Mengenal Flu Burung dan Pencegahannya

esti baina
Pranata Humas Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Konten dari Pengguna
15 Februari 2021 17:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari esti baina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Seorang pekerja mendisinfeksi kandang burung di pasar burung di Denpasar, Bali. Foto: SONNY TUMBELAKA / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pekerja mendisinfeksi kandang burung di pasar burung di Denpasar, Bali. Foto: SONNY TUMBELAKA / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Avian influenza (AI) atau yang dikenal dengan nama flu burung merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dan dapat menyerang unggas. Avian influenza pernah teridentifikasi pada burung Nuri dan itik pada tahun 1982. Di Indonesia wabah flu burung mulai meledak pada akhir tahun 2003 dan menyerang banyak peternakan unggas. Serangan flu burung yang sangat menular dan dapat menyebabkan kematian mendadak pada unggas tentunya perlu dicermati oleh pihak terkait agar ditemukan jalan keluarnya.
ADVERTISEMENT

Mengenal virus flu burung

Virus flu burung berkembang pada saluran pernafasan, pencernaan, pembuluh darah, limfosit, syaraf, ginjal serta sistem reproduksi. Biasanya virus AI keluar melalui hidung, mulut dan kloaka unggas yang telah terinfeksi. Penularan dapat terjadi melalui kontak langsung dengan unggas yang terinfeksi dan mengeluarkan lendir serta tinja. Selain itu ternyata AI juga dapat menular melalui kontak tidak langsung yaitu melalui pakan, air minum, peralatan kandang dan peralatan lainnya yang kontak dengan unggas terinfeksi.
Dikutip dari buku Avian Influenza yang diterbitkan oleh GITA (2004) bahwa virus AI sangat menular dan diketahui satu gram tinja yang mengandung virus AI dapat menginfeksi satu juta ekor unggas. Virus AI masih dapat bertahan dan infeksius dalam feses unggas selama 30-35 jam pada temperatur 4 derajat C dan dapat bertahan selama 7 hari pada suhu 20 derajat C. Pada lingkungan terbuka, virus ini dapat diisolasi dari air danau ataupun kolam yang digunakan oleh unggas yang telah terinfeksi sebagai sumber air minum.
ADVERTISEMENT
Flu burung dapat ditemukan dalam dua bentuk yaitu akut yaitu highly pathogenic avian influenza (HPAI) dan bentuk tidak terlalu akut atau ringan (LPAI). Diketahui dari beberapa sumber, ternyata wabah AI dapat terjadi berulang kali seperti kasus flu burung yang menyerang Hongkong pada tahun 1997, 2001 serta 2003. Hal ini dapat terjadi karena virus AI memiliki sifat dan daur hidup yang unik. Virus AI ternyata mudah bermutasi dimana LPAI dapat berkembang menjadi HPAI ketika LPAI menulari inang dengan jenis baru misal, virus AI yang menginfeksi itik dan menulari ayam.

Gejala pada unggas yang terinfeksi

Pada kasus yang tidak terlalu akut, gejala yang muncul pada unggas yang terinfeksi AI biasanya cukup beragam seperti leleran dari mata, hidung dan mulut. Kadang jengger berwarna biru keunguan dan terjadi diare. Selain itu terjadi juga gangguan syaraf, kepala memuntir, kelumpuhan dan gangguan produksi telur. Kadang pada kasus yang sangat akut dapat terjadi kematian massal pada unggas dengan gejala yang sangat minim.
ADVERTISEMENT
Melalui pemeriksaan di laboratorium pada unggas yang telah terinfeksi ternyata terjadi pendarahan di bawah kulit, otot serta peradangan pada berbagai jaringan tubuh unggas. Pada ayam petelur, cangkang telur yang diproduksi lembek dan biasanya produksi telur akan segera berhenti. Gejala penyakit dapat saja bervariasi tergantung dari spesies unggas yang terinfeksi dan faktor lingkungannya.
Pada ayam bibit, biasanya produksi telur akan menurun drastis, yang disertai penurunan daya tetas telur. Kadang terjadi penurunan pigmentasi pada cangkang telur. Tingkat kematian pada unggas akan meningkat dan mencapai puncak pada hari ke tujuh setelah timbulnya gejala. Pada kematian mendadak, infeksi AI dapat diketahui melalui pembedahan dan pengamatan pada organ dalam unggas yang terinfeksi ataupun melalui pengamatan di laboratorium.
ADVERTISEMENT

Pengendalian wabah flu burung

Pengendalian dan pemberantasan yang efektif meliputi program monitoring dan juga survei nasional secara menyeluruh dan terintegrasi. Penerapan biosecurity pada semua tingkatan produksi maupun pengolahan peternakan unggas perlu ditingkatkan. Penyadartahuan akan AI terhadap peternak ataupun pekerja di lingkungan peternakan unggas juga perlu dilakukan. Saat ini pemerintah juga telah melakukan karantina dan pengendalian lalu lintas unggas.
Jika telah terinfeksi maka unggas harus dimusnahkan dengan cara dikubur. Bahkan kotoran unggas dan sisa pakan harus dibakar untuk meminimalisir penularan. Pembiaran hewan yang telah terinfeksi dan tidak segera dimusnahkan akan berdampak buruk pada unggas lainnya yang berada pada lingkungan yang sama. Depopulasi unggas pada lokasi infeksi AI mutlak dilakukan misal dengan pemanenan sesegera mungkin. Disinfeksi mutlak dilakukan pada kandang yang telah digunakan oleh unggas yang terinfeksi agar tidak menulari unggas berikutnya yang akan dipelihara. Pada pencegahan tahap awal, unggas dapat di vaksin dengan vaksinasi flu burung untuk mencegah jangkitan virus AI.
ADVERTISEMENT