, kendati konflik Iran-AS kian berkobar, saya rasa ada baiknya kita tetap tidak melupakan beberapa hal berikut ini:
1. Pembayaran Utang
Iran-AS memang lagi berantem. Dunia sedang membara. Tapi, semua masalah besar yang ada di dunia sama sekali tidak menggugurkan kewajiban kita dari satu hal: bayar utang.
ADVERTISEMENT
Jadi, biarpun Donald Trump masih terus ngoceh dan mempertontonkan ketidak-geunah-annya dan isu perang semakin santer, bukan berarti utang dan janji kita menjadi auto lunas, sodara-sodara. Kalau kamu masih punya utang kepada seseorang, segeralah lunasi.
Jangan malah beralasan, “Bro, lu tau kan konflik Iran-AS semakin panas. Dunia lagi membara, Bro. Jadi, seharusnya kita bersama-sama mendorong pada kedamaian dunia dan tidak memedulikan kepentingan sendiri. Maksud gue, udah ya, Bro, utang gue ke elu diputihin aja. Bukan apa-apa. Kita harus fokus menyelamatkan dunia, bukan mikirin utang, Bro!”
Menyelamatkan dunia ndas-mu, Bro!
2. Menjaga Kelestarian Lingkungan
Orang bijak bilang, untuk menyelamatkan dunia, mulailah dari hal-hal sederhana dan terdekat. Salah satunya adalah dengan menjaga kelestarian lingkungan.
ADVERTISEMENT
Dunia bisa hancur bukan hanya lewat perang. Ketidakacuhan kita terhadap lingkungan juga bisa menjadi penyebab kehancuran dunia. Misalnya saja banjir kemarin. Faktor penyebabnya memang kompleks. Sikap kita yang tidak ramah lingkungan semisal buang sampah sembarangan dan melakukan pembangunan liar adalah salah dua penyebabnya. Oleh sebab itu, di tengah panasnya isu soal Perang Dunia Ketiga, ada baiknya kita mulai melakukan perbaikan kecil-kecilan.
Tertib membuang sampah dan menanam pohon barangkali tidak akan meredakan konflik Iran-AS, tapi dua hal 'sepele' itu, jika dilakukan secara kolektif, bisa membuat kita terhindar dari banjir dan pencemaran lingkungan. Dan itu artinya kita telah turut membawa kedamaian dan keselamatan pada salah satu bagian dunia.
3. Pengusutan kasus korupsi
ADVERTISEMENT
Nah, ini dia nih. Jangan sampai isu internasional semacam konflik antar dua negara membuat publik—utamanya pihak yang berwenang—lengah dari penanganan korupsi. Apalagi kalau sampai menjadikannya sebagai pengalihan isu. Duh, jangan atuh, lah.
Mau ada perang atau apa kek, pengusutan kasus korupsi harus tetap berjalan. Toh, bukankah salah satu faktor yang secara tidak langsung bikin negara dan dunia hancur adalah kelakuan korup? Lha itu, banyaknya jembatan dan jalan yang baru dibangun tiba-tiba rusak dan mencelakakan orang, kan di antara penyebabnya karena biaya pembangunan sudah dipangkas duluan sama koruptor tengik.
4. Perang Melawan Oligarki
Duh, berat amat ya bawa-bawa tema oligarki. Tapi memang situasinya lagi seberat itu, sih. Oligarki tuh salah satu biang kerok kesenjangan dan ketidakadilan di berbagai tempat. Sudah semestinyalah kita lawan dan perangi, walau memang cukup berat, sih. Karena oligarki punya kekuasaan dan modal yang sangat kuat.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, tetaplah kita mesti mengingat seruan Widji Thukul: hanya ada satu kata: lawan! Lawan tidak mesti dengan kekerasan lho, ya. Bisa saja dengan sekadar pernyataan sikap. Yang penting lawan.
5. Selesaikan Kerjaan Sesuai DL alias Deadline!
Angkat tangan yang masih dikejar sama DL! Hayuk, selesaikan DL-mu! Ojo mikir soal Iran-AS, Donald Trump, Donald Bebek, atau apalah. Yang penting lekas selesaikan kerjaan sebelum tenggat lewat. Sebab, dunia tidak pernah benar-benar aman dan damai, kalau DL masih mengejar~