Moms, Ini 4 Hal yang Harus Dilakukan untuk Mengatur Keuangan Sehat

Konten dari Pengguna
20 September 2019 23:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Eskaning Arum Pawestri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tak bisa dipungkiri ya Moms, menjadi seorang ibu adalah anugerah yang tak terkira meskipun di balik itu ada tanggung jawab besar dan tantangan berat yang harus dihadapi. Apalagi, tidak ada sekolah khusus yang mendidik kaum wanita untuk benar-benar siap menjadi seorang ibu. Oleh karena itu, seorang ibu harus proaktif mempelajari banyak sekali hal dari mulai urusan domestik, agama, kesehatan, parenting, pengelolaan keuangan rumah tangga, dan keterampilan lainnya. Seiring berjalannya waktu, pengalaman dan keterampilan akan mendewasakan diri seorang ibu.
ADVERTISEMENT
Secara kultur dan budaya ketimuran, seorang ibu didelegasikan untuk lebih banyak berperan di rumah sebagai manajer keuangan rumah tangga. Segala urusan pengelolaan dana rumah tangga ada di tangan ibu. Sayangnya, sebagian besar ibu masih belum melek literasi keuangan. Seandainya mereka tahu bahwa persoalan keuangan adalah salah satu pencetus perceraian terbanyak di Indonesia, mungkin akan semakin banyak wanita yang mau mempelajari bagaimana cara mengelola keuangan yang baik.
Permasalahan keuangan keluarga bisa terjadi salah satunya karena besaran dan sumber income. Dalam hal ini, yang biasanya menjadi masalah adalah jika gaji istri lebih besar dari gaji suami. Selain itu, ketika memulai rumah tangga dengan beban keuangan masa lalu, ini bisa menjadi sumber masalah karena membawa utang ke dalam rumah tangga. Masalah lainnya terkait keuangan adalah ketika income terhenti, misalkan suami terkena PHK atau usaha bangkrut. Yang terakhir adalah masalah pengelolaan keuangan rumah tangga yang kurang ter-manage dengan baik.
ADVERTISEMENT
So, Moms, yuk kita belajar mengelola keuangan secara sehat.
Ila Abdulrahman. S.Pt., RIFA, RFC (Financial Planner)

Ciri Keuangan Sehat

Moms, salah satu ciri keuangan sehat yaitu cashflow keuangan rumah tangga dipastikan harus selalu positif. Artinya, antara pendapatan dikurangi pengurangan harus surplus alias tidak nol. Ciri lainnya adalah ketika terjadi krisis, kita punya dana darurat dan asuransi. Kita juga secara rutin bisa menabung atau berinvestasi minimal 10%. Selain itu, rasio cicilan utang maksimal sebesar 35% dari income. Yang terakhir dan penting adalah kita tidak merasa nyinyir atau iri dengan apa yang dimiliki oleh orang lain. Kalau dalam diri kita merasa tidak santai ketika misalnya tetangga punya mobil baru, mungkin ada yang tidak beres dengan keuangan rumah tangga kita ya.
ADVERTISEMENT
Berikut ini adalah langkah-langkah menuju keuangan sehat menurut penjelasan dari seorang financial planner, Mbak Ila Abdulrahman. S.Pt., RIFA, RFC:
1. Melunasi Utang Konsumtif
Utang konsumtif harus segera kita lunasi ya Moms, yaitu utang yang tidak ada asetnya. Atau, ada aset tapi nilainya menurun misalnya mobil. Kredit panci, lemari, tv, kasur, tas, dan lainnya juga termasuk dalam utang konsumtif. Demikian juga dengan kartu kredit. Satu hal yang juga penting adalah hati-hati kalap belanja saat ada diskon ya Moms. Utang untuk membeli barang konsumtif boleh saja asalkan yang bisa menunjang aktivitas kita.
2. Memiliki Tabungan Dana Darurat
Dana darurat harus bersifat liquid yaitu jika sewaktu-waktu kita perlukan bisa langsung ditarik dananya misalnya tabungan dan emas. By the way, kartu kredit tidak bisa dikategorikan sebagai dana darurat yak arena kartu kredit hanyalah pengalihan transaksi non-cash ke cash.
ADVERTISEMENT
Besaran dana darurat ini berbeda untuk tiap kondisi keluarga. Untuk single, besaran yang dianjurkan adalah 3 kali pengeluaran perbulan. Untuk pasangan yang menikah, besarnya sekitar 4-6 kali dari pengeluaran perbulan sedangkan pasangan menikah dengan dua anak dana daruratnya lebih besar lagi yaitu 6-9 kali pengeluaran perbulan. Dalam kondisi kemampuan finansial kita tidak cukup untuk menabung dana darurat, yang perlu dilakukan adalah lunasi semua utang konsumtif kita.
3. Memiliki Proteksi
Menurut Mba Ila jika Moms sudah merasa cukup secara finansial dalam melunasi utang konsumtif dan membentuk darurat, silakan kalau mau menambah proteksi seperti asuransi. Mba Ila menyarankan pilihlah asuransi yang stand-alone (murni), misalnya murni hanya asuransi kesehatan atau murni hanya asuransi jiwa.
ADVERTISEMENT
Masih menurut Mba Ila, ciri perusahaan asuransi yang direkomendasikan adalah yang keberadaannya sudah lebih dari 10 tahun, memiliki kantor fisik, dan mampu melewati dua kali masa krisis ekonomi.
4. Berinvestasi
Asuransi merupakan bagian dari proteksi, tetapi dana pendidikan adalah bagian dari investasi. Banyak media untuk berinvestasi seperti logam mulia, perhiasan emas, sukuk, reksadana, properti, dll. Moms, menurut financial planner, jika kita masih memiliki utang konsumtif janganlah berinvestasi dulu. Prioritaskan pada bagaimana cara melunasi utang konsumtif.
Sehat secara finansial adalah terpenuhinya kebutuhan dan keinginan kita Moms. Mba Ila menegaskan bahwa gaji kita tidak pernah “nggak cukup” karena yang sebenarnya membuat menjadi tidak cukup adalah gaya hidup kita sendiri. Semoga dengan penjelasan di artikel ini bisa memberi pencerahan pada Moms semua ya.
ADVERTISEMENT