Konten dari Pengguna

Hadirnya AI pada Pekerjaan Humas Digital: Anugerah atau Bencana?

Eugene Aurora
Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi dengan peminatan Public Relations di Universitas Kristen Indonesia
21 Juni 2024 15:03 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Eugene Aurora tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Foto : Oleh Penulis || Ilustrasi Hadirnya AI
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Foto : Oleh Penulis || Ilustrasi Hadirnya AI
ADVERTISEMENT
Dulu saat sekolah pakai Brainly , sekarang kuliah pakai ChatGPT”.
ADVERTISEMENT
Begitulah ungkapan teman saya di bangku kuliah. Mengerjakan tugas rumah, mencari jawaban saat presentasi, membuat materi presentasi, atau tugas kuliah lainnya tampak lebih mudah dilakukan dengan adanya ruang teknologi kecerdasan buatan/artificial intelligence (AI). Hal ini tentu berbeda jauh dengan pengalaman orang tua , dosen, maupun generasi Baby Boomer, X, atau paling tidak generasi Y yang pada masa lampau harus membaca buku tebal atau menghabiskan waktu di perpustakaan untuk mengerjakan tugas. Namun, kehadiran AI bagaikan api yang menghangatkan juga dapat membakar . Artinya, kehadiran AI yang kerap dianggap sebagai "dewa penyelamat", di sisi lain juga dapat memberikan ancaman. Ancaman tersebut meliputi memicu kemalasan dan rasa candu untuk terus menggunakannya sehingga menghambat perkembangan diri, menumpulkan jiwa , dan pikiran kreatif. Selain itu, terdapat ancaman lain seperti kekhawatiran akan hilangnya beberapa lapangan pekerjaan dan kemungkinan risiko manusia dikendalikan oleh teknologi yang lebih pintar. Jadi, apakah kemudahan yang didapat saat ini merupakan sebuah anugerah atau bencana?
ADVERTISEMENT
Dalam perkuliahan, topik ini sering menjadi bahan diskusi di kelas Humas Digital bersama dosen pengampu mata kuliah, yakni Ibu Marshelia Gloria Narida, S.S., M.A. Diskusi tersebut membahas tentang kegiatan kehumasan yang bertujuan membangun dan menjalin hubungan baik dengan berbagai pihak terkait perusahaan atau organisasi untuk mencapai suatu tujuan. Kegiatan ini juga berfokus pada membentuk, meningkatkan, mempertahankan citra maupun reputasi . Saat ini, hubungan masyarakat (Humas) atau public relations (PR) beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Maka dari itu, lahirlah praktik Digital Public Relations atau Humas Digital (Satira dan Hidriani, 2021).
Pemanfaatan AI Pada Pekerjaan Humas Digital
Digital Public Relations merupakan kegiatan PR dengan media sebagai sarana untuk membangun, membentuk, mempertahankan citra dan reputasi perusahaan atau organisasi. PR memanfaatkan teknologi untuk mencapai tujuan mereka, yakni dalam hal riset, pengumpulan data, mengidentifikasi tren , dan lain sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa manusia hidup berdampingan dengan teknologi AI. Berdasarkan Chartered Institute Of Public Relations, terdapat beberapa pemanfaatan AI dalam kegiatan PR antara lain:
ADVERTISEMENT
1. Simplification (Penyederhanaan tugas)
Dalam hal ini, AI mempermudah Digital PR dalam menjalankan tugasnya, yakni menawarkan kepraktisan. Seperti database yang dapat digunakan PR untuk menyimpan dan mengatur informasi terkait publik atau stakeholder perusahaan/organisasi. Kemudian, perangkat wire service yang dapat digunakan PR untuk menyebarluaskan informasi ke media massa. Misalnya, ketika PR membuat siaran pers terkait perusahaan/organisasi dapat disebarluaskan dengan cepat kepada media sehingga menjangkau audiens secara luas. Berdasarkan hal tersebut kehadiran AI membantu tugas PR menjadi lebih sederhana atau mudah.
2. Listening and monitoring (Mendengar dan memantau)
Dalam hal ini, praktik Digital PR yakni mengetahui dan memahami apa yang dibicarakan orang mengenai merek perusahaan atau suatu organisasi di platform digital. Hadirnya AI memungkinkan Digital PR untuk memantau dan menganalisis sentimen publik, seperti apa yang dibicarakan orang lain mengenai perusahaan/organisasi, baik positif maupun negatif. AI juga membantu mengetahui reputasi perusahaan/organisasi di mata publik melalui komentar atau percakapan di platform media, serta mengetahui topik pembicaraan publik. Misalnya, perangkat AI seperti Brandwatch digunakan untuk menganalisis data dari berbagai platform media, Talkwalker untuk menganalisis dan memantau percakapan di berbagai platform media, Mention mempermudah mencari percakapan terkait merek, perusahaan, atau organisasi di platform media.
