Konten dari Pengguna

Tindakan Tepat Waktu untuk Mencegah Gangguan Pendengaran

Evi Suryani
Pranata Humas di Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI
4 Maret 2021 11:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Evi Suryani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Illustrasi: Foto oleh Ksenia Chernaya dari Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Illustrasi: Foto oleh Ksenia Chernaya dari Pexels
ADVERTISEMENT
Hampir 2,5 miliar orang di dunia, atau 1 dari 4 orang diperkirakan akan memiliki gangguan pendengaran pada tahun 2050. Terdapat setidaknya 700 juta dari 2,5 miliar orang yang memiliki gangguan pendengaran membutuhkan akses perawatan pendengaran dan rehabilitasi lainnya kecuali jika diambil tindakan. Hal tersebut disampaikan WHO dalam rilis yang diluncurkan menjelang Hari Pendengaran Sedunia 3 Maret 2021. Peduli Pendengaran untuk Semua! Skrining, Rehabilitasi, Komunikasi (Hearing Care for ALL! Screen, Rehabilitate, Communicate) merupakan tema yang diusung pada tahun ini.
ADVERTISEMENT
Dalam rilis tersebut, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Director General WHO menyatakan jika gangguan pendengaran tidak diobati maka akan berdampak buruk pada kemampuan orang tersebut untuk berkomunikasi, belajar dan mencari nafkah. Hal tersebut dapat berdampak pula pada kesehatan mental serta kemampuan untuk mempertahankan hubungan.
WHO juga menyampaikan bahwa kurangnya informasi yang akurat serta adanya stigmatisasi seringkali membatasi orang untuk mengakses perawatan. Kesenjangan yang paling mencolok dalam kapasitas sistem kesehatan terdapat pada sumber daya manusia. Bahkan di negara dengan proporsi profesional perawatan telinga dan pendengaran yang relatif tinggi, distribusi spesialis tidak merata.
Pada rilis disampaikan hampir 60% gangguan pendengaran pada anak-anak sebenarnya dapat dicegah. Tindakan pencegahan antara lain melalui imunisasi untuk pencegahan rubella dan meningitis, peningkatan perawatan ibu dan bayi ataupun skrining dan manajemen awal untuk penyakit radang telinga tengah (otitis media).
ADVERTISEMENT
Sedangkan pada orang dewasa, gangguan pendengaran dapat dicegah melalui pengendalian kebisingan, pendengaran yang aman, pengawasan obat-obatan ototoxic serta kebersihan telinga. Identifikasi merupakan langkah pertama dalam mengatasi gangguan pendengaran dan penyakit telinga terkait.
Setelah didiagnosis maka intervensi awal merupakan kuncinya. Sebagian besar penyakit telinga dapat disembuhkan melalui perawatan medis dan bedah. Namun jika tidak dapat disembuhkan maka rehabilitasi dapat memastikan mereka yang terkena dampak dapat terhindar dari konsekuensi merugikan akibat gangguan pendengaran.
Penggunaan bahasa isyarat dan alat subtitusi sensorik lainnya seperti membaca pidato merupakan pilihan penting bagi penderita tunarungu. Teknologi dan layanan bantuan pendengaran seperti teks dan interpretasi bahasa isyarat dapat lebih meningkatkan akses komunikasi dan pendidikan bagi orang yang mengalami gangguan pendengaran.
ADVERTISEMENT
Tindakan tepat waktu diperlukan untuk mencegah dan mengatasi gangguan pendengaran di sepanjang kehidupan merupakan salah satu pesan kunci yang disampaikan WHO kepada para pembuat kebijakan.
Sumber: laman situs web WHO