Konten dari Pengguna

Kebangkitan Ekonomi Hijau: Peluang Investasi Di Sektor Ramah Lingkungan Yogya

Ester Tamsar
Saya seorang mahasiswa semester 5 Porgram Studi Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,
12 November 2024 15:04 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ester Tamsar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Dokumen Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Dokumen Pribadi
ADVERTISEMENT
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menunjukkan komitmen kuat dalam pengembangan ekonomi hijau melalui lima sektor utama yang berpotensi untuk investasi. Pertama, sektor energi terbarukan dengan potensi surya mencapai 5,5 kWh/m2 per hari dan target energi terbarukan 23% pada 2025, khususnya di Gunungkidul dan Kulon Progo. Kedua, pertanian organik yang berkembang pesat dengan pertumbuhan lahan 30% dalam tiga tahun terakhir, dibuktikan dengan kesuksesan "Organic Valley" di Sleman. Ketiga, manajemen limbah yang berhasil meningkatkan volume daur ulang dari 10% menjadi 25%, dengan Kota Yogyakarta sebagai pilot project program "zero waste". Keempat, sektor ekowisata yang mencatat pertumbuhan kunjungan wisatawan 15% per tahun di kawasan Merapi dan pantai Gunungkidul. Kelima, industri kreatif ramah lingkungan yang meningkatkan kontribusinya terhadap PDRB dari 3% menjadi 5%, didukung oleh inkubator bisnis seperti Jogja Digital Valley dan Conclave.
ADVERTISEMENT

Potensi Energi Terbarukan DIY

DIY memiliki potensi besar dalam pengembangan energi terbarukan, terutama energi surya dan biomassa. Dengan rata-rata penyinaran matahari mencapai 5,5 kWh/m2 per hari, DIY menjadi lokasi ideal untuk investasi panel surya skala besar. Kabupaten Gunungkidul dan Kulon Progo telah diidentifikasi sebagai area potensial untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Sementara itu, melimpahnya limbah pertanian dan peternakan membuka peluang untuk pengembangan energi biomassa. Proyek biogas komunal di Kabupaten Sleman menjadi contoh sukses yang dapat direplikasi di wilayah lain.

Perkembangan Pertanian Organik dan Agrowisata

Memanfaatkan potensi energi terbarukan tersebut, sektor pertanian organik di DIY mengalami pertumbuhan signifikan, dengan peningkatan luas lahan pertanian organik sebesar 30% dalam tiga tahun terakhir. Kabupaten Bantul dan Sleman menjadi pionir dalam pengembangan sentra pertanian organik yang terintegrasi dengan konsep agrowisata. 'Organic Valley' di Kabupaten Sleman menjadi contoh sukses kemitraan antara petani lokal, investor, dan pemerintah daerah. Para investor dapat memanfaatkan peluang ini dengan mengembangkan fasilitas pengolahan produk organik, sistem distribusi modern, atau membangun resort agrowisata.
ADVERTISEMENT

Manajemen Limbah dan Ekonomi Sirkular

Sejalan dengan perkembangan pertanian organik, DIY sedang gencar mengembangkan sistem manajemen limbah terpadu dan mendorong implementasi ekonomi sirkular. Data menunjukkan peningkatan volume sampah yang berhasil didaur ulang dari 10% menjadi 25% dalam tiga tahun terakhir. Kota Yogyakarta menjadi pilot project untuk program zero waste yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat dan sektor swasta. Peluang investasi terbuka lebar dalam pengembangan fasilitas daur ulang modern, produksi kompos dari sampah organik, dan inovasi produk berbahan daur ulang.

Pengembangan Sektor Ekowisata

Pengelolaan lingkungan yang baik ini mendukung berkembangnya sektor ekowisata di DIY yang menawarkan peluang investasi menjanjikan, dengan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke destinasi ekowisata rata-rata 15% per tahun. Pengembangan desa wisata berbasis konservasi di kawasan Merapi dan pantai-pantai di Gunungkidul menjadi contoh sukses implementasi prinsip pariwisata berkelanjutan. Investor dapat berpartisipasi dalam pembangunan resort ramah lingkungan, pusat interpretasi alam, atau pengembangan program wisata edukatif.
ADVERTISEMENT

Industri Kreatif Ramah Lingkungan

Sebagai puncak dari integrasi berbagai sektor ramah lingkungan, Yogyakarta sebagai kota seni dan budaya, memiliki potensi besar untuk menjadi pusat inovasi dalam industri kreatif ramah lingkungan. Kontribusi industri kreatif ramah lingkungan terhadap PDRB DIY telah meningkat dari 3% menjadi 5% dalam dua tahun terakhir. Beberapa inkubator bisnis seperti Jogja Digital Valley dan Conclave telah fokus pada startup yang mengembangkan solusi ramah lingkungan, menciptakan ekosistem ekonomi hijau yang komprehensif di DIY.
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menunjukkan perkembangan yang mengesankan dalam ekonomi hijau melalui lima sektor utama yang saling terintegrasi, meliputi energi terbarukan dengan potensi surya 5,5 kWh/m2 per hari dan target 23% pada 2025, pertanian organik yang tumbuh 30% dalam tiga tahun terakhir dengan keberhasilan "Organic Valley", manajemen limbah yang meningkatkan daur ulang hingga 25% melalui program zero waste, sektor ekowisata yang mencatatkan pertumbuhan kunjungan 15% per tahun, serta industri kreatif ramah lingkungan yang meningkatkan kontribusinya terhadap PDRB dari 3% menjadi 5%, yang kesemuanya menciptakan berbagai peluang investasi menjanjikan dan menjadikan DIY sebagai model pengembangan ekonomi hijau yang berkelanjutan di Indonesia.
ADVERTISEMENT