Bekerja dan Terus Memberikan ASI? Bukan Masalah

Eva Fitri Yuanita
dikenal melalui tagar #materikaeva seorang ASN muda yang berprofesi sebagai penyuluh bahaya narkoba untuk lingkungan pendidikan Indonesia Bersinar - Bersih Narkoba
Konten dari Pengguna
10 Juni 2021 15:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Eva Fitri Yuanita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
foto busy mom working pumping-breastmilk. sumber : freepik
zoom-in-whitePerbesar
foto busy mom working pumping-breastmilk. sumber : freepik
ADVERTISEMENT
Ketika seorang wanita bekerja dan memiliki bayi sejatinya akan menjadi seorang ibu. Dengan demikian dia mempunyai tanggung jawab bekerja dan juga tanggung jawab untuk memberikan hak si bayi mendapatkan air susu ibu (ASI) sampai dua tahun nanti. Pastinya hal ini merupakan salah satu fase yang harus disiapkan dengan baik.
ADVERTISEMENT
Seorang ibu baru sangat membutuhkan dukungan dari lingkungan sekitarnya. Teringat saat baru mempunyai anak pertama saya dulu, informasi tentang cara menyimpan asi masih belum begitu mudah didapatkan. Perasaan hati pun semacam campur aduk antara meninggalkan anak di rumah dengan pekerjaan yang harus diselesaikan di kantor dan juga menyiapkan waktu untuk menyimpan asi perahan (asip) di sela-sela pekerjaan kantor.
Betapa penting dukungan tempat kerja untuk ibu menyusui ini karena bukan hanya support berupa semangat akan tetapi juga berupa tempat untuk melakukan penyimpanan asip di kantor atau ruang laktasi. Dukungan ini sangat berarti bagi sang ibu dan juga bayi yang mendapatkan asip karena dapat meningkatkan kelekatan yang baik antara ibu dan bayi sehingga tumbuh kehangatan dan kedekatan emosi keduanya.
ADVERTISEMENT
Lagi-lagi teringat saat kesulitan mencari tempat untuk melakukan pumping (memerah asi), padahal menurut pasal 83 Undang Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pekerja perempuan harus diberi kesempatan untuk menyusui anaknya jika harus dilakukan selama waktu kerja maupun mendorong terkait penyediaan fasilitas khusus baik di tempat kerja dan tempat sarana umum.
Tahun berjalan dan semakin banyak pula informasi tentang pentingnya ruang laktasi di tempat kerja. Kami pun didukung dengan adanya ruang laktasi. Meskipun ruang ini kecil, akan tetapi dukungan dari pimpinan saat itu sangat bermakna bagi para ibu bekerja yang masih menyusui. Ruang ini silih berganti dipakai oleh para ibu menyusui untuk memerah asip. Selain itu, di sini pula terdapat silaturahmi dan dukungan dari sesama ibu menyusui yang bekerja.
ADVERTISEMENT
Suasana dan bentuk ruang laktasi di tiap-tiap lembaga juga beragam. Ada yang difasilitasi dengan lemari pendingin yang besar, ada yang memiliki kursi empuk nan nyaman yang membuat ibu merasa relaks saat memerah asip, ada juga yang menyiapkan mesin air minum maupun tempat untuk cuci tangan di ruangan tersebut maupun Bersama siapkan cadangan kantung asip, stiker label maupun alat steril untuk botol yang akan diisi asi perah nanti.
Bersama merapikan kulkas tempat meletakkan asi perahan yang akan dibawa pulang untuk oleh-oleh kesayangan, saling mengingatkan untuk menuliskan waktu pumping di botol ataupun plastik asip, diskusi tentang masalah seputar bayi dan juga dukungan untuk tetap memberikan asi sampai usia 2 tahun.
Pernah pada satu kesempatan, komunitas ibu menyusui di kantor kami mengikuti program yang disponsori salah satu produk alat pumping di bilangan Jakarta. Kami, para ibu menyusui, Bersama-sama menuju lokasi acara dengan menggunakan bus dalam suasana yang penuh kehangatan. Perbedaan satuan kerja tidak menjadikan sebuah halangan untuk tetap bersilaturahmi karena semua merasa satu rasa sebagai ibu bekerja yang menyusui.
ADVERTISEMENT
Saat ibu bekerja harus mengikuti pendidikan dan pelatihan di tempat diklat yang jauh dari kantor tapi tetap harus mengirimkan asip untuk sang bayi, berbagai hal dilakukan agar sang bayi tetap mendapatkan asip. Peran ayah juga sangat penting di sini. Ketika asip dikirimkan dengan menggunakan tas khusus yang tahan dingin dari yang berjarak lumayan jauh dari kantor, ayah siap sedia untuk menerima kiriman cinta tersebut dan membawa pulang untuk di berikan ke bayi di rumah.
ilustrasi pesawat oleh cameron. sumber : pexels.com
Tips Membawa Asip di Perjalanan
Ketika ibu harus melakukan dinas ke luar daerah maupun luar negeri, membawa asip di pesawat merupakan hal yang dibolehkan. Berikut tips untuk membawa asip saat di perjalanan :
1. Siapkan alat pumping dan perlengkapan asip lainnya seperti plastik asip, hand sanitizer, ice pack, stiker label, dan alat tulisnya.
ADVERTISEMENT
2. Ibu yang akan membawanya ke dalam kabin pesawat dapat menggunakan tas atau kotak pendingin yang ditambah ice pack. Aturan di pesawat untuk batas dibolehkannya membawa cairan adalah 100ml. Tapi untuk asip ibu akan merasa begitu spesial karena bisa dibawa masuk ke kabin.
3. Jika penerbangan ibu lebih dari 1 jam baiknya asip dibekukan terlebih dahulu. Pastikan ibu menuliskan label tanggal perah dan juga nama si buah hati di label tersebut dan tempelkan di kantung asip / botol asip.
4. Asip beku juga bisa dimasukkan dalam bagasi dengan di bungkus satu persatu supaya tidak tumpah dan tentunya berbekal ice pack kemudian di tata dalam satu tas khusus tahan dingin untuk asip beku tersebut.
ADVERTISEMENT
Meski dibekukan, nilai gizi asi perah masih jauh lebih baik dibandingkan susu formula. Bagaimanapun sesampai di rumah yang terbaik bagi sang bayi adalah dengan disusui langsung. Untuk ibu bekerja yang masih harus menyusui, tetap semangat untuk memerah asi memberikan yang terbaik bagi si buah hati.
Ilustrasi alat pompa ASI. Foto: Getty Images