Konten dari Pengguna

Oposum Layang, Alternatif Binatang Peliharaan Dimasa Pandemi

esti baina
Pranata Humas Badan Riset dan Inovasi Nasional
25 Desember 2020 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari esti baina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai mendatangkan kejenuhan pada sebagain besar masyarakat. Himbauan untuk tetap tinggal dirumah terus dicanangkan guna mencegah penularan Covid-19. Aktifitas diluar rumahpun menjadi terbatas hanya untuk hal-hal yang sangat penting saja.
ADVERTISEMENT
Berbagai aktifitas penyaluran hobi yang dapat dilakukan dirumah, mulai ditekuni oleh sebagian masyarakat. Berkebun dan memelihara binatang kerap menjadi pilihan pengisi waktu. Sebut saja tanaman Janda bolong atau ikan cupang dengan berbagai variasinya yang makin populer sebagai penyaluran hobi dan pengusir kejenuhan. Intinya supaya tidak bosan dirumah, carilah hal-hal yang dapat dilakukan sehingga menimbulkan kebahagiaan.
Mengenal Oposum layang
Salah satu hewan peliharaan yang dapat menjadi pilihan dimasa pandemi adalah Oposum layang (Petaurus breviceps). Diketahui dari berbagai sumber bahwa beberapa tahun belakangan tren memelihara oposum layang makin meningkat. Awalnya Oposum layang merupakan satwa liar akan tetapi setelah diteliti ternyata satwa ini mudah ditangkarkan dan dipelihara.
Oposum layang dengan nama asing sugar glider merupakan salah satu jenis mamalia berkantung (marsupialia) asli Indonesia. Menurut Farida yang merupakan salah seorang peneliti Oposum layang dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, satwa ini berbulu lebat dengan warna coklat keabu-abuan dan memiliki ukuran tubuh yang mini.
ADVERTISEMENT
Oposum layang memiliki ekor yang lebih panjang dari badannya. Panjang badan oposum layang hanya mencapai 12 sampai 32 cm sedangkan panjang ekornya berkisar 15 sampai 48cm. Hewan mungil yang hanya memiliki berat badan 4 hingga 6 ons ini terlihat semakin unik dengan kantong yang berada dibagian perut.
Oposum layang betina mempunyai kantong dibagian perut seperti halnya kanguru. Kantong ini digunakan untuk melindungi, membesarkan serta membawa anaknya yang masih kecil. Kantong ini bersifat fleksibel karena dapat membesar atau mengecil sesuai kebutuhan.
Oposum layang memiliki masa kehamilan yang sangat singkat yaitu hanya 15 sampai 17 hari. Setelah melahirkan, maka anak Oposum layang akan merangkak dan masuk kedalam kantong induknya. Didalam kantong yang hangat, anak oposum layang akan hidup selama 8 sampai10 minggu hingga kondisi anak sudah cukup kuat hidup diluar kantong induknya.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari idntimes.com (21 Mei 2020) Sugar glider atau oposum layang dikenal memiliki selaput yang memanjang di antara kaki depan dan belakang. Dengan kondisi ini maka oposum layang sering dianggap sebagai tupai terbang karena memiliki penampilan dan kebiasaan yang sangat mirip dengan tupai. Padahal kedua hewan ini merupakan spesies yang berbeda.
Meskipun Oposum layang memiliki tubuh yang mungil, dihabitat aslinya ternyata hewan ini mampu melompat hingga sejauh 150 kaki atau sekitar 50 meter. Biasanya hewan ini akan melompat jauh jika merasa terancam oleh kehadiran predator atau pada waktu mencari makanan maupun sekedar bermain bersama anggota kelompoknya.
Dilihat dari persebarannya Oposum layang dapat dijumpai diwilayah Papua, Halmahera, Tasmania, dan Australia. Dihabitatnya, hewan ini mendiami sarang berupa lubang-lubang pohon di hutan primer dan sekunder. Mereka hidup berkelompok dengan anggota 5 sampai12 ekor dan menandai daerah teritorinya dengan urin.
ADVERTISEMENT
Pemeliharaan Oposum layang
Menurut Farida (2016) dalam prosidingnya yang berjudul “manajemen pemberian pakan, reproduksi dan bonding pada oposum layang (petaurus breviceps) di penangkaran” di alam, hewan ini memakan berbagai getah pohon yang kaya karbohidrat, nektar, polen, berbagai macam serangga dan arahnida. Sedangkan di penangkaran oposum layang mengkonsumsi jagung manis, ketimun, biji bunga matahari, kacang tanah, roti tawar, telur puyuh rebus, yoghurt dan jangkrik.
Untuk pemeliharaan, Oposum layang yang tergolong kedalam hewan nokturnal bisa ditempatkan di kandang berdinding jeruji aluminium ataupun kawat. Kandang biasanya dilengkapi dengan tempat pakan dan minum, kantung tidur, ayunan berbahan kain serta batok kelapa sebagai tempat beraktivitas dan beristirahat. Selain itu, kandang juga dilengkapi dengan roda berputar sebagai tempat bermain Oposum layang.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari Kompas.com (21 April 2013) Oposum layang harus dihindarkan dari sinar matahari langsung agar tidak terkena katarak sebab hewan ini merupakan binatang malam. Kandangnya pun harus rajin dibersihkan dari rontokan bulu-bulu dengan menggunakan tisu basah.
Apabila oposum layang mendapatkan perawatan yang baik, maka umurnya bisa lebih dari 15 tahun. Fakta lain menyebutkan ternyata oposum layang merupakan binatang yang manja dan sangat bergantung pada pemiliknya. Tidak hanya bermain dan bersenang-senang, oposum layang juga mengajari pemiliknya untuk bertanggung jawab sekaligus mencintai kehidupan.
Walaupun Oposum layang merupakan binatang malam, tidak perlu khawatir karena kebiasaan ini ternyata dapat berubah. Jika dijadikan hewan peliharaan, pola tidurnya dapat berganti karena banyaknya aktifitas manusia di siang hari. Suara-suara yang bising akan mengganggu pola tidur oposum layang.
ADVERTISEMENT
Makin tingginya permintaan akan Oposum layang menyebabkan harga jualnya cukup tinggi. Oposum layang dibandrol dengan harga 3 sampai 15 juta/ekor. Walaupun harga yang ditawarkan cukup tinggi namun hal ini cukup sepadan dengan kesenangan yang akan diperoleh oleh pemiliknya. Dengan perawatan yang tidak begitu sulit maka hewan ini layak menjadi peliharaan dimasa pandemi sebagai pengusir kejenuhan.