Youtube vs Televisi, Siapa yang Lebih Tinggi?

Eugenia Stefani
Mahasiswa Semester 1 Jurnalistik Universitas Multimedia Nusantara
Konten dari Pengguna
5 Desember 2022 21:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Eugenia Stefani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Dokumen Penulis
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Dokumen Penulis
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Youtube, Youtube, Youtube Lebih dari TV, Boom!
Penggalan lagu rap “GGS – Ganteng Ganteng Swag” hasil kolaborasi Young Lex, Andovi, Dycal, Reza Oktovian, Kemal Palevi, Jovial tersebut sempat viral pada awal perilisannya pada 2016.
ADVERTISEMENT
Pada tahun tersebut, masyarakat mulai beralih dari televisi menuju Youtube sebagai platform digital penyedia konten-konten audio visual. Ketenaran Youtube pada masa itu membuat kaum muda tidak lagi menonton televisi dan menganggapnya ketinggalan zaman.
Namun, apa sebenarnya yang membuat pandangan itu muncul? Mengapa televisi ketinggalan zaman? Memang apa yang ditayangkan oleh lembaga penyiaran televisi? Apa yang membuat Youtube lebih menarik?
Bertahun-tahun yang lalu, televisi menjadi sarana utama bagi masyarakat untuk mendapatkan tayangan audio visual. Namun, kemajuan teknologi memudahkan masyarakat menyentuh platform-platform digital, salah satunya adalah Youtube.
Pengguna Youtube dan Televisi
Youtube dan televisi, keduanya masih banyak diminati masyarakat. Menurut sebuah survei oleh perusahaan media digital Defy pada 2014, lebih banyak remaja memilih menonton Youtube dibandingkan televisi.
ADVERTISEMENT
Melansir dari ITS News, konsumen berusia 13-24 tahun menghabiskan 11,3 jam per minggu untuk menonton video online. Sementara itu, mereka hanya menghabiskan 8,3 jam untuk menonton jadwal rutin televisi.
Siaran televisi lebih banyak diminati oleh orang dewasa. Kebanyakan dari mereka juga sebenarnya belum sepenuhnya memahami penggunaan Youtube atau platform digital lainnya.
Anak muda cenderung lebih mudah beradaptasi dengan hal baru. Teknologi sudah menjadi bidang keahlian bagi kaum muda. Selain itu, kemudahan untuk menonton di mana pun dan kapan pun menjadi alasan beralihnya milenial ke platform Youtube.
Penyaringan Tayangan
Anda pasti pernah mendengar tentang Lembaga Sensor Film (LSF) dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)? Ya, kedua lembaga tersebut berperan dalam menjadi filter bagi tayangan televisi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Lembaga Sensor Film (LSF) berperan menilai kelayakan suatu acara untuk ditayangkan di televisi. Keberadaan lembaga tersebut menjamin keamanan pada tayangan-tayangan yang disiarkan. Orang tua tidak perlu khawatir anaknya menonton televisi.
Selain LSF, ada juga Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang siap mewadahi aspirasi masyarakat dalam bidang penyiaran di televisi. Adanya kedua lembaga tersebut menjamin seluruh tayangan di televisi aman untuk semua umur.
Namun, meski tidak melibatkan LSF dan KPI, Youtube memiliki kebijakan mereka sendiri terkait keamanan penayangan konten di platform tersebut. Youtube memiliki age-restriction yang mampu menghalangi pengguna di bawah 18 tahun untuk menonton konten dewasa. Youtube juga menyediakan Youtube Kids yang ramah anak.
Adanya lembaga atau sistem keamanan di Youtube dan televisi ini nyatanya masih menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Misalnya di televisi. Orang merasa televisi lebih aman untuk anakanak karena tayangannya sudah diseleksi dengan standar keamanan yang jelas. Gambar atau ucapan orang di dalam tayangan televisi yang mengandung kekerasan, pornografi, dan kata-kata kasar dipotong dan tidak boleh ditayangkan.
ADVERTISEMENT
Namun, bagi sebagian orang, sistem sensor televisi di Indonesia terlalu berlebihan. Banyak orang menganggap ada beberapa saat ketika sensor di televisi justru mengganggu penonton menikmati acara.
Sebaliknya, di Youtube, meski sudah ada sistem age-restriction, keamanan konten-konten di Youtube belum tentu aman untuk anak-anak. Jika orang tua tidak mengontrol anak-anaknya, mereka bisa membuka konten apapun yang ada di Youtube. Bahkan meski konten tersebut sebenarnya bukan ditujukan untuk mereka.
Namun, orang dapat dengan mudah mengakses konten kesukaan mereka tanpa harus menyesuaikan jadwal seperti di televisi. Mereka juga bisa menyesuaikan diri dengan kontenkonten sesuai usia. Standar sensor konten di Youtube juga tidak terlalu ketat dan disesuaikan dengan pembuat konten masing-masing.
Youtube vs Televisi, Siapa yang Lebih Tinggi?
ADVERTISEMENT
Youtube ataupun televisi, keduanya merupakan media informasi. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Bedanya, televisi hanya bisa satu arah, sedangkan Youtube memberi ruang bagi penggunanya untuk berkomentar, kritik, dan saran melalui kolom komentar.
Beberapa orang juga menganggap Youtube lebih fleksibel dari pada televisi. Youtube bisa diakses dari handphone maupun gadget lain di mana saja dan kapan saja.
Namun, banyak aplikasi yang mampu menyiarkan tayangan televisi melalui handphone juga saat ini. Banyak pula saluran televisi yang mengunggah tayangan acaranya ke Youtube sehingga dapat dinikmati oleh para pengguna Youtube.
Dewasa ini, teknologi semakin dan akan terus berkembang. Youtube dan televisi sama-sama menampilkan konten-konten audio visual. Keduanya bisa sangat menguntungkan, tetapi juga bisa sangat merugikan. Semuanya tergantung pengguna memanfaatkan pilihannya.
ADVERTISEMENT
Meski banyak beralih ke medium baru, penikmat televisi akan tetap ada meski jumlah akan terusberkurang. Namun, Youtube dan televisi akan saling beriringan melengkapi perkembangan teknologi. Jadi, siapa yang lebih tinggi? Youtube atau televisi?