Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Ketidakseimbangan Konsumsi dan Pemasukan dalam Ekonomi Kapitalis
2 April 2022 15:06 WIB
Tulisan dari Eva Septya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kesesuaian antara pemasukan dan konsumsi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen individu, permintaan akan bertambah jika pemasukan bertambah dan permintaan akan berkurang jika pemasukan menurun.
ADVERTISEMENT
Sesungguhnya kesesuaian antara konsumsi dan pemasukan memiliki dalil - dalil yang jelas dalam perekonomian islam, kesesuaian konsumsi dengan pemasukan dalam ekonomi islam sangat berbeda dengan ekonomi kapitalis dalam beberapa hal.
Pertama, ekonomi islam menilai keluasan dalam konsumsi disebabkan bertambahnya pemasukan sebagai bentuk menampakkan nikmat Allah kepada hambanya. Sesungguhnya mensyukuri nikmat Allah adalah dengan menampakkannya dan tanda kufur adalah dengan menyembunyikannya.
Kedua, perilaku konsumtif bagi seorang muslim akan menjadikan istiqomah dalam kondisi bertambahnya pemasukan dan jika menurunnya penghasilan sebab ketika pemasukan bertambah, maka tidak boleh disertai dengan sikap sombong dan pemborosan.
Sebaliknya menurunnya pemasukan dan dampaknya dalam penurunan konsumsi tidak boleh menyebabkan kepada meremehkan nikmat Allah. Akan tetapi, seorang muslim dalam kondisi tersebut harus komitmen dengan tuntunan Nabi.
ADVERTISEMENT
Sesungguhnya manusia ketika membandingkan kondisi dirinya dengan orang yang lebih tinggi darinya dalam pemasukan, maka dia akan merasa kekurangan walaupun pemasukannya mencukupi kebutuhannya atau lebih tinggi darinya.
Hal seperti ini telah diisyaratkan dalam pengarahan Umar Ra "wahai kaum muhajirin janganlah kamu memperbanyak masuk kepada ahli dunia karena sesungguhnya itu akan menyebabkan kalian mengutuk rezeki kalian".
Oleh karena itu termasuk pendidikan bagi seorang muslim agar tidak membandingkan pemasukannya dengan pemasukan orang yang lebih tinggi daripada dirinya dan mengarahkannya kepada membandingkan pemasukannya dengan pemasukan orang yang lebih sedikit darinya.
Hal inilah yang akan dapat mengurangi tersebarnya fenomena perasaan miskin relatif di dalam masyarakat islam. Sebagaimana pendidikan seperti itu juga akan mengikis upaya mengikuti pola konsumtif orang - orang kaya, mengarahkan pemasukan untuk memperluas konsumsi dan memalingkannya pada bidang - bidang yang lebih penting daripada hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Ketiga, sesungguhnya bertambahnya permintaan sebab bertambahnya pemasukan dalam ekonomi kapitalis, dimaksudkan untuk pembelanjaan seseorang terhadap dirinya tanpa mempedulikan orang lain, inilah pandangan egois yang menjadikan landasan penyelesaian perilaku konsumtif dalam ekonomi kapitalis barat.
Adapun dalam ekonomi islam maka seorang muslim akan bertambah tanggung jawabnya ketika bertambah pemasukannya agar menjadikan pintu kebaikan, yang pertama dalam tanggung jawab tersebut adalah keluarga, lalu kerabat dekat, kemudian tetangga, kemudian meluas sedikit demi sedikit hingga mencakup umat manusia.
Keempat, sesungguhnya konsumen non muslim dapat memperluas konsumsinya setiap kali pemasukannya bertambah selama dia memiliki keinginan dalam hal tersebut, sebab teori kapitalis memberinya kebebasan menggunakan pemasukannya apa saja yang dikehendakinya.
Sedangkan dalam ekonomi islam, kesesuaian antara konsumsi dan pemasukan adalah tidak berarti bertambahnya konsumsi dengan tanpa batasan setiap bertambahnya pemasukan. Bahkan bertambahnya konsumsi tidak boleh sampai pada batas pemborosan.
ADVERTISEMENT
Demikianlah pula pemasukan seorang muslim kurang dari mencukupi kebutuhannya maka syariat mewujudkan sarana untuk mengikutinya. Begitupun kesesuaian pemasukan dan konsumsi dalam islam, semua ini hanya akan terwujud dalam penerapan sistem ekonomi dan politik islam bukan dalam ekonomi kapitalisme.