Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Psikologi Persepsi: Bagaimana Cara Manusia Mengindra Informasi Sensasi?
12 Desember 2023 12:13 WIB
Tulisan dari EUNIKE LAURA BR SIMANJUNTAK tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebagai manusia tentu kita ingin mengetahui cara kita mengindra dunia. Secara umum persepsi bukanlah cerminan langsung dari dunia nyata, tetapi lebih kepada suatu bentuk interpretasi yang diperkirakan. Persepsi muncul dari kerja otak yang kreatif dalam memaknai suatu hal. Untuk lebih lanjut memahami bagaimana cara kerja otak manusia dalam mengorganisasi dan mengindra sensasi, kita harus memahami satu per satu terlebih dahulu.

Apa itu sensasi dan persepsi?
ADVERTISEMENT
Sensasi adalah proses menerima energi stimulus dari lingkungan luar. Stimulus yang dimaksud berupa energi fisik, seperti cahaya, suara, tekstur, dan panas. Stimulus dapat dideteksi oleh organ tubuh, seperti mata, telinga, hidung, dan kulit. Energi fisik yang diterima menimbulkan aksi yang akan mengalirkan informasi mengenai stimulus melalui sistem saraf ke otak. Setelah sampai di otak, informasi bergerak ke bagian yang berhubungan dengan korteks serebrum, bagian ini yang berperan dalam mengatur persepsi (Pasupathy, 2006).
Pembentukan persepsi berlangsung setelah menerima stimulus dari lingkungannya. Persepsi adalah proses mengartikan informasi dan menemukan pola-pola dari sensoris untuk diberikan makna. Terdapat bagian-bagian tertentu pada tubuh kita yang akan memroses makna yang akan dihasilkan, seperti mata, hidung, telinga, dan kulit. Bagian tubuh tersebut memiliki peran penting, telinga dapat berfungsi untuk mendengar lalu memberikan respons melalui persepsi. Selain itu, saat memejamkan mata kita akan dapat lebih merasakan keadaan sekitar. Mata juga sering disebut dengan “jendela hati” karena dengan mata kita dapat melihat yang ada di dunia nyata dan juga di dunia maya lalu akan membentuk persepsi terhadap hal yang dilihat.
ADVERTISEMENT
Bagaimana informasi sensoris bisa menjadi persepsi?
Sensoris yang akan diproses otak tidak hanya bekerja sendirian, tetapi juga memiliki reseptor sensoris. Reseptor sensoris adalah sel-sel yang bekerja khusus untuk mendeteksi informasi dari stimulus dan mengirimkannya ke saraf sensoris dan otak. Dia merupakan jalan awal untuk otak dan sistem saraf terhadap dunia luar. Dalam menerima stimulus reseptor sensoris bersifat selektif. Setelah reseptor sensoris menerima informasi dari luar, sinyal sensoris sebagain besar melewati talamus yang berada di otak. Sinyal stimulus yang diterima kemudian diteruskan ke daerah sensoris pada korteks serebrum lalu dimodifikasi dan disebarkan melalui jaringan neuron yang lain pada otak.
Cara Memproses Persepsi Pada Sistem Visual
Mata dapat merespons cahaya dalam rentang yang sempit (400-700 nm). Cahaya melewati kornea dan lensa menuju retina. Fovea pada retina hanya mengandung kerucut (yang bereaksi pada warna) dan menajamkan detail gambar. Sel ganglion menginterpretasikan informasi visual yang datang dan mengirimkannya ke otak. Proses visualisasi dimulai dari saraf optic yang memancarkan impuls saraf ke otak. Impuls ini berpisah di chiasma optic sehingga apa yang kita lihat pada medan penglihatan kiri diproses di otak sebelah kanan dan sebaliknya. Pada lobus oksipital dari korteks serebrum, informasi ini diintegrasikan dengan melibatkan deteksi fitur pemrosesan paralel dan penyatuan.
ADVERTISEMENT
Cara Memproses Persepsi Pada Sistem Auditori
Stimulus pada pendengaran terjadi karena adanya perubahan tekanan. Di mana telinga terluar terdiri dari liang telinga, saluran telinga. Telinga tengah terdiri dari membrane tympani dan tulang-tulang pendengaran. Sementara telinga dalam terdiri dari cochlea basilar membrane yang berfungsi sebagai reseptor pendengaran. Informasi mengenai gelombang suara bergerak dari sel rambut menuju saraf auditor, yang membawa informasi menuju bagian auditor otak.
Cara Memproses Persepsi Pada Indra Kulit, Hidung, dan Lidah
Kulit dapat merasakan sensasi tekanan dan temperatur. Kulit juga merasakan adanya sensasi perbedaan suhu panas dan dingin beraktivitasnya reseptor panas dan dingin menghasilkan impuls listrik, ketika dingin suhu di kulit menjadi dingin begitu pula sebaliknya. Selain itu, kulit juga dapat merasakan rasa sakit (sensasi yang memberikan peringatan bahwa adanya kerusakan pada tubuh). Ada dua jalur saraf, yaitu cepat dan lambat dalam menyalurkan rasa sakit.
ADVERTISEMENT
Stimulus penciuman dibantu oleh udara yang masuk melalui rongga hidung. Ketika silia di hidung dan reseptor bersentuhan karena adanya sensasi bau maka energi tersebut akan diubah menjadi impuls Listrik lalu mengalami transduksi. Impuls ini berjalan sepanjang serabut saraf ke olfactory bulb dan olfactory cortex yang terhubung di dalam lobus temporal.
Pada indra perasa stimulus bekerja di lidah melalui papila. Banyak reseptor perasa berkelompok di lidah yang disebut tasted buds. Sensitivitas setiap bagian perasa dapat memberikan sensasi satu atau kombinasi dari empat kualitas rasa yang mendasar. Ketika masing-masing serabut saraf berespon terhadap empat rasa dasar maka hanya akan memberikan satu respons dari keempat pilihan.
Dengan demikian, dapat kita ketahui bahwa munculnya persepsi berasal dari sensoris yang diterima dari energi fisik atau stimulus dari luar. Yang berperan dalam menerima stimulus tersebut adalah organ tubuh, seperti mata, telinga, hidung, dan kulit. Masing-masing organ tubuh bekerja melalui jalur dan cara yang berbeda. Hasil dari proses otak dalam memaknai stimulus yang diterima itulah yang disebut dengan persepsi.
ADVERTISEMENT
Oleh: Eunike Laura Br Simanjuntak
Mahasiswa Psikologi Universitas Brawijaya, Malang.
Referensi
King, L. A. (2010). Psikologi Umum: Sebuah Pandangan Apresiatif (Buku 1 ed.). Salemba Humanika.
Dania, I. A. (2021, Januari Kamis). SENSASI, PERSEPSI, KOGNITIF. Ibnu Sina: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan-Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara, 20. https://doi.org/10.30743/ibnusina.v20i1.59