ADVERTISEMENT
3. Automation (Otomatisasi)
Tugas-tugas rutin yang biasanya dilakukan oleh Digital PR, seperti pemantauan media sosial, pembuatan content planner , penyampaian informasi, hingga analisis data, dapat diotomatisasi dengan AI. Hal ini dapat mempermudah pekerjaan Digital PR dan dapat meningkatkan layanan kepada audiens. Seperti adanya Chatbot yang dapat secara otomatis membalas pesan juga mengumpulkan feedback pelanggan. Selain itu, ada pula IFFFT yang menghubungkan aplikasi dengan layanan online . Misalnya, ketika Digital PR mempublikasikan artikel terkait perusahaan di blog perusahaan, artikel tersebut secara otomatis juga akan terpublikasikan di akun media sosial perusahaan.
4. AI for structured data (AI untuk data terstruktur)
Digital PR memiliki tugas dalam menganalisis data. Dalam hal ini, AI mampu mengukur dan membantu Digital PR dalam menganalisis data yang terstruktur, seperti traffic website atau media sosial, mencari key opinion leader (KOL) yang sesuai, pemberitaan terkait perusahaan atau organisasi, serta mengidentifikasi suatu tren. Kehadiran AI, seperti Google Analytics, memungkinkan untuk menganalisis perilaku pengguna, traffic, dan tindakan konsumen. Hal ini membantu PR dalam memahami interaksi publik di platform media perusahaan atau organisasi sehingga PR dapat mengembangkan atau mengoptimalkan konten untuk mencapai tujuan. Ada pula Newswhip dapat digunakan untuk memantau dan menganalisis pemberitaan terkait perusahaan atau organisasi, sementara Traackr dapat digunakan untuk mencari dan membangun komunikasi dengan KOL yang relevan. Dengan penggunaan AI tersebut, PR dapat mengerjakan tugas-tugasnya lebih efektif.
ADVERTISEMENT
5. AI for unstructured data (AI untuk data tidak terstruktur)
AI mampu mengukur dan membantu Digital PR dalam menganalisis data yang bersifat tidak terstruktur (tidak memiliki format baku), seperti komentar unggahan di media sosial dan opini pelanggan di platform media. Contoh AI ini adalah IQ Bot, dapat digunakan PR untuk membantu menganalisis sentimen publik melalui komentar, mengidentifikasi topik yang paling sering dibicarakan publik terkait perusahaan/organisasi, serta menganalisis kemungkinan isu yang akan terjadi.
AI sebagai "Anugerah" atau "Bencana"
Melihat pemanfaatan AI dalam pekerjaan Digital PR, kita perlu menyadari bahwa perkembangan teknologi seperti AI bukanlah bencana, bukan juga anugerah mutlak. AI sebagai suatu “bencana” terjadi ketika diri kita merasa tidak bisa hidup tanpa AI. Bergantung pada AI untuk mencari jawaban atau menyelesaikan tugas secara instan karena rasa malas adalah hal yang perlu dihindari. Alih-alih merasa terancam, AI harus dimanfaatkan untuk membantu dan mempermudah pekerjaan manusia karena pada dasarnya teknologi diciptakan untuk membantu manusia. Hal yang perlu diubah adalah cara kita berpikir dan memandang teknologi. Kita harus melihat AI sebagai “teman hidup” yang mendampingi kita, berpikir bahwa AI sebatas membantu, bukan menguasai kita, serta menggunakan AI dengan bijak tanpa terikat dan dikendalikan olehnya.
ADVERTISEMENT
Eugene Aurora Michella Kathalleya Satata, mahasiswa Universitas Kristen Indonesia
Referensi
Abdullah, A. (2020). Public Relations in The Era of Artificial Intelligence: Peluang atau Ancaman? Aristo, 8(2), 406. https://doi.org/10.24269/ars.v8i2.2629
Smith, Ronald D. 2021. Strategic Planning For Public Relations (sixth ed.). New York: Routledge.
Satira, Arini Ulfa dan Rossa Hidriani. (2021). Peran Penting Public Relations Di Era Digital. International Journal Sadida Islamic Communication Media Studies. Vol. 1. No. 1. h. 182.
J. Valin. Humans Still Needed : An Analysis Of Skills And Tools In Public Relations. Chartered Institute Of Public Relations, 2018.