Konten dari Pengguna

Makanan Take Away, Pilihan Utama Masyarakat China

eva situmorang
Pekerja biasa yang sedang menjalani kehidupan sebaik mugkin
17 April 2018 16:10 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari eva situmorang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Makanan Take Away, Pilihan Utama Masyarakat China
zoom-in-whitePerbesar
Lebih dari 60% penduduk China mengonsumsi makanan take away sebanyak dua kali seminggu dan mereka berharap kualitas makanan dapat lebih terjamin. Hal ini didapatkan dari survei China Youth Daily dan wenjuan.com kepada sekitar 2.005 orang.
ADVERTISEMENT
Sebanyak 64,9% dari responden memakan makanan take away setidaknya dua kali seminggu, sementara 52,4% menganggap makanan take away tidak sehat. Survei dilakukan pada pasangan menikah dan lajang, sebanyak 57,7% responden telah menikah dan 23,5% adalah lajang.
Sekitar 55,6% responden mengakui bahwa sulit untuk berhenti membeli makanan take away, dan sebanyak 63,8% berharap kualitas makanan dapat ditingkatkan terutama jaminan kesehatan dari minyak dan bumbu makanan yang dipakai oleh restoran.
Seorang responden bernama Wang Wei, seorang mahasiswa lulusan Renmin University of China membeli makanan take away setiap siang dan juga pada sore hari saat akhir pekan. Menurut Wang Wei, makanan take away sangat mudah dipesan, jenisnya banyak, dan harganya tidak mahal.
ADVERTISEMENT
Saat responden ditanya mengenai frekuensi membeli makanan take away, sebanyak 4,7% menyatakan dua atau tiga kali sehari, 14,4% sekali sehari, 45,8% memesan makanan take away tiga atau dua kali seminggu dan 13,9% memesan sekali seminggu.
Survei juga menunjukan ada beberapa alasan para responden memilih makanan take away, sebesar 55,9% responden mempunyai jadwal yang padat, 36,7% responden menjawab karena harga yang lebih murah dari makan di restoran dan 30,9% responden merasa restoran yang mereka sukai terlalu jauh dari tempat tinggal, terakhir, 28,9% responden senang take away karena bisa makan di rumah sambil nonton televisi.
Tren ini bisa disebabkan karena semakin sibuknya jam kerja di China sehingga menyebabkan kurangnya waktu untuk memasak makanan saat pulang kerja yang kemungkinan sudah malam hari dan keesokan harinya harus bangun pagi untuk kembali bekerja.
ADVERTISEMENT
Melihat tren ini, selain isu kesehatan makanan, hal lain yang perlu diperhatikan adalah bagaimana mengolah sampah dari bungkus makanan yang jumlahnya semakin banyak dan belum tentu ramah lingkungan. Bagaimana dengan kalian, seberapa sering pesan makanan take away?