Konten dari Pengguna

Kenali Jamur Pelapuk Kayu yang Mampu Uraikan Tumpahan Minyak Mentah di Laut

esti baina
Pranata Humas Badan Riset dan Inovasi Nasional
2 Februari 2021 6:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari esti baina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Seorang anak laki-laki keluar dari laut sambil mengeluarkan minyak yang tumpah di pantai Itapuama di kota Cabo de Santo Agostinho Brasil, pada 21 Oktober 2019.  Foto: AFP/ LEO MALAFAIA
zoom-in-whitePerbesar
Seorang anak laki-laki keluar dari laut sambil mengeluarkan minyak yang tumpah di pantai Itapuama di kota Cabo de Santo Agostinho Brasil, pada 21 Oktober 2019. Foto: AFP/ LEO MALAFAIA
ADVERTISEMENT
Tumpahan minyak mentah di laut menjadi berita yang sering kita dengar seiring dengan meningkatnya aktivitas penambangan minyak lepas pantai. Tumpahan minyak ini dapat menimbulkan dampak negatif yang sangat lama terhadap lingkungan sekitar. Diketahui pada tanggal 24 Maret 1989 pernah terjadi kecelakaan kapal tanker The Exxon Valdez oil spill yang menghantam karang.
ADVERTISEMENT
Kecelakaan ini menyebabkan terjadinya tumpahan minyak di laut tepatnya di Prince William Sound, Alaska. Tumpahan minyak ini menyebar dengan cepat dan menyebabkan 1900 km garis pantai tercemar oleh 42 juta liter minyak mentah.
Kejadian lain terjadi pada tahun 2010, ketika terjadi ledakan pada pengeboran minyak lepas pantai di Deepwater Horizon yang berada di Teluk Meksiko. Kejadian ini menyebabkan 779 juta liter minyak mentah tumpah dan dengan cepat menyebar di laut. Tragedi ini disebut-sebut menjadi salah satu bencana lingkungan terbesar pada abad ini.
Selain di luar negeri, kejadian tumpahan minyak juga pernah terjadi di Indonesia seperti tumpahan minyak mentah milik Pertamina di perairan Karawang. Dilansir dari mongabay.co.id (30/7/19) dampak kebocoran kilang minyak yang terjadi di Karawang, meluas sampai Bekasi, bahkan sudah ke Kepulauan Seribu. Berbagai organisasi masyarakat sipil mendesak Pertamina bertanggung jawab penuh atas daya rusak dari tumpahan minyak mentah ini.
ADVERTISEMENT

Dampak negatif tumpahan minyak di laut

Secara umum pencemaran minyak di laut dapat mengganggu dan merusak ekosistem laut. Pada saat minyak masuk ke perairan maka minyak tersebut dapat terapung, tenggelam, dan melayang. Ketiga kondisi ini sama-sama menghasilkan dampak yang negatif terhadap kelestarian lingkungan.
Saat minyak terapung maka lapisan minyak yang tebal dapat menghambat proses respirasi dan fotosintesis pada organisme laut. Perkembang biakan organisme di dalam laut akan terhambat bahkan dapat menyebabkan kematian. Disisi lain endapan minyak mentah akan menutupi sedimen dasar perairan.

Upaya penanggulangan tumpahan minyak

Berbagai upaya untuk mengatasi tumpahan minyak di laut telah dilakukan seperti perlakukan kimia. Penggunaan dispersant yang merupakan solusi kimia ternyata tidaklah melenyapkan minyak dari perairan. Dispersant ternyata hanya membantu menguraikan dan memecah gumpalan minyak menjadi lebih kecil. Diketahui dari beberapa sumber, ternyata dispersant berbahaya bagi lingkungan karena bersifat toksik.
ADVERTISEMENT
Selain perlakukan kimia, perlakuan mekanik juga pernah dilakukan. Tekniknya dengan menyedot dan memindahkan tumpahan minyak di laut ke daratan. Cara ini ternyata juga dinilai kurang efektif untuk mengatasi tumpahan minyak di laut karena membutuhkan biaya yang sangat tinggi.

Struktur kimia minyak mentah

Menurut Dede Heri Yuli Yanto yang merupakan peneliti dari Pusat Penelitian Biomaterial LIPI, struktur kimia minyak mentah tersusun secara kompleks. Selain itu, minyak mentah sangat beracun karena mengandung 16 poliaromatik hidrokarbon yang dapat membahayakan kesehatan manusia.
Secara umum minyak mentah dapat dipisahkan menjadi empat fraksi yaitu alifatik, aromatik, resin dan aspaltene. Fraksi alifatik terdapat dibagian terluar minyak, alifatik dan aromatik bersifat toksik dan mutagenik sehingga dapat menghambat mikroba untuk tumbuh. Fraksi resin dan aspaltene yang terletak dibagian dalam memiliki molekul yang lebih kompleks sehingga penguraiannya memerlukan rute yang spesifik dan khas.
ADVERTISEMENT

Jamur pelapuk kayu atasi tumpahan minyak di laut

Dede menyampaikan bahwa minyak mentah sangat sulit didegradasi oleh mikroba apalagi dengan kondisi salinitas yang tinggi. Dari penelitian yang dilakukan, terdapat beberapa jamur pelapuk kayu yang dapat mendegradasi minyak mentah. Jamur ini tersebar dibeberapa wilayah Indonesia.
Setelah dilakukan penelitian pada berbagai jamur pelapuk kayu maka ditemukan strain yang mampu mendegradasi tumpahan minyak. Strain ini bahkan dapat bekerja efektif pada air asin. Strain dari jamur pelapuk kayu yang diketahui mampu mendegradasi tumpahan minyak dilaut diberi nama strain NG007.
Dede menjelaskan bahwa Strain NG007 diformulasikan melalui kultur campuran Pestalotiopsis sp dengan beberapa jenis basidiomicetes. NG007 mampu meguraikan fraksi alifatik, aromatik, resin dan aspaltene secara simultan melalui peningkatan produksi enzim pengoksidasi.
ADVERTISEMENT
Keunggulan Strain NG007 adalah dapat diaplikasikan pada air dengan rentang ph yang lebar dan salinitas yang tinggi. Kondisi ini memungkinkan pengaplikasiannya pada air dengan kadar garam yang tinggi. selain itu setelah di uji coba pada berbagai komposisi minyak mentah ternyata strain NG007 tetap mampu menguraikannya. Kesimpulannya, Strain NG007 memiliki aktivitas yang sangat baik dalam menguraikan minyak.
Dengan adanya penemuan ini terbukalah harapan baru dalam mengatasi tumpahan minyak di laut. Solusi yang ditawarkan selain lebih efektif juga sangat ramah lingkungan. NG007 mampu mengatasi kendala lingkungan dengan tidak meninggalkan permasalahan yang baru.